V. Kabar Buruk

2.6K 328 41
                                    

Setelah Yushi berjumpa dengan Zishu. Entah mengapa dirinya menjadi sedikit kesal. Dia merasa calon selir kedua Jhuwen terlalu lemah. Walaupun ia tidak tau apa yang menyebabkan Zishu bersedih. Tetapi tetap saja alasan dibalik semua itu pasti tidak akan masuk akal. Belum lagi dengan sikap Fengjiu yang membela Zishu. Membuat Yushi semakin tidak menyukai Zishu. Namun karena mengingat bahwa kaisar membutuhkan istri Zhou. Yushi tidak dapat berbuat apa - apa.

Sesampai di paviliun, Qiao Luohan membuka pembicaraan keduanya. Katanya "Yang mulia, jangan terlalu raut dalam emosi. Biarkan saja dia begitu. Bukankah itu suatu bukti bahwa yang mulia kaisar tidak menyukainya ?"

"Seperti itukah menurut mu ?" tanya balik Ling Yushi kepada pelayan pribadinya.

"Menikah dengan yang mulia kaisar adalah sebuah penghormatan tinggi. Sekalipun menjadi selir ke-100 tidak masalah untuk orang Jhuwen. Sebab itu bisa disimpulkan bahwa Zhou Zishu bersedih karena yang mulia kaisar terpaksa untuk menikahnya bukan karena alasan mencintai" jawab pelayan pribadinya.

"Kau benar Luohan! Kaisar tidak mungkin menyukainya. Apalagi untuk mencintai seorang pria. Bukankah itu menjijikan ? Hahaha. Sudahlah, aku tidak ingin membicarakan pria cengeng itu !" ketus Ling Yushi.

"Baik yang mulia. Lagi pula dia memang tidak penting !"

-----👑-----

Setelah perjumpaan pertama mereka. Bai Fengjiu mengajak Zhou Zishu untuk menemaninya mengelilingi istana. Dia pun menyetujui hal itu. Ditemani beberapa pelayan bersama mereka. Keduanya saling berbicara sambil berjalan santai. Hati Zhou Zishu menjadi sedikit terhibur. Dia bersyukur masih ada orang yang peduli padanya di istana. Permaisuri Agung Jhuwen memang seorang wanita terhormat dan juga baik hati. Bai Fengjiu pantas menjadi wanita nomor satu di Jhuwen.

"Aku tidak sabar menantikan putra mahkota. Anak itu pasti sangat mirip dengan ayahnya" ucap Bai Fengjiu sambil tersenyum memandang Zhou Zishu.

Tiba - tiba Permaisuri Bai berhenti berjalan, membuat langkahnya juga terhenti. Sekarang permaisuri menatap Zhou Zishu dengan dalam. Wajahnya sedikit terangkat oleh tinggi Zishu. Selisih tinggi keduanya tidaklah terlalu jauh. Dengan hati - hati, tangan lentiknya menyentuh wajah calon selir kedua Jhuwen.

"Yang mulia, apa yang hendak kau lakukan ?!" Zhou Zishu panik.

Tertawa kecil lalu melepaskan tangannya dari wajah Zishu "Kau ragu ! Apa yang membuat mu ragu ? Apakah kau ragu mempunyai seorang anak ?"

Zhou Zishu diam membeku. Tenyata Bai Fengjiu dapat membaca isi hatinya.

"Awalnya aku juga berpikir seperti itu. Aku mengira ini hanya bualan Penyihir Agung. Tetapi setelah dia berhasil menemukanmu. Membuat aku menjadi percaya bahwa kaisar akan mendapatkan anak dari Zhou. Jadi buanglah keraguan itu. Tenang saja, aku akan selalu berada di samping mu" ucap Bai Fengjiu lagi kepadanya.

Zhou Zishu tidak menjawab apa - apa. Dia hanya tersenyum memandang Bai Fengjiu.

Tiba - tiba dari belakang muncullah pelayan pribadi permaisuri Bai. Xuan Nu berlari tergesa - gesa ke arahnya.
"Maaf telah mengganggu yang mulia. Ada hal penting yang ingin ku sampaikan !"

"Apa itu? Katakanlah" jawab Fengjiu.

"Sekarang ibu yang mulia sudah menunggu di paviliun. Nyonya Bai ingin membicarakan hal penting mengenai perjamuan wanita bangsawan"

"Mengapa begitu tergesa - gesa ? Zishu, bisakah kau menunggu sebentar ? Seharusnya bukan hari ini ibu datang. Tunggulah sebentar. Setelah berjumpa dengan ibu, aku segera kembali !"

"Tapi yang mulia..."

Bai Fengjiu pergi dengan cepat tanpa mendengarkan ucapan Zhou Zishu. Dia ditinggalkan bersama dua gadis pelayan itu.
Dengan ragu Zhou Zishu berbicara kepada salah satu gadis tersebut. "Bisakah kita kembali ke kamar ? Aku belum terbiasa dengan lingkungan istana"

Queen of Omega (WenZhou) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang