"jangan marah ya?"
"iya nggak akan marah"
Flashback On
Part 4°sekarang hari ketiga Sania tertidur dan selama itu membuat Hanan khawatir. orang melihat Hanan mungkin akan terlihat biasa saja tapi jauh di dalam lubuk hatinya dia khawatir dengan gadis itu.
sekarang dia sendirian di ruangan itu dengan menggenggam tangan Sania.
"kamu kenapa nggak mau bangun? sesuka itu kamu sama tidur? nggak mau suka aku aja?" gumam Hanan ngelantur.
entah kenapa tiba-tiba ucapan nyeleneh Gio terlintas diotaknya.
"kalau aku cium kamu, kamu mau bangun nggak?"
dengan sedikit ragu karena takut ketahuan akhirnya Hanan mendekatkan wajahnya pada Sania menatap sebentar bibir pucat Sania dan tak menunggu lama Hanan mencium bibir manis itu dengan sedikit melumat.
hanya sebentar Hanan tidak mau dianggap mengambil kesempatan dalam kesempitan, tapi apa yang dia dapat masih tidak ada pergerakan dari gadis itu.
"aku yang bodoh disini, aku menuruti omongan adik gila ku itu, sial aku suka bibirnya" gerutu Hanan sembari mengambil langkah menuju keluar ruangan lebih baik dia menunggu diluar.
dan gilanya lagi Hanan melakukan itu lagi besoknya dan besoknya lagi dengan harapan Sania akan bangun dan tepat hari kelima nya setelah Hanan mencium gadis itu dan Hanan memilih untuk termenung di sofa kamar ternyata Sania bangun dari tidur panjangnya.
"gadisku sudah bangun" batin Hanan.
Flashback Off
Sania tertawa terbahak-bahak bahkan hampir terjatuh jika saja tidak ditahan oleh Hanan.
"kenapa kamu jadi seperti anak kecil yang polos"
"kamu pikir itu bisa saja terjadi mengingat aku mencintaimu"
"ya aku juga mencintai mas"
"dan karena tidur panjangmu yang harus dilarikan ke rumah sakit Australia, aku jadi tidak bisa memelukmu seperti ini" Hanan mengeratkan pelukannya dan mengelus rambut panjang Sania.
"apa mas sering melakukan ini?"
"bukan sering tapi setiap hari"
"ternyata sleep apnea ku menjadi keuntungan untuk mas"
"tidak juga buktinya aku masih bisa memelukmu"
"aku tidak yakin mas tidak pernah berpacaran"
"kenapa?"
"ucapanmu manis pasti banyak gadis yang menyukaimu"
"tapi aku tidak menyukai mereka"
Sania sudah malas untuk menjawab dia memilih untuk diam.
"Nia, selain merindukan pelukanmu aku juga merindukan bibirmu" ucap Hanan tetap disebelah telinga Sania.
Sania gugup sekarang tidak salah kan jika Hanan memang sedikit nakal jika hanya berdua dengannya.
tangan kanan Hanan menyentuh leher belakang Sania mengangkat wajah Sania agar berhadapan lebih dekat dengan wajahnya, Sania merinding karena jari-jari Hanan mengelus bagian belakang lehernya dengan jari-jarinya.
Hanan menatap mata Sania meminta persetujuan dan Sania mengangguk pelan, Hanan mencium bibir bawah Sania dengan lumatan kecil sedangkan Sania dia hanya diam.
"balas ciumanku"
"aku tidak bisa"
"ikuti caraku pelan-pelan"
Sania mengangguk dan Hanan kembali melumat bibir bawah Sania dan diikuti oleh Sania. dirasa Sania membalas ciumannya secara tiba-tiba Hanan menekan leher Sania untuk memperdalam ciumannya dan Hanan semakin memiringkan kepalanya.
sedangkan Sania tidak bisa mengimbangi pergerakan mulut Hanan tangannya sudah meremas lengan baju Hanan, ciuman Hanan berlangsung lama membuat Sania gelagapan.
karena Hanan sadar Sania kehabisan nafas ia langsung memutus pagutannya dan terkekeh pelan.
"maaf ya" Hanan membersihkan bercak basah diujung bibir Sania dengan tangannya dan mengusap kepala istrinya.
sedangkan Sania dia langsung menelusup kan kepalanya ke dada Hanan.
"tidur istriku sudah tengah malam" Hanan mulai menutup matanya dan tidur.
sedangkan Sania hanya memejamkan matanya dan masih tersenyum karena perlakuan dan ucapan Hanan.
"aku tidak tau jika dicintai mas Hanan akan menyenangkan seperti ini" gumam Sania sebelum memejamkan matanya.
°•°
"kamu masak bekal untukku kan?"
"iya, biar kamu nggak ke cafetaria"
Hanan menyantap sarapannya dengan Sania yang duduk dihadapannya.
"kalau dulu makan siangnya gimana?"
"aku bawa bekal buatan bunda, dan waktu awal nikah aku minta tolong mbak Asya untuk membelikan ku ayam bakar dan teh tarik di cafetaria, aku hanya dua kali kesana"
"selama bertahun-tahun kerja disana hanya dua kali ke cafetaria?"
Hanan mengangguk "sebenarnya hanya satu kali, awal aku baru datang kesana aku langsung pergi dan tidak pernah mau datang kesana tapi karena istriku memaksa jadi mau bagaimana lagi"
Sania mendengus "maaf mas"
"iya, nggak papa Nia"
"aku berangkat ya, mau ikut lagi?"
"nggak, aku ingin dirumah"
°•°
05/03/2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpikat • Lee Heeseung
FanfictionCompleted✓ Lee Heeseung Lokal [1/7] "aku tertarik padanya, aku menyukainya, aku ingin memilikinya" menurut kalian siapa yang mengucapkan kalimat itu, pria bernama lengkap Hanan Abrisam atau gadis bernama Sania Anurdhati. kita simak kisahnya 17+ .. B...