Bersaing

1.6K 173 8
                                    

Renjun mengerjap bangun mendengar ponselnya yang terus saja berdering. Menyinggirkan tangan kekar yang melingkar di pinggangnya secara perlahan.

"hallo hyung?" jawabnya dengan suara parau.

"kau belum pulang?"

Renjun menjawab dengan gumaman tak jelas.

"kau hari ini ada rekaman bukan? ini sudah jam berapa, nanti jamal menunggumu."

"hmmm nanti aku bareng dia hyung, aku ngantuk." Jawab Renjun setengah sadar karena merasa orang yang dimaksud pun masih tertidur pulas di belakangnya.

"hhhmmm." Renjun sedikit melengguh saat merasakan kecupan bertubi di lehernya bahkan tak sadar sang pelaku sudah memberikan tanda disana.

"Renjun?" Doyoung yang merasa aneh hanya bisa memanggil nama Renjun berkali-kali. namun di hiraukan sang pemilik ponsel yang menaruhnya begitu saja. Terdengar suara kecapan samar yang membuat managernya itu semakin panik.

"umphhh."

"Yha! huang renjun. kau sedang apa? apa yang sedang kau lakukan?"

Jaehyun mendengar suara yang cukup kecang dari ponsel Renjun lantas mematikannya, ia kembali menyerang bibir ranum Renjun yang matanya masih terpejam rapat. mengisap kuat bibir yang terasa cukup dingin karena suhu dari kamar hotel tersebut. Ia pun mengigit kecil bibir Renjun hingga sang pemilik bangun.

"Sakit, bodoh!" umpat renjun yang langsung mendorong tubuh besar Jaehyun yang mengukungnya.

ia pun segera ke kamar mandi dan menguncinya rapat. menatap sosoknya di cermin dengan wajah yang sudah semerah tomat. Detak jantungnya benar-benar tak bisa dikendalikan, melihat sensualnya sosok Jaehyun di pagi hari, menuntut ciuman yang membuatnya cukup gila.

"tidak! aku tidak boleh merasa seperti ini. ingat kau hanya alatnya huang renjun, jangan seperti ini." gumamnya sambil meremat dada.

"mandi! mungkin mandi bisa menyegarkan otakku." lanjutnya bermonolog, lalu memilih air hangat di pagi ini untuk menyegarkan pikiran.

Usai membersihkan diri, Renjun pun keluar dengan bathrobe yang di kencangkan talinya. Menatap canggung sosok yang duduk dengan tenang memainkan tablet, tanpa menoleh padanya sedikitpun.

Mata Renjun tertuju pada sebuah tas ber isi pakaian di sofa. ia melangkah dengan hati-hati mendekati sofa, memeriksa isi yang ada di dalam tas tersebut.

"ini buat aku?"

"padahal sudah kau ambil." balas Jaehyun tanpa menoleh. Renjun mencibir lalu kembali masuk ke kamar mandi untuk mengganti pakaian. saat keluar untuk kedua kalinya, Jaehyun sudah terlihat rapih dengan pakaian baru nya.

"kau.. sudah mandi?" tanya Renjun penasaran, meski sudah tidak bisa di ragukan lagi dengan wangi yang menguar sangat maskulin dari Jaehyun sekarang.

"sejam sebelum kau bangun."

"kenapa gak bangunin aku? malah tidur lagi." protes renjun, sedikit mengerucutkan bibir.

"buktinya kau bangun dengan caraku tadi." timpalnya. ia menghampiri renjun, memeriksa matanya yang sudah terlihat lebih membaik, lalu membukan obat untuk renjun dan langsung memasukan pil obat tersebut ke mulut yang lebih muda. Renjun tak protes, seperti bayi yang di suapi bahkan sampai air mineral untuk menelan obat tersebut.

"nanti siang pakai lagi obat tetes matanya." lanjutnya kini menutup sebelah mata Renjun dengan perban agar iritasi matanya tidak terkena debu.

"ayo cepat turun, kita sarapan di restoran saja. habis itu ke studio perusahaan." perintahnya usai merawat bayi besar itu. Renjun mengernyitkan alis. padahal dia punya studio sendiri, kenapa harus di perusahaan, pikirnya.

Be mine  [Jaeren] [DEWASA] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang