Perjanjian

1.8K 195 11
                                    

"Bodoh bodoh bodoh, Huang Renjun bodoh! kenapa tidak di keluarkan aaakhhh aku malu. Mereka semua jadi liat, bagaimana bisa aku bertemu dengan mereka lagi." Renjun terus menggerutu di balik bilik kamar mandi.

Ia tak mengerti mengapa ia merasa penasaran saat dan justru berakhir  keterusan membacanya sejauh itu.

"Siapa suruh ceritanya bagus, lagi pula adegan itu cuma selingan." Gumamnya.

"Renjun ah! kau di dalam."

"Iya hyung." Jawab Renjun lemas lalu keluar dari bilik kamar mandi dengan wajah yang masih semerah tomat. Bukannya marah, Doyoung justru tertawa melihat Renjun yang terus saja menunduk.

"Hyung~ jangan ketawa!"

"Lagian kamu ada-ada aja liat-liat seperti itu."

"Ya... cuma penasaran."

"Emang kamu suka yang seperti itu?" Goda Doyoung.

"Hyung~ tidak seperti itu."

"Hahaha ya sudah, aku ingin memberitaumu sesuatu. tapi jangan disini." Doyoung menarik Renjun dari toilet untuk kembali ke ruangan. ia pun menjelaskan bahwa Renjun akan berkolaborasi dengan penyanyi baru nantinya.

"Masih Mark hyung yang memproduksi?" Doyoung mengangguk sebagai jawaban.

"hyung, andai Jamal mau membuatkan aku lagu lagi tapi bersyarat gimana?"

"bersyarat? maksudmu?"

"melayaninya..."

"Jadi pembantu?"

"euuung ia mungkin..." dusta renjun yang hampir mengatai managernya itu. 

"Kenapa harus jadi pembantunya dia? emang dia gak punya pelayan di rumahnya?"

Renjun tercekat, entah harus bagaimana menjelaskannya.

"Tapi kalau hanya jadi pelayan sepertinya tidak buruk juga. mungkin karena dia sudah tua jadi tidak ada yang ngurus, kataku sih gak masalah. tapi untuk film BL ini... lebih baik kau menolaknya. ini akan langsung menjatuhkan imej mu. ya, sebagai public figure kamu memang harus profesional, tapi melihatmu di pertontonkan dengan adengan seperti itu aku yang... ah renjun aku tidak rela melihat wajah bayi mu tiba-tiba membinal."

"hyung..." Renjun hanya bisa menggeleng dengan apa yang ada di pikiran Doyoung saat ini. "tolong berhenti membayi-bayi kan diriku."

"ya ya, tapi Renjun pikirkan baik-baik asumsi public, kau itu mudah stress dan sangat mudah tersinggung. kalau jadi pelayan si jamal itu tak akan ada yang tau juga iya kan?"

Renjun mengangguk, sedikit membenarkan pemikiran Managernya meski berbeda situasi. andai Doyoung tau arti melayani sesungguhnya sosok Jamal yang asli itu. Pasti dia akan teriak-teriak lagi menolaknya.

Pria kelahiran maret itu kini bergulat dengan batinnya setelah mengirim pesan pada Jaehyun bahwa ia ingin berkunjung. Ia masih mematung di depan pintu sebelum memutuskan untuk memencet bel.

"Kau harus bisa, kau harus kembalikan tahtamu agar bisa menjadi posisi teratas Huang Renjun. Jangan takut!" Ia merapal seakan mengucapkan mantra, lalu menekan dua kali bel pintu milik Jaehyun.

Tak ada hitungan lama sosok pemilik yang tampak rupawan itu pun keluar dengan setelan kemeja yang terbuka kancing di kerahnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Be mine  [Jaeren] [DEWASA] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang