Serangan

1.3K 151 5
                                    

Ruang tamu apartemen renjun di biarkan temaram siang ini, tak di biarkan sedikitpun matahari masuk dari jendelanya. ia pun sama sekali tak beranjak dari tempatnya bahkan tempat untuknya tidur pindah ke sofa. Ia seperti tak memiliki gairah hidup lagi. semua yang ia raih hancur hanya dalam sekejap mata dengan isu yang sama sekali tidak benar.

ya, meski ada hal salah lain di dalamnya yang ia lakukan.

Doyoung sesekali datang untuk mengecek keadaan Renjun, ia masih harus bekerja di perusahaan selama Renjun di-hiatus-kan, itu sebabnya ia tidak bisa selalu berada di sisi renjun.

berita-berita di televisi masih hangat membincangkan berita itu. bahkan sosial media milik renjun penuh dengan hujatan meski masih ada beberapa fans yang mencoba menutupi komentar kebencian itu.

'iya hanya berpura-pura polos. dia hanya sosok manja yang arogan.'

'saudaraku adalah penata  rias renjun, ia sering berbuat kasar dengan manajernya. bahkan sering marah-marah hingga menangis. ia tidak bisa menghargai kerja orang sama sekali'

'ia bertengkar dengan siapapun. seperti iblis! jangan tertipu wajah polosnya.'

'ia hanya pura-pura baik di layar kaca saja!'

Renjun menggigiti kuku jarinya membaca setiap tulisan-tulisan tajam itu. rasanya sakit, namun seakan tanpa jera membaca semua itu.

apa aku selama ini seperti itu? apa aku jahat dengan doyoung hyung? mengapa banyak yang membenciku?

Pertanyaan-pertanyaan itu terus bersautan di kepalanya seakan tanpa usai.

ding dong

Mendengar suara bel pintu Renjun pun beranjak dari tempatnya, dengan sedikit lemas ia menuju layar pada doorbell apartemen nya, alisnya mengkerut karena tak menemukan siapapun di depan pintu. Karena penasaran, ia pun membuka pintu untuk memeriksa dan hasilnya nihil. tak ada seorang pun di luar.

Renjun hanya menemukan 1 kotak dus besar di depan pintu. tanpa rasa curiga, ia pun membawa masuk kotak besar itu karena memang terdapat nama renjun berserta alamat lengkap unitnya.

ia manarik dus itu, karena ukurannya cukup besar, bahkan bila ia masuk dan menekuk tubuhnya pun muat dengan dus itu.

"From RN?" ucapnya mengeja nama pengirim seraya membuka kardus itu.

matanya membulat mendapati boneka putih besar kesukaannya.

"Moomin!" teriaknya riang lalu mengeluarkan boneka besar itu dan memeluknya erat. rasanya cukup senang mendapat boneka kesukaannya dengan ukuran besar.

Fokusnya teralih saat ponselnya berdering, doyoung menelponnya dan memberitahu ia berita yang cukup membuatnya kalut.

"park mirae meninggal, ia bunuh diri  di apartemennya. namun kasusnya masih diselidiki."

usai mendengar hal itu renjun pun menyalakan televisi, acara pun ramai memberitakan tentang Park Mirae yang ditemukan meninggal pagi ini.

Tangan Renjun gemetar dan mencoba menghubungi sosok yang ingin sekali ia telpon.

namun nihil, panggilan terus saja di alihkan.

media sosial semakin ramai membicarakan dirinya, para fans dari park mirae dan fans dari renjun bertengkar habis-habisan saling membela idolanya.

jelas, di sini renjun masih disalahkan karena bagi mereka, renjun lah yang harus bertanggung jawab.

tanpa pikir panjang, renjun bergegas untuk beranjak menuju tempat Jaehyun karena hanya Jaehyun yang ada di pikirannya saat ini.
namun tak menduga bahwa dibawah sana wartawan sudah mengerubungi depan apartemennya.

"Renjun sshi, bagaimana tanggapan anda tentang kasus bunuh dirinya park mirae? apa benar park mirae depresi akibat di bully oleh penggemar yang tidak terima akan hubungan kalian?"

"apa agency anda  mengecam park mirae untuk tutup?"

"apa benar park mirae saat ini sedang hamil?"

Renjun mendadak kaku dan gelagapan dengan semua pertanyaan-pertanyaan itu. bukan karena tidak bisa menjawab, ia benar-benar terkejut dengan semua pertanyaan yang gila itu terhadap dirinya.

"dasar pembunuh, harusnya kau yang mati!"

"dasar munafik! enyah kau!"

teriakan itu begitu nyaring menggelegar di depan apartemen Renjun, berbagai macam umpatan terdengar jelas bahkan beberapa butir telur busuk dilempar kearah renjun dan beberapa batu kecil yang berhasil mengenai renjun. untungnya bodyguard dari agency dengan sigap datang membawa renjun kembali masuk.  Dan pihak apartemen menelpon pihak keamanan untuk mengusir orang-orang tersebut. Doyoung pun datang setelahnya dengan berlari menyusul untuk masuk ke unit milik renjun.

"hyung!" tubuh Renjun gemetar dengan mau busuk telur saat doyoung masuk dan memeluk artis kesayangannya itu.

"aku takut hyung, kenapa aku? kenapa semuanya begini sama aku hyung? aku buat salah apa?" runtun Renjun yang terisak. Doyoung mencoba menenangkan Renjun dan membawanya membersihkan diri. tak banyak kata yang terlontar dari keduanya karena renjun hanya menangis. Doyoung mengobati beberapa luka di wajahnya akibat lemparan-lemparan tadi. hatinya benar-benar terasa sakit melihat kondisi sosok yang sudah di anggap seperti adiknya ini.

"aku harus apa hyung?"

"aku dari kemarin berusaha menghubungi agency mirae, bahkan mencoba menemuinya secara pribadi namun nihil. ia menolak untuk bertemu siapapun.  aku benar-benar terkejut mendengar berita itu. sejauh ini penyidikan meninggalnya park mirae masih berstatus bunuh diri karena tak menemukan hal-hal janggal lain."

"tapi kenapa aku hyung, aku tidak tau apa-apa."

"publik memang aneh Renjun ah."

"aku enggak kuat hyung, kenapa semuanya jahat sama aku?" Renjun kembali terisak sambil memeluk doyoung.

.

.

.

"aku sudah bilang untuk lindungi renjun bukan?"

"kami sudah mengirim bodyguard ke apartemennya, jaehyun sshi. tolong  bersabarlah, menyelesaikan kasus ini tidak mudah-"

Jaehyun memutuskan sambungan telponnya, tempo hari ia datang ke perusahaan untuk menemui yuta dalam kasus ini. namun hal ini menjadi semakin rumit dengan meninggalnya park mirae secara mendadak.

"John, tolong selidiki tentang meninggalnya mirae. wanita gila itu bukan tipe yang mudah menyerah sama hidupnya." ucap Jaehyun usai tersambung dengan orang lain di telpon.

"iya, akan coba ku selidiki."

Jaehyun menghela napas dengan resah menatap layar kaca di mana Renjun di serang oleh orang-orang gila itu di depan apartemennya sendiri.

.

.

.

Seorang pria menatap dengan senyum sosok wajah yang menempel di layar laptopnya. pipi gembil dengan mata sembabnya yang sehabis menangis  membuatnya semakin gemas.

ia mengusap-usap layar seolah sedang menyentuh pipi itu.

"kau benar-benar sangat indah Renjun." ungkapnya yang lalu mencium layar itu.

"aku bisa tidur denganmu malam ini."


"renjun ah, hyung akan menginap malam ini. kamu istirahat ya."


"iya hyung."


"ini boneka barumu, besar sekali?"


"iya, nyaman sekali untuk di peluk hyung."



TBC ~

:') :'D

Be mine  [Jaeren] [DEWASA] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang