22°

264 40 1
                                    

karena kejadian di cafetaria tadi Sania memutuskan untuk mengajak Hanan pulang dan sekarang keduanya sedang ada dirumah

jam masih menunjukkan pukul tujuh malam Sania dan Hanan sudah selesai dengan makan malamnya.

"nanti tidur disini ya" pinta Hanan dengan duduk berselonjor kaki di sofa ruang tengah.

"aku ambil bantal dan selimut dulu" setelah mengambil bantal dan selimut Sania hendak menarik sofa bawah agar lebih panjang tapi ditahan oleh Hanan.

"ngapain?"

"biar lebih luas"

"nggak perlu"

"nggak perlu?" Sania bingung

Hanan mengambil satu bantal diletakkan di ujung sofa sebelah kiri dan merebahkan tubuhnya.

"terus aku?"

"disini" Hanan menunjuk perutnya.

"jangan aneh-aneh deh"

tanpa aba-aba Hanan menarik tangan Sania hingga terjatuh di atas tubuhnya, menyamankan posisi tidurnya lalu menyelimuti tubuh mereka dengan selimut.

Hanan langsung memeluk erat tubuh Sania yang ada di atasnya.

"kenapa mas suka tidur kayak gini"

"serasa dekat sama kamu"

"cerita dong mas"

"cerita apa?"

"apapun, oh atau nggak soal yang tadi di cafetaria"

"mas takut sama yang kayak gitu"

"kenapa?"

"waktu mas masih TK dulu pernah dikejar sama pengamen banci, mas lari sampai hampir tertabrak mobil sejak itu mas nggak berani sama orang-orang yang menyimpang kayak Ben"

"dan dia juga namanya bukan Ben kalau nggak salah itu cuman nama panggilan yang dibikin anak kantor ada kepanjangannya Bencong"

"mas tau banget soal dia, suka ya?" goda Sania

"amit amit jabang bayi amit amit" Hanan merasa merinding mendengar ucapan Sania dia hanya bisa menutup mata dan menggelengkan kepalanya untuk mengusir pikiran aneh-aneh tadi.

sedangkan reaksi Sania malah tertawa dengan puas karena berhasil menggoda suaminya.

"jangan gitu mas masih suka kamu" ternyata Hanan setakut itu dengan orang yang menyimpang.

"kalau aku lebih takut sama orang gila"

"oh ya?"

Sania mengangguk "waktu SD aku pernah main sepeda sama teman-teman terus dibelakang ada orang gila lagi ngamuk dan ngejar aku, aku sampe jatuh waktu di lapangan"

Hanan terkikik gemas mendengar cerita Sania.

"kok ketawa sih, aku serius tau"

Terpikat • Lee HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang