Penasaran

1.8K 190 7
                                    

Renjun sampai di apartemennya dengan begitu kesal. Sungguh, ternyata memang sangat menyebalkan sosok asli dari jamal itu. Bahkan tak mengobati rasa penasarannya sedikitpun tentang alasan Jaehyun berhenti menggarap lagu-lagunya.

"tidak menyukaiku? hey tuan jenius kau pikir aku menyukaimu meski kau tampan! tidak! tidak sama sekali!" Renjun meledak-ledak sendiri di kamarnya. Rasanya benar-benar menjengkelkan.

Ia tak ada kegiatan hingga minggu depan karena masa promosi untuk lagunya sudah habis, Ia pun tak ada jadwal syuting lain. rasanya benar-benar mati bosan.

"apa aku harus pergi liburan? ah tidak tidak! itu cuma menambah pengeluaranku saja. album kali ini tidak begitu baik, aku juga tidak banyak di undang untuk mengsisi acara. penghasilaku menipis." keluh Renjun. sesungguhnya dulu ia sosok yang cukup berada, namun ayahnya bangkrut saat usianya remaja. Hal itu tak mengubah kebiasaan ibunya yang suka belanja ini itu sehingga penghasilan renjun pun habis ke sana.

Belum lagi hutang dari sang ayah yang harus ia lunasi meski sudah tak sebanyak dulu. ia harus menghemat.

"lebih baik aku mandi lalu tidur. tidur adalah healing paling tepat." monolognya yang langsung bergegas ke kamar mandi.

Usai membersihkan diri Renjun pun merangakak naik ke atas tempat tidur. Merebahkan diri dengan posisi senyaman mungkin. Ia menatap langit-langit kamarnya, pikirannya kembali mengawang akan sosok laki-laki dengan garis wajah yang sulit ia lupakan.

"wajahnya tidak sesuai dengan kelakuannya." cibirnya yang lalu mengambil ponsel, membuka kolom pencarian dari nama hotel tempat Jaehyun tinggal itu.

"Domnhall Kingdom Hotel, atau lebih di kenal dengan D.K Hotel adalah hotel milik dari Jung Corp. yang di kelola oleh anaknya yang bernama lengkap Jung.. Jaehyun. uhuk!" Renjun mendadak tersedak dengan ludahnya sendiri saat membaca artikel itu.

"Jadi hotel itu milih dia? pantas laga nya seperti boss besar. cih benar-benar!" Renjun kembali mencibir, pikirannya kembali terekam ucapan Jaehyun yang memintanya melayani. Bukan berarti Renjun tak paham, justru ia sangat mengerti, terlebih melihat sosok penyanyi terkenal juga yang keluar dari rumahnya.

Pasti untuk hal yang seperti itu bukan?

Renjun bukan anak kecil yang bodoh.

"atau jangan-jangan dia memang sengaja, memanfaatkan situasi ini untuk kepuasannya. membiarkan orang-orang sepertiku mengemis dengan menyerahkan tubuh."

Renjun menggidik ngeri, bahkan melakukannya saja belum pernah. Ia sendiri pun belum benar-benar memastikan apa orientasi seksualnya.

"Memang kalau harus melayaninya itu seperti apa? aku harus bagaimana?"

Renjun sontak memukul kepalanya saat tiba-tiba saja pikirannya hal itu.

"Apa-apaan! kenapa aku bisa berfikiran mau melayani orang gila itu. tapi.... aku butuh uang lebih aaaakkkhhh!!!!" Renjun mengulung-gulung tubuhnya diatas tempat tidur, membiarkan selimut menutupi seluruh tubuhnya.

*

*

*

"Renjun sshi kau baik-baik saja? wajah mu merah sekali." Renjun menangkup ke dua pipinya Mark bicara seperti itu.

"Ti-tidak. Aku... tidak apa."

"aku membuat beberapa project lagu dan ingin mencobanya padamu, Telingaku hampir berdarah mendengar semua lagu-lagumu."

"Suaraku sejelek itu?"

"Hahaha tidak Renjunie, justru suaramu sangat candu. aku tidak berhenti selama 3 hari untuk mendengar keseluruhan lagumu."

Be mine  [Jaeren] [DEWASA] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang