Harapan

2.3K 215 3
                                    

Renjun merebahkan diri di tempat tidur usai proses rekaman lagu yang memakan beberapa minggu untuk full albumnya ini. Cukup melelahkan, pikirnya, karena lagu-lagu yang akan ia nyanyikan di album kali ini memiliki konsep yang berbeda dari album-album sebelumnya. 

Ya, mungkin ini sebagai trobosan baru dengan warna musik yang berbeda, namun baginya cukup sulit dinyanyikan untuk seorang diri. Hal lain yang lebih mengganggunya adalah ranah publik, apakah mereka akan menerima lagu-lagu yang dibawakannya kali ini? 

Renjun menghela napas, mencoba membuang semua asumsi awalnya yang membuat ia resah. Ia hanya berharap semua akan tetap berjalan dengan lancar, karena ia pun tau, sangat sulit untuk mempertahankan sesuatu yang sudah didapatkan meski dengan pengorbanan dan susah payah. 

Hingga tiba saat dirilis album ke 6 miliknya, reaksi yang diberikan penggemar cukup beragam saat teaser dari music video dikeluarkan. ada yang terlihat begitu antusias, bahkan tak sedikit yang bilang bahwa lagunya saat ini terdengar aneh dan kurang pas untuk Renjun. 

Ia menelan semua rasa gugup itu, dan mencoba melihat lebih jelas reaksi mereka hari ini.   

'aneh!!'

'tidak enak sama sekali'

'ini lagu apa?'

'kenapa bayi kami menyanyikan lagu ini?'

'aku lebih suka lagu di album sebelumnya'

Dari ribuan komentar yang terlampir, entah kenapa Renjun seperti hanya bisa melihat komentar negatif untuknya. Hal itu jelas membuat kepercayaan dirinya menurun, bahkan penjualan dari pre-sale yang selenggarakan tercatat turun dengan drastis. 

"Mau es krim?" Tawar Doyoung, saat melihat Renjun menundukkan kepalanya di ruang rias. Hari ini Ia akan mengadakan showcase untuk perilisan albumnya.

Renjun menolak tawaran es krim itu dengan menepis tangan Doyoung, tanpa mengetahui bahwa es krim yang di bawa Doyoung kini jatuh ke lantai. Tanpa banyak bicara, Doyoung pun membersihkan es krim yang tumpah itu dan membuangnya. Ia terlihat iba pada Renjun, anak ini memang masih terlalu muda dan belum bisa mengendalikan emosinya. Bahkan punggung Renjun kini bergetar disusul suara isakan. Doyoung yang kalap pun lantas mencoba menenangkannya. 

"Aku tau ini tak akan berhasil, kenapa orang itu jahat sekali meninggalkan aku hyung? memangnya apa salahku padanya?"  tutur Renjun di sela isakannya.

Doyoung mengusap kepala Renjun, bahkan paham sosok yang dimaksud itu. Renjun menjadi trainee diusianya yang cukup muda, dan ia sering membintangi drama bahkan tawaran iklan di masa itu. Maka dari itu imej yang diberikan agency untuknya adalah sosok yang polos, lugu dan ceria mengingat wajah mungilnya dulu sering muncul di layar kaca.

Saat ia beranjak remaja, ia menyukai bidang musik dan sangat suka bernyanyi. Mengorbankan masa mudanya untuk berlatih, hingga ia tak memiliki teman sama sekali untuk berinteraksi. Renjun bahkan terlihat sangat tertutup.

"Renjun ah, 30 menit lagi acara akan dimulai. kasian penata riasmu. ayo berhenti menangis, jangan pesimis seperti ini." bujuk Doyoung, ia sudah semakin resah melihat Renjun yang masih terisak.

"Aku gak mau hyung, aku gak mau naik." Rengeknya.

"Renjun ah." Suara lain masuk ke ruang riasnya. Menghampiri Renjun yang masih terisak di balik lengannya itu. Ia membungkuk dan mengusap lembut rambut Renjun.

Be mine  [Jaeren] [DEWASA] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang