Renjun bersenandung dengan begitu senang sambil membuat minuman dari buah-buahan di dapur yang bukan miliknya.
Meski sang pemilik lebih sering memesan makanan untuk dibawakan, namun isi dapurnya masih terbilang cukup lengkap. Pria muda itu terlalu fokus dengan minuman yang ia buat tanpa sadar sosoknya sudah diperhatikan sejak lama, bahkan tak sadar sosok itu kini ada di belakangnya.
Memeluk pinggang ramping milk pria yang lahir di bulan maret itu, dan mencumbu leher mulusnya yang seputih susu.
Renjun jelas terkejut dengan serangan mendadak itu, ia hampir saja menjatuhkan minuman hasil karyanya. Namun ia tak ingin mengelak sedikit pun dari setiap sentuhan yang diberi Jaehyun.
Ia paham betul apa yang di inginkan Jaehyun saat ini. ya, hal itu memang sudah menjadi tugasnya juga bukan?
Ini pun menjadi sesuatu yang membuatnya candu, entah apa yang salah dengan hatinya. semakin hari, rasanya seperti ingin memiliki sosok pria yang lebih tua ini seutuhnya.
Renjun berbalik, mengalungkan tangan mungilnya di leher Jaehyun yang jelas jauh lebih tinggi darinya. Memaku tatapan pada wajah rupawan yang jujur membuatnya merindu. Kaki mungilnya berjinjit agar bisa menyentuh bibir Jaehyun, menyatukannya dengan begitu lembut namun cukup menekannya.
Jaehyun terdiam sejenak melihat respon dari si mungilnya ini. memperhatikan lamat-lamat wajah yang terpejam dihadapannya.
hatinya terasa berdenyut dengan rasa nyeri yang semakin kuat. menghilangan jejak ingatan di kepalanya, jaehyun pun mengambil alih ciuman itu dengan melahap penuh bibir pulm renjun.
mengangkat tubuh renjun yang seringan kapas ke atas meja dan mencumbui lehernya yang sudah ada beberapa bekas tadi.
Renjun melengguh pelan, rasanya sulit untuk tidak menikmati hal itu. Jaehyun melepas kaos yang di kenakan Renjun dan terus memberinya kecupan. kewarasan dari keduanya sudah benar-benar menghilang saat ini.
Secara perlahan, Jaehyun membawa tubuh Renjun berbaring di atas meja. Pria muda itu hanya bisa menggeliat pasrah saat lidah basah Jaehyun menari di tubuhnya. seperti hidangan yang tak ingin di lewatkan se-inchi pun untuk dicicipi. Jaehyun pun mulai melepaskan celana Renjun hingga tak tersisa. tangan besarnya memberi pijatan yang sontak membuat milik Renjun semakin menegang.
Ia menggigit bibir bawahnya saat pria yang memiliki lesung pipi ini tak henti memanjakan milik Renjun.
"aghhhh hyunggg mmmpp" desahnya yang mengeluarkan pelepasan pertama di tangan jaehyun. dengan napas renjun yang masih terengah, Jaehyun mengangkat kedua kaki yang lebih muda, membuka celana miliknya yang sudah terasa sesak dan menjadikan cairan Renjun sebagai pelumas.
Renjun cukup terkejut dengan lesakkan tiba-tiba dari Jaehyun. Entah sudah setengang apa, rasanya benar-benar sangat penuh.
"anhhh hyunnghhh, sakit." keluhnya. Jaehyun tak memberi respon, ia hanya membungkuk agar bisa memeluk Renjun dan memperdalam miliknya yang kini benar-benar terasa hangat.
"jangan dijepit." bisik Jaehyun lalu menautkan bibir, membiarkan Renjun lebih tenang sebelum ia menggerakkannya.
saat di dalam sana miliknya sudah tak terasa begitu dieratkan, Jaehyun pun mulai menggerakkan pinggulnya. terus menumbuknya, mencari kenikmatan dan kepuasan masing-masing. mempercepat tempo saat sudah mendapatkan titik manis milik Renjun yang semakin membuat ribut bibir pulm itu. suara decitan dari meja makan, dan desahan keduanya mengalun di dapur. Jaehyun mengangkat tubuh Renjun dan memeluknya erat saat ia sudah berada di puncaknya. memuntahkan cairan putih di dalam dengan sebanyak-banyaknya seakan membuktikan kepuasan yang luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be mine [Jaeren] [DEWASA] ✓
Fanfiction[M] [Romance] Renjun bekerja sebagai penyanyi solo dan namanya sudah mendunia. Sosoknya yang tampak polos dan ceria membuat ia banyak di cintai, namun sosoknya cukup ambisius untuk mendapatkan yang ia mau, bahkan sikapnya dinilai cukup arogan bagi...