Culik

1.9K 195 3
                                    

"Wah lagu Love Countdown nya masuk ke chart teratas hyung." Ujar Jisung tampak tak percaya. Mark hanya memberi senyum tipis, pikirannya sedikit merawut karena sosok yang menghancurkan dengan sekejap.

"Ji, ada beberapa lagu yang akan di masukan di full album mu nanti. siapkan saja dirimu." tutur Mark, mencoba mengalihkan pikirannya.

"baik hyung."

Sementara di tempat lain, Renjun terlihat mematung memandang sosok yang sibuk dengan dirinya sendiri di studio yang baru pertama kalinya ia datangi.

"Aku sudah membuat demo untuk beberapa lagu ini, nanti kita coba untuk langsung rekam."  Renjun mengangguk sebagai jawaban, jujur saja pikirannya saat ini cukup kebagi akan sosok Mark yang ia tinggalkan begitu saja.

Mereka lost contact setelah perdebatan itu, bahkan Renjun belum mengucapkan maaf atau pun terima kasih pada Mark.

"Akh! sakit!" Renjun memekik kesakitan saat tiba-tiba saja sebuah sentilan melayang di keningnya.

"makanya fokus. di ajak ngobrol malah melamun." sengit Jaehyun yang lalu beranjak dari kursinya. Ia pu keluar ruangan meninggalkan Renjun yang masih menahan jengkel sambil mengusap-usap keningnya.

Demi tuhan sakit sekali!

Renjun menyusul setelahnya, melihat sang pemilik rumah menikmati sekaleng bir di sofa seakan menunggu Renjun untuk bergabung.

Kaki Renjun melangkah ragu menuju sofa, keningnya mengerut saat Jaehyun memberi isyarat menepuk-nepuk paha untuk Renjun duduk di pangkuannya.

haruskah duduk disitu?
padahal sofanya luas...

Renjun justru terdiam melihat kearah paha Jaehyun. Karena jengah, Jaehyun pun menaruh kaleng birnya lalu menarik tangan Renjun untuk duduk di pangkuannya.

"masih muda banyak pikiran." sinis Jaehyun. Renjun cukup terkejut bahkan saat tubuh kekar Jaehyun langsung menguncinya.

"Tu-tunggu Jaehyun sshi." Serangan dadakan dari jaehyun jelas membuat Renjun risih. ia belum pernah secara gamblang di kecupi lehernya seperti itu.

"kita sudah sepakat bukan?"

"Tapi.. kan belum bilang mau seperti itu."

Jaehyun menghela napas dan merenggangkan pelukannya, namun masih membiarkan Renjun duduk di pangkuannya.

"kau itu apa sih, mudah sekali berubah pikiran."

"dari pada pikiranmu mesum terus."

"apa?"

"gak, gak apa-apa."

Renjun mengerucutkan bibirnya, ia merasa jengkel karena selalu kalah dengan ucapan Jaehyun. Seakan Jaehyun memiliki kunci dirinya yang membuar Renjun tak bisa berkutik.

"Aku belum pernah lakuin hal itu, apa lagi sama pria." ucap Renjun pelan. Jaehyun tak menanggapi ucapannya, tubuhnya bersandar di sofa memandang punggung sempit Renjun yang masih berada di pangkuan Jaehyun.

"aku hanya sempat membaca bagaimana caranya lewat komik online. dan... melihatnya itu seperti... aneh." Renjun menyampaikan pendapatnya namun lagi-lagi tak ada respon dari Jaehyun.

"Hei, kau dengar aku gak sih!" ucap Renjun kesal lalu menoleh, namun dikejutkan dengan Jaehyun yang mencium bibirnya.

"Umphh." Renjun memukul-mukul dada Jaehyun, berusaha mengelak.

"bisa tenang sedikit gak sih, releks aja." omel Jaehyun, mendapat bentakan seperti itu Renjun pun menunduk. Ia memejamkan matanya saat Jaehyun kembali memberinya ciuman. 

Be mine  [Jaeren] [DEWASA] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang