11°

326 51 3
                                    

"mas jangan aku dong" rengek Gio pada Hanan.

"tolong mas kali ini aja"

"aku aja yang gantiin mas, jaga mbak Sania di Australia mas kerja disini"

"jangan gila"

"aku nggak paham apapun soal perusahaan mas"

"jangan bohong Gio, kamu pernah diajari oleh ayah sebelum kamu memutuskan untuk membuka studio foto"

"aku melakukan itu karena otakku kebakaran saat diajari ayah"

"aku tidak peduli tentang keluhanmu lakukan apa yang aku minta, lakukan dengan ikhlas demi mbak Sania mu"

"Han, itu keputusan yang tepat kan?"

jujur Asya tidak yakin dengan keputusan Hanan yang memberi wewenang pada adik gilanya itu.

"dia bisa diandalkan mbak"

"mbak Asya nggak yakin kan? aku memang nggak bisa mas"

"kamu bisa mas yakin, kalau kamu kesulitan kamu bisa minta tolong Fabian dan Raja, sudah ya mas mau keruangan Sania"

Hanan dan Asya pergi meninggalkan Gio yang masih mencak-mencak didepan rumah sakit sendirian.

"apa yang bisa diandalkan dari manusia setengah cacing seperti mereka berdua?" ucap Gio dengan frustasi.

"oke Gio, tenang, jalani ini dengan ikhlas demi mbak ipar yang cantik jangan demi mas jelek mu itu"

"tapi.. AGGRRHHH!! ALUNA BANTU AKU!!" Gio teriak seperti orang kesetanan ditambah dia sedang sendirian sekarang, jadi lebih mirip seperti orang gila tapi ganteng.

disisi lain Rena menatap anaknya yang tak kunjung bangun, semakin hari kondisinya semakin menurun. Semoga dengan kepindahan Sania ke Australia bisa membuahkan hasil anaknya bisa sehat kembali.

"kamu harus bangun sayang, kamu belum memberikan tau suamimu apa yang kamu rasakan dan apa yang kamu cita-citakan"

Rena mencium dahi anaknya itu bergantian dengan Damian yang ikut mencium dahi Sania.

"kamu harus bangun untuk cita-citamu dan cintamu" Damian

°•°

kita lihat betapa pusingnya tiga remaja SMA itu saat melihat tumpukan berkas didepan mereka.

mereka bertiga sudah ada didalam ruangan kerja Hanan, dengan Gio yang duduk di kursi milik Hanan, ada Raja dan Fabian berdiri disebelah kanan dan kiri Gio.

"terus? kita harus apa?" tanya Raja.

"kamu bertanya ke siapa?" Fabian

"ke kalian"

"kita sama-sama buta soal bisnis, kalau kamu lupa" Gio.

"fungsi kita disini apa?!, Mama Bian mau pulang!!" Fabian berteriak frustasi

"oke kita jalani ini semua, pelan-pelan" Gio meyakinkan kedua sepupunya itu.

"caranya?" Raja

"nggak tau" Gio

"bodoh" umpat Raja.

"ini kalau perusahaan bangkrut kita nggak dibunuh mas Hanan kan?" Fabian.

"nggak kok" jawab Gio enteng

"yakin?" Raja

"nggak juga"

"ya tuhan Fabian lelah, tolong jemput Fabian" Fabian ingin menangis rasanya.

Gio melempar pulpen ditangannya mengenai kepala Fabian, ucapan seperti manusia yang tidak pernah disekolahkan.

"minta tolong para gadis?" saran Raja.

"yang jelas jangan Cantika" Fabian.

"aku tau Cantika bodoh" Raja.

"aku telfon Gladys" Gio.

"aku aja" Fabian langsung memanggil Gladys menyuruhnya datang ke perusahaan milik Hanan.

tak menunggu waktu lama, Gladys datang dengan Cantika dan Aluna.

"bantu kita Dys" Raja.

"kalian nekat banget mau ngurusin perusahaan sebesar ini" Gladys

"nggak ada pilihan lagi kata mas" Gio.

Gladys duduk di kursi menggantikan Gio dan tangannya sibuk dengan semua berkas yang ada didepannya

beruntung Gladys perempuan yang cerdas dan sedikit faham tentang bisnis mengingat kedua keluarganya bergelut di bidang bisnis

(kedua keluarga maksudnya keluarga ayah dan keluarga ibu Gladys sama-sama seorang pebisnis)

"kalian masih sibuk?" Cantika

"kamu duduk aja, nggak akan ngerti juga" Raja.

"oke" Cantika memilih duduk di sofa bersama dengan Aluna.

"kalian kenapa kesini juga?" Fabian.

"tadi kita lagi hangout, dan Gladys di telfon sama kamu" jelas Aluna.

"aku mau pulang duluan ya, ayahku bilang dia butuh bantuan" Cantika.

"buru-buru banget? kamu bilang hari ini kamu kosong" Aluna.

"kata ayahku juga ini dadakan, ada seseorang yang ingin membuat acara jadi aku harus bantu ayahku" Cantika.

"aku antar ya" Aluna.

"jangan, tetanggaku udah jemput aku kok dia ada didepan" Cantika.

"hati-hati kalau begitu" Aluna.

Cantika melambaikan tangannya dan keluar dari ruangan itu dan sepengetahuan Gio,Raja dan Gladys. Sedangkan Fabian laki-laki itu terus mendengarkan percakapan Aluna dan Gladys. tidak tertarik dengan tumpukan kertas yang membuatnya pusing.

°•°

10/02/2023

Terpikat • Lee HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang