Matahari pagi ini terasa begitu hangat meski di musim dingin. Jalan raya terlihat sibuk seperti biasanya, tak terkecuali Renjun yang kembali melakukan aktifitasnya setelah liburan singkat yang mendadak itu.
Entah itu bisa dihitung dalam kateregori liburan atau tidak, namun rasanya seperti healing sejenak dari dunia sibuk yang ia jalani. Baru kali ini ada penculik yang cukup memberinya fasilitas luar biasa. ya, meski ada harga mahal yang ia bayar. Mereka juga sering melakukannya bukan? eum... seperti menyerahakan diri? pikir renjun, yang berpendapat hal ini tak begitu rugi juga bila suksesnya bisa kembali.
Lagi pula ia pria, tak mungkin bisa di hamili...
Renjun terkekeh sendiri mengingat mereka yang kerap kali berdebat, namun saling berpelukan saat tidur. ralat, bagi Renjun, Jaehyun lah yang sangat manja saat tidur. Ia selalu bersikap dingin dan membentak Renjun, namun bila malam ia akan minta di nyanyikan hingga terlelap bahkan mendekap erat tubuhnya seakan tak ingin di lepaskan.
Sinar matahari membias dari jendela mobilnya, menampilakan kulitnya yang seputih susu. sejak sampai di apartemennya, ia menulikan pendengaran dari omelan Doyoung. Bercak merah yang terdapat pada leher Renjun pun menjadi sasaran dari pertanyaannya.
"aku hanya bersenang-senang." jawab renjun kala itu. Doyoung memang tak begitu mempersalahkan akan kisah cinta yang akan di jalankan artisnya itu, namun ia tetap ingin menjaga renjun demi imej dan karirnya. Doyoung tak ingin Renjun salah jalan bahkan sampai menghamili orang lain.
"Renjun ah, kita akan ke kantor dulu untuk diskusi ulang beberapa tawaran untukmu, dan project album barumu bersama Jamal."
"Aku akan bertemu dengannya nanti?" Tanya Renjun yang tak sadar sedikit melonjak senang.
"Jelaslah, dia ada kan ini menyangkut kau dan dia. sekarang dia terlihat ingin menunjukan dirinya."
Renjun tersenyum senang, menampilkan gigi putihnya dengan riang.
"Bagaimana latihanmu dengannya, lancar?"
Renjun hanya mengangguk lalu mengalihakan pandangannya. usai pulang dari tempat yang renjun tak tau itu dimana, renjun belum sama sakali bertemu sosok penculiknya itu. bahkan hanya untuk sekedar latihan. Jadwal Renjun mendadak padat dan tak ada waktu untuk berkunjung pada kediaman mewah milik produser bermarga jung itu.
Degub jantungnya mendadak terpacu cepat, bahkan lebih terasa semangat memasuki gedung agencynya.
Renjun tersenyum ramah ke arah fans yang menunggunya dan mengambil beberapa hadiah bahkan surat, tak perduli teriakan doyoung yang menyuruhnya cepat berjalan.
Ia mendapat sebuket bunga yang begitu cantik dari fans nya. Ini benar-benar sangat menyenangkan, banyak menerima cinta dan perhatian seperti ini.
"Renjun." Panggil seseorang yang berada tak jauh di depannya, fokus Renjun pada buket bunga itu pun teralih dan berlari kecil menghampiri suara.
"Mark hyung!" sapanya dengan semangat dan ceria, ia termasuk sosok yang sudah lama tak Renjun jumpai.
Doyoung yang berdiri dibelakang Renjun hanya membungkuk sebagai sapaan.
"bagaimana kabarmu?" tanya yang lebih tua, sambil menepuk-nepuk kepala Renjun. jujur saja ia ingin sekali memeluk sosok yang cukup membuatnya rindu akhir-akhir ini, namun hal itu ia tahan mengingat tak bisa ia lakukan sembarang sosok artis kesayangan negara ini.
"baik hyung, hyung apa kabar? jisung gimana? aku udah lama gak ketemu. kangen deh." ucapnya.
"dia lagi sibuk siapin album barunya."
"hyung yang akan produksi?"
Mark tersenyum lembut, matanya masih menatap sosok yang tak pernah bosan untuk sekedar dilihat senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be mine [Jaeren] [DEWASA] ✓
Fanfiction[M] [Romance] Renjun bekerja sebagai penyanyi solo dan namanya sudah mendunia. Sosoknya yang tampak polos dan ceria membuat ia banyak di cintai, namun sosoknya cukup ambisius untuk mendapatkan yang ia mau, bahkan sikapnya dinilai cukup arogan bagi...