Bintang yang bersinar

5.9K 277 11
                                    

"Dan penghargaan Grand pix tahun 2023 ini jatuh kepada.... Huang Renjun. Selamat!" Suara teriakan suka cita menyambut sang idola berjalan dengan penuh senyum ke atas panggung. Mata indahnya berkaca seakan tak percaya gelar ini ia dapatkan kembali di tahun ini, setelah tahun kemarin gelar perhargaan utama ia dapatkan. Ia menerima piala itu dengan begitu ramah dari pembaca nominasi pemenang. Senyum indahnya tak pernah lepas dari sosok yang sangat di cintai banyak orang saat ini.

"Sebelumnya saya ingin mengucapkan terimakasih kepada para pendukung saya yang selalu mendukung saya selama ini, Renchin! kalian luar biasa, aku cinta kalian. Kepada staff yang bertugas, dan pihak agency yang menyokong saya. Usaha yang saya lakukan selama ini menghasilkan sesuatu yang indah berkat kalian juga. Mari terus beri kenangan yang indah." Semua kembali bersorak untuk Huang Renjun, seakan menyutujui memang ia pantas menerima penghargaan itu.

Namanya pun kembali tranding di pencarian, sosok bintang yang sedang bersinar memuncaki setiap chart saat merilis lagu. Si polos yang ceria dan ramah, begitulah para penggemar menjulukinya.

Renjun penyanyi solo asuhan Shine Bright Ent. yang di debutkan 3 tahun lalu. Namanya langsung melejit pesat dengan karakter yang diberikan agency untuknya. Tanpa banyak yang tau sifat aslinya yang pemarah dan sering tak sabar, bahkan ia sosok yang cukup ambisius untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.

usianya baru beranjak 21 tahun namun karena tubuh mungilnya banyak yang menduga ia masih 14 tahun dan itu selalu menjadi bahan candaan untuk para fansnya meski jujur saja ia tak suka. Ia bukan anak kecil yang harus selalu dibayikan, pikirnya.

"Renjun ah, sepertinya kita harus ke kantor sekarang." Ujar manager Renjun usai menerima pesan dari ponselnya.

"kenapa Hyung?" Jawab Renjun yang sedang asik menikmati potato twist yang ia beli tadi. Ralat, yang belikan itu Doyoung, managernya. Renjun tak suka mengantri dan pasti banyak yang akan menghampirinya.

"ada hal penting yang ingin dibicarakan."

"Kita tidak bisa makan dulu? aku laper hyung, acara tadi tidak memberiku makan sama sekali. aku tak mau lagi jadi bintang tamu di sana." keluh Renjun yang sempat menghela napas jengkel.

"Kecil-kecil makan mu banyak sekali sih. kamu sudah habis makan 1 sosis jumbo loh, sekarang makan itu, apa masih kurang?"

"Ini camilan hyung, bukan makan. aku mau malatang hyung~" Rengek Renjun.

"terserah, Renjun. Nanti pulang kita makan, sekarang kita ke kantor dulu." Renjun memajukan bibirnya sambil kembali melahap dengan kesal camilannya.

*

*

*

"Apa!" Suara Renjun cukup memekik di ruangan tersebut usai mendengar berita yang ia dapat. "Hwejangnim..."

"ini sudah menjadi keputusan darinya."

"Tapi kan, pertengahan tahun nanti aku comeback!"

"Tenang Renjun, kami sudah menyiapkan produser baru untuk mu, dan akan menciptakan lagu-lagu terbaik."

Renjun menghela napas tak yakin, bahkan merasa sangat jengkel saat ini. Sosok produser misterius yang selalu menuliskan dan mengaransemen lagu untuknya tiba-tiba saja bilang ingin berhenti membuatkannya lagu.

Jujur saja Renjun cukup salut, karena setiap lagu yang dibuatnya selalu booming dan masuk chart. Sejenius itu sosok yang memiliki nama Jamal dalam karyanya.

Renjun agak malas menyebutkan nama yang baginya aneh itu, bahkan bayangannya nama Jamal itu pasti tua, gendut dan jelek. Maka dari itu ia enggan memunculkan diri.

"Baiklah, aku akan bekerja dengan produser baru." Finalnya.

Sepanjang perjalan pulang menuju apartemennya, Renjun sibuk memakan camilan yang ia dapat dari luar negeri.
Camilan dari keripik singkong, yang memiliki varian rasa yang kuat. Baginya itu sangat lezat dan tak ingin berhenti untuk memakannya.

"Padahal kau habis makan, tapi mesin penggiling itu tidak mau berhenti." Sindir Doyoung, managernya yang duduk di sebelah Renjun.

"Ini enak, aku lama sekali menunggu snack ini sampai kesini."

"Jangan terlalu banyak makan makanan seperti itu, nanti kau radang. ingat beberapa minggu lagi kau mau rekaman lagu untuk album barumu." omel Doyoung yang tak di gubris Renjun.

"Aku habiskan satu bungkus ini saja, nanti sudah." dalihnya, padahal satu bungkus yang ia makan itu ukuran jumbo.

"Hyung, Kau pernah lihat si Jamal itu?"

Doyoung menggeleng kepala sebagai jawaban. Ia pun cukup penasaran, mengapa orang itu tak pernah memunculkan dirinya sama sekali. Padahal namanya sering muncul di beberapa album penyanyi terkenal lain. Ia juga pernah iseng-iseng bertanya pada rekan-rekannya di kantor atau temannya perusahaan lain, pun tak ada yang pernah melihat sosok jenius itu.

"Jangan-jangan dia jelek, makanya tidak mau dilihat orang." Celetuk Renjun namun langsung dihadiahkan pukulan dari Doyoung.

"Hush! kau jangan sembarangan ngomong dan nilai orang lain seperti itu."

"Ya habisnya apa dong? Dan kenapa juga tiba-tiba ingin berhenti untuk mengerjakan proyek-proyekku?"

"Ya mungkin dia sudah tua dan ingin mengurangi sedikit demi sedikit beban kerjanya."

"Hyung juga sok tau weeeeeeeq. Emang hyung udah pernah liat kalau dia itu tua?" Renjun menjulurkan lidah ke arah sosok yang sudah seperti kakaknya itu.

"ya kan munkin aja!"

"Kita sama weeeeeq, suka sembarangan ngomong weeeeq." Doyoung menghela napas menahan emosinya. ya, Renjun memang sering bertingkah seperti ini meski ia sudah 21th. Cukup lelah untuk Doyoung menguruh anak seperti Renjun. Untung saja hanya satu orang, bila bertujuh mungkin Doyoung memilih Resign.

*

*

*

"Hi, My Name is Mark." Renjun hanya tersenyum canggung saat menjabat sosok produser barunya ini. Terlebih ia menggunakan bahasa inggris yang menjadi kelemahannya.

"Mari kita berkerja sama." ucapnya lagi, membuat raut wajah Renjun berubah seketika. Ternyata dia juga bisa berbahasa yang sama dengannya.

Hal itu jelas menyita perhatian Mark yang langsung mengusak rambut Renjun.

"Kau memang asli menggemaskan ternyata." Renjun masih tak merespon, ia hanya terus tersenyum canggung.

"Tidak usah malu seperti itu, aku janji akan membuatkan lagu-lagu yang bagus untukmu."

"Terimakasih." Renjun menguntai senyum terbaiknya, ia pun menatap penuh harap pada sosok produser barunya, ia cukup takut bila di beri lagu yang susah dinyanyikan.

"Serahkan padaku, aku tak kalah hebat dari si Jamal itu."

ya... itu pun yang Renjun inginkan juga.


TBC~



Hehe

Be mine  [Jaeren] [DEWASA] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang