My twins Girl (Prolog)

654 17 0
                                    

Aira mengunyah nasi gorengnya dengan tenang. Dihadapannya ada kedua orang tua yang tengah memakan sarapan juga.

"Aira kamu masih sering mimpi?" tanya Ainun-Mama Aira-sesudah meneguk air putihnya.

Gerakan Aira yang hendak memasukan nasi goreng ke mulutnya terhenti. Ingatan Aira memutar pada kejadian pagi hari tadi, dia terbangun dengan normal tidak seperti biasanya. Sudah empat hari mimpinya menghilang dan Aira sangat senang untuk itu.

"Udah enggak sih. Tapi gak tau kedepannya."

"Baguslah," timpal Adi, ayah Aira.

"Tapi aneh sih," Aira menatap nasi gorengnya tak berselera, tidak seperti tadi. "Pas enggak mimpi aku selalu kebangun jam tiga. Udah empat hari aku ngalamin itu."

Ainun membelalak. "Kenapa pas sekali dengan jam lahir kamu?"

"Hah? Aku lahir jam tiga sore?"

"Bukan. Jam 3 malam."

"Serius?" tanya Aira masih tak percaya.

Adi terkekeh kecil. "Waktu kamu mau lahir papa kelabakan nyari dokter kandungan jam segitu. Untungnya sih, papa punya temen yang punya kenalan dokter kandungan."

Aira ikut tertawa. "Pasti waktu kecil aku selalu buat Papa sama Mama susah."

"Besarnya juga masih buat kami susah."

"Ih, Papa!"

Mereka tertawa bersama.

"Mama masih kepikiran sama mimpi kamu loh, Ai." Celetuk Ainun. "Mimpi kamu punya kembaran dan mimpi itu terus menerus kamu mimpikan. Apa itu pertanda ya?"

"Pertanda aku punya kembaran?" Aira menggeleng. "Gak mungkin lah."

"Ya kan bisa jadi."

Aira terdiam, dia menatap kedua orang tuanya lekat. "Aku punya kembaran?"

Adi dan Ainun saling menatap beberapa detik, sebelum memfokuskan pandangan pada Aira.

"Aira, mimpi kamu terkabul. Kamu punya kembaran."

"Kalian gak lagi bercanda kan?" tanya Aira dan tertawa garing. "April mop udah lewat, Ma, Pa."

"Kami serius," Aira terdiam dan Adi membuka kesempatan untuk bercerita. "Mama kamu lahirkan anak kembar. Ayah tau sewaktu perut mama kamu semakin lama semakin besar, bukan kayak ngandung satu anak. Setelah di cek sama nenek kamu, eh ternyata kembar. Papa sama mama seneng banget. Itu adalah salah satu impian kami. Kamu tau kan mama kamu takut ke rumah sakit?"

Aira mengangguk pelan. Ainun, mamanya tidak pernah ke rumah sakit sekalipun karena trauma. Asal ada suatu hal yang mewajibkan mereka ke rumah sakit, Ainun tidak akan ikut.

"Makanya Papa yang nyari dokter ke rumah sewaktu jam 3 pagi mama kamu mau lahiran. Itu susah sekali, gak ada dokter yang mau. Sampai temen Papa ngasih bantuan. Karena telat beberapa menit, kandungan mama kamu jadi bahaya dan harus dibawa ke rumah sakit tapi mama kamu tetap ngotot mau lahiran di rumah. Mama kamu aja sampe histeris gitu," Adi tertawa, tapi Aira dapat melihat mata ayahnya berkaca-kaca.

"Terpaksa dokter melahirkan kamu dan kembaran kamu di rumah. Tapi kembaran kamu dalam bahaya, dan setelah lahiran kembaran kamu langsung dibawa ke rumah sakit." Adi menelan ludahnya, sulit menceritakan ini. "Kembaran kamu menghilang ketika dokter itu ninggalinnya."

Aira menatap mereka lekat-lekat mencari kebohongan yang tersembunyi, namun nihil keduanya berkata benar.

"S-sekarang dia dimana?" tanya Aira bergetar, dia memegang sendoknya erat.

"Papa menemukan keberadaan kembaran kamu. Khiara namanya, ternyata yang selama ini menculiknya adalah orang yang suka sama mama tapi gak terima mama nikah sama Papa."

Aira tertawa hambar. "Khiara? Dia dimana, pa, ma?"

Adi menghela nafas. "Hidup Iara susah tanpa kita, nak. Dia tinggal di panti dan harus pergi saat usianya 15 tahun. Iara ngontrak ditempat yang terbilang kumuh. Dia kerja setiap hari sepulang sekolah."

Aira ikut iba mendengarnya. Kasihan sekali hidup kembarannya. "Jadi ... Sekarang maksud dari mimpi-mimpi yang aku alami itu adalah pertandanya? Kalau aku punya kembaran. Mimpi itu juga udah hilang karena kalian berhasil temui kembaran aku."

Keduanya mengangguk kompak.

"Ini nyata kan?" Aira menghela nafas berat. "Aku masih gak percaya," kedua matanya berkaca-kaca. Masih ragu dan tidak rela ketika dia mempunyai saudari kembar.

Adi dan Ainun mengusap tangan Aira, menguatkan putri mereka. "Ayo kita jemput adik kamu."

Aira menatap kedua orang tuanya. "S-sekarang?"

"Kita jemput Iara sekarang."

See you next Part~♥️
ListaChoco^^

My Twins Girl (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang