My twins girl (05)

184 3 0
                                    

Keesokan harinya, Aira terbangun dengan wajah segar. Setelah mandi dan mengenakan pakaian santai, Aira turun ke bawah. Karena ini adalah hari minggu dia berencana untuk bermalas-malasan tapi nanti selesai Aira berolahraga. Harus tentunya, Aira gak mau badannya mengembang.

"Pagi, Ma." Aira mengecup pipi Ainun.

"Pagi juga," Ainun tersenyum hangat. "Mau langsung sarapan?"

"Nanti aja deh, aku mau lari dulu. Papa mana, Ma?"

"Ada urusan katanya."

Aira ber-oh-ria. Dia segera pergi setelah mengambil botol yang sudah diisi air oleh Ainun. Aira menghirup dalam-dalam udara yang ada di taman komplek rumahnya. Sejuk dan adem.

Beberapa orang yang kebanyakan adalah seorang ibu rumah tangga melakukan rutinitas yang sama seperti Aira. Lari pagi.

Setelah mengelilingi taman komplek sebanyak lima kali. Aira duduk di kursi panjang dan meneguk airnya hingga tandas. Dia mengusap keringat dengan handuk kecil yang dibawanya.

"Lo udah nelpon si Setan belum?"

"Udah. Ngantuk katanya, males juga."

Mata Aira memicing tajam. Memperhatikan dua lelaki yang tak jauh darinya. Keningnya mengernyit dalam, menebak siapa keduanya. Sampai mereka semakin dekat barulah ekspresi Aira kembali normal. Oh, temannya Genta.

Tunggu! Temannya Genta?!

"Kalau ada mereka harusnya Genta juga ada kan?" Gumam Aira pelan.

"Kalau Dirga?"

"Udah. Cuma katanya dia sibuk belajar buat ulangan matematika."

"Ezra?"

"Ezra ngapel sama Cherry."

"Kalo Cherry?"

"Kan gue bilang mereka ngapel anjir!"

"Oh, iya. Trus kalo Genta?"

Aira menunggu dengan cemas, dia menguping diam-diam. Sampai tanpa sadar tubuhnya agak condong ke mereka.

"Udah, cuma ditolak njir. Bangsat syekali!"

Bruk!

Keduanya sontak terkejut dan melihat Aira dengan reflek. Gadis itu terjatuh akibat kecerobohannya dengan gaya yang gak anggun sekali. Keningnya mendarat kasar dirumput.

"Loh? Aira?"

Aira meringis, dia mengusap keningnya dengan wajah memerah malu.

Berbeda dengan temannya yang kelihatan khawatir, lelaki satunya malah tertawa ngakak dengan tangan memegang perut.

"Lo ngapain nyium rumput anjir?!"

"Siapa yang nyium rumput?! Gue jatuh bangsat!"

"Cewek mulutnya kok kasar."

"Memangnya cuma cowok yang boleh kasar?!"

Aira berdiri dan berkacak pinggang dihadapan lelaki tersebut. Bima namanya. Teman Genta yang paling nyebelin kalau menurut Aira. Di samping Bima ada Gerald, yang lebih sering dipanggil Gege sama temannya Genta.

"Lah, cewek kan harusnya lemah lembut. Biar banyak yang suka."

"Gue sih gak perlu banyak yang suka. Cukup Genta aja kok," Aira mengibaskan rambutnya bangga.

"Terus Lo ngapain disini?" Tanya Aira kemudian.

"Menurut Lo sendiri gimana?"

"Dari tampilan Lo sih ... Kayaknya Lo mau lari juga ya?"

My Twins Girl (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang