Yang Pertama

2.7K 172 3
                                    

Manik mata rubah Renjun tampak antusias menikmati suasana laut dari kapal yacht yang disewa oleh Jaehyun, menghiraukan terik matahari pagi yang cukup menyengat. Sejuknya udara laut ini cukup menutupi panas dari matahari di atas kapal.

"Liat, ada lumba-lumba!" Seru Renjun memberitahu yang lebih tua, meski tak mendapatkan respon lebih.

"Aku dari kecil pengen banget liat lumba-lumba. mereka lucu banget." lanjutnya. Jaehyun tak menarik pandangan sedikitpun dari titik yang menurutnya lebih menyenangkan untuk dilihat.

Senyum ceria, seperti tanpa beban sedikit pun baginya begitu manis.

Namun fakta menjengkelkan itu selalu membuatnya gelisah. Perasaan yang ingin memiliki sosok yang sudah lama singgah di hatinya.

Renjun mengecurutkan bibir karena tak dapat respon apapun, seperti bicara pada patung sejak tadi. padahal, ini kan harusnya menjadi liburan yang menyenangkan - mungkin hanya pikirnya. Ia pun menghampiri Jaehyun yang duduk dengan dihadapakan berbagai hidangan di meja. Sedikit menghentakan kaki pertanda protes, setelahnya ia pun melahap potongan besar buah semangka yang tak cukup masuk ke mulutnya.

Semangka itu mencuat dari bibir pulmnya, jelas semua yang dilakukan Renjun membuat Jaehyun gemas meski malas mengakui. Dengan cepat, Jaehyun menarik tengkuk Renjun dan memakan potongan semangka yang mencuat itu lalu menghisap bibir pulm yang penuh dengan air dari semangka. Bisa bayangkan bagaimana manisnya?

Sang pemilik bibir hanya bisa mendelik terkejut dan tersedak saat Jaehyun melepaskan bibirnya.

"Kalau makan bisa yang benar tidak sih? aku bilang, jangan sampai membuat selera makanku hilang karena tingkah jorokmu." ucap Jaehyun dengan dingin, Renjun tak menjawab, ia masih mencoba menetralkan tersedaknya. Melihat itu pun Jaehyun memberinya minum, sambil mengusapi punggung mungil milik renjun.

"makanya pelan-pelan." ujar Jaehyun lagi yang akhirnya di hadiahkan pukulan di lengan.

"kau yang buatku tersedak! kenapa tiba-tiba menciumku! dasar mesum!" omel Renjun.

"Siapa yang menciummu? kau tak lihat bagaimana kotornya mulutmu tadi hah? makan saja seperti anak kecil."

"Ya tapi kenapa harus pakai mulutmu! kan pakai lap bisa."

Jaehyun tak lagi menjawab, ia hanya menggeleng lalu pergi dari tempat.

"habiskan saja semua, kau benar-benar membuatku muak." ujarnya seraya beranjak.

Renjun tak bisa membungkam mulutnya, rasanya benar-benar bertemu dengan orang teraneh di dunia. sifatnya benar-benar sulit untuk di tebak.

Usai perjalanan yang berakhir membuat keduanya jengkel pun mereka kembali kepenginapan. Renjun sama sekali tak mau berbicara pada Jaehyun begitu sebaliknya. Meski mereka sekamar keduanya hanya berlalu saling melewati hampir seharian. Hingga akhirnya Renjun membuka suara saat Jaehyun baru selesai mandi sore.

"aku mau pulang, bawa aku pulang sekarang!" ucapnya dari atas tempat tidur dengan memeluk bantal besar seakan protes. Ia pun menatap jengkel kearah Jaehyun yang lagi lagi tak memberi respon, justru melepas bathrobe nya dan ingin berganti pakaian di depan renjun.

"apa kau tidak punya malu?" bentak Renjun yang langsung menutupi wajahnya dengan bantal

"kita sama-sama pria."

"tapi kan-"

"apa kau tertarik padaku?" Renjun terkecekat mendapat pertanyaan tiba-tiba seperti itu. Ia ingin mengelak, namun matanya justru menatap dengan rinci setiap lekukan otot pada perut Jaehyun saat ia menyingkirkan bantalnya. tubuh yang hanya menggunakan celana pendek super ketat sebagai pakaian dalamnya.

Be mine  [Jaeren] [DEWASA] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang