My twins girl (21)

110 1 0
                                    

"Lo ngapain di kamar gue?"

Iara tersentak, dia berbalik dan melihat Aira dengan mata yang membulat karena terkejutnya. Ia tersenyum menetralkan rasa gugupnya.

"Mm ... Aku tadinya mau manggil kamu," Iara menunduk, tidak tahan akan tatapan tajam Aira padanya. Seperti laser yang bisa membolongi mata Iara. "Mau ngajak makan," lanjutnya bergumam.

Aira bersedekap. "Lo gak boleh masuk kamar orang sembarang. Ini privasi. Sekali lagi Lo masuk kamar gue kamar Lo gue acak-acak! Keluar sana! Dasar kampungan."

Mendadak Iara pusing mendengar kalimat Aira. Ia bingung. Itu termasuk makian, peringatan, penegasan atau ketiganya.

"Maaf," gumam Iara pelan, memberanikan diri melihat Aira. "Makan?"

"Gak!" Aira melotot. "Udah sana pergi!"

"Oke," Iara berlari ke luar.

Melihat Iara sudah pergi. Aira merebahkan diri ke tempat tidur. Rasanya empuk dan hampir membawa Aira ke alam mimpi. Hampir saja dia tertidur tapi ada banyak notif dalam ponsel Aira, ia membuka ponsel dan mengeceknya.

Acha Mulyani.
Oi, Aiai.

Tau gak?

Tau dong.

Khaira Adeswa.
Gjls Lo kayak anjing.

Acha Mulyani.
Apa perlu se anjing itu?

Khaira Adeswa.
Kn Lo mirip anjing.

Canda anjing.

Acha Mulyani.
Gue serius.

Eh, pacar kakak sepupu Lo cantik abis.

Gila ... Rambutnya pirang.

Pokoknya cantiiiik!

Khaira Adeswa.
Kak Dirga punya pacar :)?

Acha Mulyani.
:)

Namanya Mesya klo g salah.

Khaira Adeswa.
Tau dri spa sih?

Acha Mulyani.
Bima njir.

Tau lh mulutnya ember banget.

Dia cerita di grub khusus lambe turah sekolah.

Khaira Adeswa.
Gilaaa😭

Ada grubnya, yaaah?

Acha Mulyani.
Ada.

Mau join?

Khaira Adeswa.
Mls.

Gak guna.

Acha Mulyani.
Diih.

Khaira Adeswa.
By the way nanti mau anniv yang ke 1 tahun sama Genta.

Rayain, ga?

Acha Mulyani.
Kayak Genta mau aja.

Khaira Adeswa.
Sebenarnya gue males jg.

Oh, pling beli kue sambil makan di Cafe bentar.

Mau pake kalung dari Genta, ah 😋

Acha Mulyani.
Msih ada?

Khaira Adeswa.
Gue liat dlu.

Aira langsung saja berdiri mengecek ke lemarinya. Biasanya dia suka menaruh benda berharga di bawah lipatan baju, kebiasaan. Tidak menemukan kalungnya, Aira mencari di laci nakas. Tidak ada juga.

Memutari setiap sudut kamar sampai membongkarnya. Aira tetap tidak menemukan kalungnya.

Aira terlihat gusar, mengacak rambutnya. "Siapa yang ambil-" dia terdiam beberapa saat, matanya membola dan spontan memekik. "Pasti Iara!"

"Iara," Aira menuruni tangga.

"Iara."

"Khiara!" Ia mengeraskan suaranya.

"Ada apa sih teriak-teriak?" Ainun menghampiri, tidak lama Iara menyusul.

"Kenapa, Ai?" Tanya Iara.

"Lo curi kalung gue, ya?"

"Apa?" Iara terkejut.

"Enggak!" Jawab Iara setelah sadar dari rasa terkejutnya.

Aira menyipitkan matanya. "Ngaku Lo! Buktinya kalung dari Genta hilang pas Lo masuk kamar gue! Pasti Lo yang curi karena iri, 'kan? Ngaku, anjir!"

"Kamu jangan asal menuduh, sayang," Ainun tersenyum lembut. Berusaha memberi pengertian. "Mana mungkin Iara yang mencuri dia bukan pencuri."

"Bisa aja, 'kan, Ma. Sebelum dia ditemukan kita gak tau dia bertahan hidup uang dari mana. Bisa karena mencuri atau melakukan hal rendah lainnya!" Aira berteriak keras, dadanya naik turun karena emosi.

Ainun terkesiap.

"Kamu ini ngomong apa? Iara ini anak baik. Dia adik kamu, anak Mama. Mana mungkin Mama gak bisa mengerti sifat anak Mama, 'kan? Mama yakin bukan Iara pelakunya."

"Dia pasti yang nyuri, Mama," Aira merengek.

"Aira," balas Ainun tegas. "Tolong bersikap dewasa."

Aira terdiam.

Baru ingin membuka pembicaraan seorang pelayan memotong dengan sopan.

"Maaf, Nyonya dan Nona apa ini kalung yang Non Aira cari?" Dia menyerahkan sebuah kalung yang sangat indah. Merasa ini memang kalungnya dia melanjutkan. "Saya menemukannya di kantong baju, Nona. Sekali lagi saya minta maaf mengganggu, permisi."

"Lihat? Kamu terus menuduh Iara tanpa mau bertanya pada yang lain," Ainun lega karena Iara terbukti tidak bersalah.

"Mama udah," lirih Iara merasa tidak nyaman, apalagi melihat wajah masam Aira.

"Lain kali tolong jangan nuduh Iara, kita ini keluarga."

"Ma, Aira gak salah. Dia cuma panik makanya nuduh aku," timpal Iara.

"Lihat? Ara masih terus membela kamu," Ainun menarik nafas pelan. "Mama mau tidur aja lah."

NOTE: apa sih tanggapan kalian tentang karakter di cerita ini? Terutama pada Aira?

See you next part~♥️
ListaChoco^^

My Twins Girl (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang