Part 14

4.3K 189 4
                                    

"Sudah baikan?"

Ntah sudah berapa kali aku mendengar pertanyaan sama yang terus terusan diajukan Pak Jagat. Berkali kali aku menjawab iya atau mengangguk tak membuatnya puas dengan jawabanku.

"Hmm..." Gumamku bosan

Memang ketika aku bangun tadi aku menemukan bungkusan obat diatas nakasku lengkap dengan air mineral yang sudah tertempel stiky notes

Ibu bilang obat ini bisa mengurangi rasa sakit perutmu. Saya sedang keluar karna urusan mendadak.

Tak butuh waktu lama aku meminumnya dan memutuskan untuk mandi. Setelah selesei mandi aku sudah melihat Pak Jagat duduk disofa sambil memainkan ipadnya.

Dan sampai saat ini dia masih disitu, padahal berulang kali aku menyuruhnya untuk meninggalkanku sendiri. Namun nihil, tidak ada tanda tanda Pak Jagat akan meninggalkanku sendirian.

"Eyang chat saya, katanya langsung kerumah Budhemu sehabis belanja tadi. Makanya yang nganter belanjanya Bik Narsih" Pak Jagat menatapku sebentar, namun sedetik kemudian dia memalingkan wajahnya.

"Hmm..."

"Mami masi sakit?"

Aku menggeleng tak yakin.

"Nanti saya bilang eyang biar Bik Narsih kesini lagi" Ucapnya kemudian.

"Gausah, eyang memang sengaja" Komentarku kemudian. Mana mungkin eyang tidak sengaja. Jelas jelas eyang berniat menjadikanku ibu rumah tangga seutuhnya.

"Biar saya bicara sama eyang"

Aku menghela nafas kasar. Kembali merebahkan diriku pada sandaran kasur. "Gausah deh pak, nanti eyang yang ada ngomel ke aku" Balasku lagi. Jujur aku masi lemes banget dan males berkomentar lebih pada Pak Gata.

"Saya juga butuh Bik Narsih buat urus perlengkapan saya" Serunya lagi.

Oh. Kirain karna perhatian sama aku. Gara gara ngeliat aku sakit begini.

"Hmmm" Gumamku lagi, kali ini sedikit ketus.

Pak Jagat meletakkan ipadnya dimeja, kemudian berdiri dan menghampiriku. Aku nyaris tercekat saat Pak Jagat hanya berdiri satu langkah dihadapanku.

"A-apa?" Tanyaku terbata. Jantungku nyaris meledak, sangking suaranya yang berdetak kencang dan cepat. Aku kembali lemas setalah mengetahui apa yang akan dilakukan Pak Jagat.  

Ternyata Pak Jagat ingin membenahkan selimutku yang berada disisi pinggangku, kemudian menaikannya persis dibawah lenganku.

"Pak..." Cicitku pelan seraya memohon. Tolong jangan dekat dekat pak...

Pak Jagat terlihat membungkukkan badannya hingga wajahnya dan wajahku berdekatan. Nyaris satu jengkal berada didepanku. Reflek aku menggeser tubuhku menjauhi Pak Jagat. Namun saat aku menggeserkan badanku, Pak Jagat mengambil kesempatan itu untuk duduk disebelahku.

"Ngapain?" Tanyaku bingung.

Pak Jagat tersenyum.

"Wajahmu memerah"

Sial!

Aku membuang muka. Pak Jagat tersenyum lebar.

"Kamu demam?"

Bajingan!

"Pak!" Seruku kencang, "Tolong keluar, biarkan aku istirahat" Pintaku lagi setengah memohon. Ayolah, aku sangat ga nyaman kalau begini.

"Apa saya menganggu kamu?" Tanyanya yang terdengar seperti protes kecil. Aku mau menggeleng karna memang Pak Jagat sedari tadi hanya duduk dan tidak mengangguku. Tapi ayolah pak! Aku nyaris pingsan loh ini...

Sinking BoatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang