Sania sudah selesai menjalani operasi yang kedua kini sekarang dia sedang duduk diatas ranjang dengan kaki yang menjuntai kebawah. sembari makan disuapi oleh Hanan kakinya terus berayun berlawanan arah.
"dari aku membuka mata aku nggak ngeliat mbak Asya"
"mungkin mbak Asya ada urusan lain"
"tapi kenapa? dia baik-baik saja kan?"
"mbak Asya baik-baik saja Nia"
Sania diam dan melanjutkan kunyahannya.
"Cantika?"
"dia juga baik"
"yang lainnya?"
"semuanya baik-baik saja Nia, hanya menunggu kesembuhanmu sekarang"
"tapi aku tidak yakin dengan keadaan Cantika untuk kedepannya"
"maksudnya?"
"nanti saat pulang kamu akan tau"
"semoga tidak terjadi hal buruk pada Cantika"
Hanan mengangguk dan tersenyum tulus pada Sania, mengelus kepala Sania dengan lembut
"kenapa yang kamu tanyakan hanya Cantika?"
"aku hanya merasa aku harus memperhatikannya, dia naif"
"kamu benar, sudah ya jangan pikirkan semua masalah itu kamu hanya perlu berfikir untuk kesembuhanmu"
"kamu tau Nia"
Sania mengalihkan penuh atensinya pada Hanan.
"aku rindu memelukmu saat tidur"
"hah?" Sania bingung dengan ucapan Hanan
saat akan bertanya Hanan pergi meninggalkan ruangan Sania. Hanan melangkahkan kakinya menuju parkiran yang dimana terdapat Asya sedang berdiri sendirian.
"mbak nggak papa pulang sendirian?"
"mbak nggak papa Han, perusahaan membutuhkan mbak"
"sampai salamku pada para bocah itu"
"sudah mbak bilang kan, setan kecil itu tidak bisa diberi tanggung jawab sebesar itu, jadi mbak mau pulang hari ini juga"
"hanya itu?"
"maksudnya?"
"mbak ingin pulang hanya karena perusahaan, bukan hal lain?"
"iya karena perusahaan membutuhkan mbak"
"kita memang baru kenal tapi mbak sudah bekerja di perusahaan itu bertahun-tahun aku tau betul seperti apa mbak Asya, semua hal bisa mbak lakukan hanya karena perusahaan sedang tidak stabil mbak ingin meninggalkan aku dan Sania?"
Asya terdiam
"mbak belum menjenguk Sania saat dia membuka matanya, aku tidak tau apa yang mbak alami selama disini tapi tolong pikirkan lagi, aku percaya betul dengan apa yang aku lakukan, mempercayakan semuanya pada Gio itu ada alasannya mbak"
"apa yang kamu mau Hanan?"
"tetap disini, temani aku dan Sania"
"baik, tapi tolong turuti satu permintaan mbak"
"apapun itu"
Asya tersenyum, dia tidak salah mengambil langkah kan?
°•°
"mbak Asya" Sania menyapa Asya dengan girang.
"gimana keadaan kamu Sania?"
"aku udah sehat mbak, kita akan pulang ke Indonesia"
"kenapa mbak baru kelihatan, mbak kemana aja?"
"ada beberapa hal yang harus mbak urus Sania, sebentar lagi mbak juga harus pergi lagi"
"kenapa hanya sebentar?"
"besok mbak kesini lagi, ingat dua hari lagi kamu menjalani operasi yang terakhir jaga kesehatan ya cantik"
"tentu mbak, mbak juga jangan sampai sakit"
Asya tersenyum, dia memang nyaman mengobrol dengan Sania karena gadis itu mengingatkan dia dengan mendiang sahabatnya.
"maaf" gumam Asya
"maaf apa mbak?"
"tidak"
"mbak pasti lelah ya mengurusku dan mas Hanan disini"
"tidak Sania, mbak memang hanya kurang tidur.. mungkin"
"mbak pulang aja, istirahat yang banyak jangan lupa makan juga aku tidak mau mbak Asya sakit karena kelelahan mengurus ku"
"iya mbak pulang, mbak pamit ya Hanan jaga istrimu dengan benar"
Hanan hanya mengangguk singkat dan menatap kepergian Asya.
"operasi tidak bisa dipercepat ya mas?"
"memangnya kenapa?"
"aku merasa aku sudah lebih sehat dari sebelumnya"
"jika dokter memperbolehkan, akan aku lakukan"
"aku benci rumah sakit, aku terlihat seperti orang lemah jika disini"
"kita hanya manusia biasa, bisa sakit bahkan meninggal"
bugh
Sania memukul bahu Hanan dengan keras.
"jangan ngomong sembarangan"
"maaf ya cantik"
"jangan gitu"
"gitu apa?"
"nggak"
tok.. tok..
"boleh saya masuk"
"silahkan dok" Hanan mempersilahkan Felix untuk masuk.
"bagaimana Sania? apa yang kamu rasakan?"
"tidak ada yang aneh hanya mungkin aku tidak lelah seperti sebelumnya"
"hmm dok apa operasi bisa dipercepat?"
"kenapa?"
"aku merasa aku sudah sehat, aku ingin segera sembuh apa bisa?"
Felix terlihat seperti sedang berfikir.
"tolong ya dokter aku ingin segera pulang ke Indonesia"
"pulang?" Felix masih berfikir sebelum akhirnya dia mengangguk pelan.
"besok pagi kita melangsungkan operasi, jaga kesehatanmu ya Sania saya permisi"
"terimakasih dokter"
"sama-sama Hanan"
°•°
18/02/2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpikat • Lee Heeseung
FanfictionCompleted✓ Lee Heeseung Lokal [1/7] "aku tertarik padanya, aku menyukainya, aku ingin memilikinya" menurut kalian siapa yang mengucapkan kalimat itu, pria bernama lengkap Hanan Abrisam atau gadis bernama Sania Anurdhati. kita simak kisahnya 17+ .. B...