Elzar POV
Aku baru saja duduk santai sambil bermain game saat mendengar suara pin yang dimasukkan. Kupikir itu Mama atau paling tidak Tita, tapi saat mencium aroma familiar yang sangat kusukai aku mengukir senyum tipis sambil tetap terpaku pada layer TV.
Dia duduk disebelahku sambil bersedekap memicingkan mata. Jika saja tidak sedang bermain game pasti sudah ku lahap bibir kenyalnya itu.
Kalian harus tahu ini, Alindra dengan make up itu cantik tapi Alindra tanpa make up dengan kata lain bare face seperti ini sungguh sangat cantik. Ada sesuatu dalam hatiku yang bersorak bangga karena mungkin hanya aku satu-satunya pria yang tahu penampilannya saat ini.“Kenapa sayang ?” Tanyaku saat dia tidak membuka suara
“Sejak kapan kamu ikut balapan gitu ? Kok Anna bisa tau”
Aku tersenyum senang, Alindra ini entah dia sadar atau tidak, tapi sikap cemburunya pada Nana membuatku senang rasanya seperti menang lotre.
“Udah lama, dari SMA. Awalnya cuma iseng tapi malah ketagihan. Karena takut Papa tau pas daftar buat ikutan aku selalu pake nama Adam”
Meliriknya sekilas, dia hanya diam.
“Tapi pas lanjut S2 aku mutusin buat berhenti. Kemarin itu, aku ikut karena Tita yang maksa dan Nana bisa tau karena pas di London aku ikutan sekali buat coba-coba aja soalnya arena disana beda sama di Indo”“Ohh”
“Itu aja ? Respon kamu itu aja ? Padahal aku udah ngoceh panjang banget. Kamu gak berniat barter sayang ?”
“Barter apa ?”
“Ya kamu cerita apa aja tentang kamu” Sial, aku kalah. Menghentikan kegiatanku aku menghadap padanya yang malah menyender
“Gak ada cerita menarik tentang aku”
“Ck, ya udah. Berapa mantan kamu”
“Gak pernah pacaran”
Aku harusnya tidak terkejut kan, tapi aku tetap terkejut. Hei wanitaku ini sangat menarik tidak mungkin jika tidak ada yang mencoba mendekatinya.Mengambil alih keterkejutanku “Pantes aja kamu kaku, gak pernah pacarana toh”
“Kan aku bukan kamu”
“Emangnya aku kenapa ?”
“Kamu gak tau apa gak sadar diri ? Kamu pikir aku gak tau sebanyak apa korban kamu yang datang ke kantor”
Aku menyegir lebar“Aku kan ganteng, makanya banyak yang naksir”
“Hm”
“Ngantuk ya ?” Dia mengangguk
“Masuk ke kamar aja, aku masih mau main”
“Gak, aku balik”
Aku sudah menyodorkan pipi meminta kecupan manja sebelum dia pergi tapi dasar wanita kaku dia bahkan tidak melihatku dan langsung berjalan pergi.
Aku menghentikan permainanku saat perutku berteriak minta diisi, berjalan menuju dapur demi melegakan tenggorokan lantas menuju kamar untuk mengambil dompet, ponsel, serta kunci mobil.Baru saja aku ingin membuka pintu, satu panggilan masuk ke ponselku
Nana is calling…
“Halo Na”
“Makan siang bareng yuk, sekalian jalan bareng udah lama kita gak jalan aku ajakin Tita juga”
“Kirim lokasi aja, ntar aku nyusul”
Kembali masuk ke dalam kamar untuk bersiap, aku bersemangat bukan karena ajakan Nana tapi memikirkan Alindra dengan sebuah kencan sepertinya tidak buruk. Kami memang sering bersama apalagi di kantor tapi untuk sebuah kencan kami belum pernah melakukan hal yang satu itu.
Aku sih sering dengan wanita-wanita yang menggilaiku tapi Alindraku baru kali ini pacarana, jadi mari buat kenangan indah untuknya.
Bergerak menuju unit Alindra aku segera saja memasukkin passwordnya yang membuatku langsung merutuk kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Perfect
RomanceHanya kisah sederhana tentang "Aku" yang takut menikah Tentang keluargaku yang hancur Tentang "Dia" yang terus meyakinkanku