Semenjak kejadian semalam, Aira jadi enggan berinteraksi dengan orang rumah. Ada rasa malu yang ia rasakan, tersimpan juga rasa tersisihkan kala melihat Ainun sangat menyayangi Iara dan bahkan membelanya.
"Ai, gue mau ke ruang guru dulu. Ada sesuatu yang mau gue urus."
"Yaudah sana," Aira lanjut berjalan sendiri.
Jika sudah begini, biasanya ia akan pergi ke perpustakaan. Bukan masalah besar, ia suka membaca komik. Untuk menghapus rasa bosan.
"Kak Genta ini rumusnya kenapa serumit ini?"
"Gak tau."
"Capek tau."
"Capek ya istirahat."
"Andai aja aku sepintar kakak."
"Tiap orang 'kan beda-beda."
Genta dan Iara belajar bersama, terlihat sangat serasi. Aira berdecak kesal, hatinya mencelos. Bersamaan dengan setetes air mata jatuh, ia langsung menghapusnya.
Aira berbalik pergi -setengah berlari- ke taman belakang sekolah. Dia sibuk menghapus air matanya sendiri.
"Mana yang katanya gak mau rebut Genta dari gue?" Lirih Aira.
"Emang omongan manusia gak bisa dipercaya."
"Arghh!" Teriak Aira frustasi.
"Sakit banget rasanya."
"Gue senang ngeliat Lo menderita."
Aira menoleh, melihat Dirga menyusulnya dengan senyum sinis tersungging di bibir tipis itu. Dadanya bergemuruh hebat mendengarnya.
"Rasanya kehancuran gue terbayarkan karena itu," kata Dirga.
"Salah aku apa sama kakak?!"
"Lo nanya?"
Dirga terbahak. "Masih gak ngerti dengan yang gue bilang hari itu? Lo sebodoh itu, ya?
"Kakak bilang iba sama aku! Tapi kenapa kakak gini, hah?!"
"Hah ... Lo terlalu naif, Aira," wajah Dirga mengeras, ada yang ia pendam dalam dirinya hendak meronta-ronta keluar. "Gue memang iba sama Lo tapi diluar kita adalah sepupu, Lo itu musuh gue. Orang yang gue benci. Semua orang memaklumi kesalahan Lo dan berkata 'Aira masih kecil, belum ngerti apa-apa' terus bagaimana dengan gue? Gue waktu itu juga masih kecil. Anak kecil yang menanti adik barunya lahir. Anak kecil yang masih membutuhkan sosok ibunya. Apa mereka gak berpikir?"
Aira tidak bisa berkata-kata lagi.
"Bukannya selama ini Lo terlalu egois? Kehadiran Iara akan buat Lo sadar. Gak selamanya semua orang terus melihat dan memaklumi Lo. Ada kalanya mereka akan berpaling dan gak akan pernah berbalik lagi."
Aira terus menangis dirumah, ia berusaha menelpon Genta berkali-kali tapi lelaki itu tidak menjawab. Saat melihat story' Ig Iara ia malah tambah menangis saat melihat Genta pergi dengannya.
"Kenapa jadi gini? Gue udah berusaha agar semua berubah, 'kan? Apa yang salah?!"
Aira memiringkan kepalanya, melihat foto figura papa.
"Pa, Aira kangen. Cepat pulang."Aira memilih tidak turun untui makan malam dan menyuruh pelayan membawa makanannya saja ke kamar dia.
Selesai urusan perut, ia bersiap tidur. Merasa sangat mengantuk dan lelah satu harian ini.
"Aira ..." Iara tersenyum lebar, wajah itu terlihat seperti dirinya dan berubah menjadi senyum sinis seketika. "Aku akan merebut segala milikmu."
![](https://img.wattpad.com/cover/332751151-288-k86531.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Twins Girl (End)
Teen Fiction➶𝑯𝒂𝒏𝒃𝒂𝒔𝒉𝒓𝒊 𝑺𝒄𝒉𝒐𝒐𝒍 𝐼➴ Kehidupan Khaira yang tenang dan damai kini berubah 180 derajat karena kehadiran Khiara, kembarannya yang sudah lama hilang. ... Ini karya terburukku:> dibuat sudah lama, dan aku terlalu malas merombak/mengubahn...