Part 29

4.5K 211 3
                                    

What the fuck!

Perlu aku jabarkan rasanya?

Aku menggeleng. Aku tahu ini sudah pagi, cahaya matahari mulai masuk disela gorden kamar Pak Jagat, tolong garis bawahi kamar pak Jagat! Kayanya aku memang benaran udah gila. Apalagi melihat wajah Pak Jagat yang masih nyenyak dalam tidurnya setelah semalam dia-oh astaga, fucking up!

Aku berusaha menghapus ingatanku tentang kejadian semalan, kejadian dimana aku telah menyerahkan diriku sepenuhnya kepada laki laki yang sedang berbaring tenang disampingku ini. Bayangkan seberapa gila, Mami anakmu ini udah dewasa banget, gara gara laki laki satu ini.

"Pak..pelan dong. Ugh, astaga..."

Aku kembali menggelengkan kepalaku. Mengusir memori memalukan tentang semalem. Sumpah, rasanya aneh banget, sekujur tubuhku rasanya aneh. Aku beneran ngerasa asing dengan diriku-tubuhku. Seperti ada yang mengganjal dipusat tubuhku.

Oke-lupakan Nayaka!

Aku berusaha bangun dengan hati-hati agar Pak Jagat tak ikut terbangun. Jangan sampai Pak Jagat menangkap basah aku masih dalam keadaan naked. Karna akan tidak terbayang seberapa malunya aku. Bajuku ada dimana aku beneran gak tahu, kamar ini terlihat seperti kapal pecah. Aku jadi memikirkan seberapa besar kekacauan yang sudah kita buat?

Kenapa aku harus membalas ciumannya?

Kenapa aku harus membiarkannya kembali mencium leherku? Mencium-ok astaga. Mari lupakan Naya, ayo ingat-ingat hal lain.

"Jangan digigit dong Pak, aduh..."

Stop!!!!

Buru-buru aku beranjak, mengambil selimut untuk menutupi tubuhku, Aku butuh baju-tapi aku gak tahu ada dimana! Sebenernya kekacauan apasih yang sudah kami perbuat?

Diujung kakiku aku mengambil kaus hitam milik Pak Jagat dan memakainya dengan cepat. Aku langsung berlari kearah kamar mandi dan berharap Pak Jagat tidak menyadari keberadaanku.

Omg!

Aku beneran sudah kehilangan kata-kata. Bagaimana dia mencium bibirku, rahangku, leherku sampai-ok astaga lupakan.

Menggeleng kepala dengan cepat sambil melepas kaus Pak Jagat dan mengguyur tubuhku dengan shower. Menghapus bayangan-bayangan gila sekaligus mendebarkan yang terjadi dalam semalam. Bagaimana rasanya menyatu sepenuhnya dengan Pak Jagat. Bagaimana rasanya sama sama menggali kenikmatan. Funfactnya, saat melakukannya aku merasa sangat sadar dan aku merasa itu hal yang menyenangkan.

Mungkin aku harus menggetokan kepalaku berkali kali agar semua bayangan tersebut menghilang dari pikiran kotorku. Damn, Pak Jagat mode diatasku hot banget. Bagaimana sebelah tangannya memeluk erat pinggangku saat dia terus memacuku, bagaimana dia mengecup leherku dengan lidahnya, bagaimana tanganku ikut menjambak rambutnya diikuti suara desahan yang- Omg, memalukan Nayaka!

Aku memakai bathrobe saat keluar dari kamar mandi, sialnya Pak Jagat sedang duduk menatapku. Gila, Pak Jagat mode bangun tidur gak kalah hot! Rambutnya yang acak-acakan, dadanya yang bidang, perutnya yang menampilkan otot berbentuk kotak-kotaknya. Urat-urat ditangannya, oke lupakan!

"Udah mandinya?"

Menurut ngana?

Enggan membalas ucapan Pak Jagat, aku memilih membuka lemari dan mengambil bajuku. Kalian masih ingat kan kalau semenjak ada Eyang aku tidur disini sedangkan Pak Jagat dikamar sebelah yang terhubung dengan kamar ini? Nah, beberapa barangku masih disini sebelum aku kembali pindah dikamarku sebelumnya semenjak Eyang kembali ke Bandung.

Sinking BoatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang