Part 5

21 11 0
                                    

Tak hanya malam itu, setelahnya pun bos setan bersikap seenaknya. Setiap pagi aku harus membuat kopi untuknya dengan takaran 2:1, memesan makanan untuknya bahkan ikut setiap kali dia ada rapat. Tugasku banyak yang terbengkalai dan dijadikan alasan untuk menghabisiku dalam ruangannya.

Dia marah jika laporan dan data yang harus diinput tidak selesai tapi tetap menyuruhku melakukan sesuatu yang bukan jobdesk ku. Tapi sejak dia selalu dipesankan makan siang, kami juga bisa makan siang sesuai jam yang berlaku kecuali dinyatakan lain si setan kerasukan setan.

“ALIN!!” baru juga dibahas udah teriak aja

“Saripah, ada kamera gak ?”

“Kenapa?” Jawab sari

“Gak apa-apa kok, suerrr gak apa-apa cuma mau lambaikan tangan, mana tau aku lagi di prank”

Sari terkekeh geli “Lo ada masalah apa sih sama si bos ?”

“Gak tau kerasukan setan kalii” Jawabku sambil beranjak menuju ruangan pembantaian

“Lah kan dia setannya, gimana sih lu”

Mengetuk pintu tiga kali lalu masuk, seperti itu polanya

“Buatkan saya kopi” tambahin sianida mampus lu, jadi setan beneran

“Baik Pak” Berbalik dan membuat pesanannya dan tentu saja meletakkan kopi buatanku dengan apik di mejanya.

“Ini kopinya Pak, sesuai pe-rin-tah” Kataku dengan menekan kata perintah

“Oke, ini sudah dekat jam makan siang, pesankan saya makanan”

Ini gak mau bilang terima kasih dulu sebelum nyuruh orang lagi ? dasar akhlakless. Aku sudah ingin berbalik menuju kubikelku saat dia bersuara kembali

“Pesan disini saja, saya mau liat menunya”

“Saya mau ambil hp dulu pak, ada di meja”

“Pakai punya saya, kamu duduk”
Dia merogoh hp dalam saku jas dan memberikannya padaku, menarik kursi untuk duduk aku menerima ponsel itu.

“Passnya 0000”

Kan benar apa yang ku bilang, dia tidak kreatif. Password saja dibuat seperti itu dan lagi UNTUK APA DIA MEMBERITAHUKU ??? dia semakin aneh, aku tidak suka.

“Bapak mau makan apa ? ada ayam geprek, ikan bakar, nasi pad-“

“Pesankan nasi padang” potongnya

“Baik Pak”

“Sekalian untuk kamu” aku menatapnya dengan alis berkerut bingung

“Sebagai ucapan terima kasih karna kamu sudah jadi babu saya”

Uhhh bibirnyaaa minta dicabein pikirku

“Ngapain kamu gigit bibir kayak gitu??”

Melepas gigitan bibir karena kesal, aku mulai memesankannya makanan saat tiba-tiba pintu ruangan dibuka oleh mas Raihan

“Bos, ini cuma Alin aja yang dibeliin makan siang. Kita juga mau dong bos”

“Kamu juga mau jadi babu saya ?”
kenapa sih dia sangat hobi mengataiku babu

“Kalau itu cukup Alindra aja bos” kata mas Raihan dengan cengirannya yang mirip kuda

“Ya sudah, sana kama balik kerja”

Aku memesan makan siang untuk kami semua. Sekarang jam makan siang dan makanan pesanan kami pun sudah tiba. Saat akan mengantarkannya ke ruangan pak Elzar dia tiba-tiba keluar dan menarik kursi ke arah kubikelku lantas duduk. Semua rekan ku terkejut dan saling pandang, jangan tanya bagaimana reaksiku sekarang, sudah jelas aku jauh lebih terkejut dari mereka.

Future PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang