Haechan Harem

ANAK PEMBANTU

Berdebu nih book..

Peringatan! Cerita ini tidak sesuai dengan kehidupan real tokoh dalam cerita, jangan disangkut pautkan.

Baca ini kudu se🍆

Haechan anak pembantu di keluarga Jung Jaehyun.

Mae nya pembantu rumah tangga sementara ayah nya Jo supir pribadi keluarga Jung.

Keluarga Jung punya satu anak namanya Mark Jung.

Mark Jung ini yang paling sering diantar oleh Jo ayah Haechan ke sekolah.

Haechan sendiri kalau ke sekolah cuma pakai sepeda, hadiah ulang tahun dari Jo, Haechan sayang banget sepeda itu.

Tapi.. sepedanya rusak, dirusak.

"Hahahaha laki kok nangis, lemah banget lo" ejek teman Arin, Arin cuma diam melihat Haechan, dia menahan emosi.

Arin sebanarnya tidak suka cari masalah, tapi kali ini sudah keterlaluan. Pria berkulit gelap itu dengan lancang menyukai kekasihnya padahal Haechan tahu sendiri Mark sudah punya pacar, murah bukan?

Haechan menggigit bibir bawah menahan air matanya agar tidak jatuh lagi, ia akui dirinya lemah meskipun seorang laki-laki, dia berbeda. Haechan juga tidak mengerti kenapa dilahirkan menjadi laki-laki tapi lemah, seharusnya laki-laki itu kuat tidak cengeng.

Murid-murid mulai berkerumun di sekitar Haechan ikut menertawai Haechan yang dirundung perempuan, miris sekali laki-laki kok di bully sama perempuan.

Arin mulai melangkah mendekati Haechan, ia menarik dagu Haechan agar menatapnya "lo itu cuma anak pembantu, anak supir keluarga pacar gue, lo ga sederajat dengan kami, jadi.. jangan cari masalah sama gue" Arin menolehkan wajah Haechan dengan kasar.

"Anak kelas rendah berani suka sama Mark? Pfttt" terdengar ramai murid-murid mulai berbisik-bisik lalu tertawa, menertawai Haechan.

Haechan menghela napas kemudian berjongkok memungut buku-bukunya yang berhamburan lalu memasukkan kembali ke dalam tas yang sudah koyak.

Masih ada satu buku yang tertinggal, Haechan berniat meraih buku tersebut namun pergerakannya terhenti saat sebentar lagi buku itu diraihnya tapi tetiba terinjak oleh seseorang, lebih tepatnya diinjak.

Haechan melihat sepatu itu, tidak asing, itu sepatu Mark, orang yang dia suka.

Arin tersenyum puas bersama teman-temannya.

Si manis dengan mata yang masih basah itu mendongak melihat Mark, mata mereka bertemu. Hati Haechan berdenyut nyeri saat melihat tatapan itu, tatapan merendahkan, tatapan jijik yang selalu Mark layangkan padanya.

Dulu saat masih SMP, mengetahui orang tuanya akan bekerja sebagai pembantu keluarga Jung Haechan adalah orang yang paling bahagia saat itu. Artinya dia akan serumah dengan laki-laki yang sudah membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama.

Tapi, belum sehari tinggal seatap dengan sang pujaan hati Haechan sudah disambut dengan makian oleh Mark, tatapan merendahkan dan tatapan jijik itu tidak pernah berubah dari dulu hingga sekarang.

Pernah Haechan berharap suatu saat tatapan itu akan berganti menjadi tatapan cinta, Haechan tidak peduli seberapa direndahkan atau dihinanya ia oleh Mark dan teman-temannya, yang Haechan pikir, ia ingin meluluhkan cintanya.