Part 25

4.3K 157 6
                                    

Sekilas ingatan tentang Nayaka memasuki usia dua puluh tahun berputar diotakku. Bagaimana waktu yang berputar dihari tersebut sungguh membahagiakan. Bayangkan! Bagaiamana rasa dan harunyaa bisa survive dikepala dua. Menjalankan banyak hal menyakitkan juga membahagiakan. Aku hanya merasa fase memasuki kedewasaan dalam hidup adalah saat kita memasuki kepala dua. who isn't happy? It felt so good to meet Nayaka at the age of twenty.

Saat itu aku merasa bahagia, dua puluh tahun sudah bisa aku lewati dan tetap bisa bertahan merupakan syukur yang terbesar.

Dan dua puluh tahun ya?

Mungkin waktu berlalu sebagaimana kita beranjak. Terus hidup dan bertumbuh. Struggle yang kita hadapi sampai saat ini juga berbeda, ntah tingkat sulitnya atau membahagiakannya.

Menjadi dewasa aku pikir bisa dengan mudah aku lakukan, hanya perlu memilah yang baik dan buruk, mengikuti kemauan hati dan yang terpenting tau kemana arah hidup yang kita pilih.

Tapi, ternyata memang tidak semudah itu. Dewasa berarti bertanggung jawab atas apapun yang kita pilih. Tetap berkecipung atau memilih keluar dari sangkar (ini bagian tersulitnya). Kadang kita merasa sudah cukup benar melakukan hal yang kita pilih, walau bisa jadi setelahnya kita menyesalinya.

Seperti saat ini, Perang dingin atau tepatnya puasa bicara yang dilakukan Pak Jagat terhadapku sudah berlangsung dua hari. Pak Jagat mendiamkanku, tidak menggubrisku bahkan tidak menganggap kehadiranku.

Menyebalkan? Tentu saja!

Tapi ini konsekuensi yang harus aku ambil setelah membuatnya marah dan kecewa. Ini keputusanku, aku hanya perlu membiasakan diri untuk kembali seperti semula, seperti yang seharusnya.

Aku tau aku salah dan aku menyadarinya. Aku berniat meminta maaf atas kekasaranku dalam bicara. Aku tahu Pak Jagat sangat tersinggung atas ucapanku. Tapi semua tindakan Pak Jagat juga tidak bisa dibenarkan. Dia menyebalkan dan cukup memporak porandakan kehidupanku.

Shit up!

"Jadi dibuatkan Jusnya Mbak?" Mbok Minah menghampiriku yang sedang bersantai santai diruang keluarga. Ini weekend, memangnya apalagi yang harus kulakukan selain bersantai santai sambil menonton netflix 24/7.

"Boleh Mbok, Jus buah apel aja ya. pake susu gausah pake gula." Mboh Minah mengangguk setelah mendengar intruksiku. Kalian jangan salah paham, biasanya hal remeh temeh seperti halnya membuat jus selalu aku lakukan sendiri. Hanya saja hari ini mendadak aku sangat stress dan ingin benar benar bersantai maka Mbok Minah yang membuatkannya.

Aku sedang suka sukanya menonton drakor genre Medical. Seperti drakor yang aku tonton sekarang, partners for justice. Drakor ini bukan drama baru, tapi emang aku baru mencoba menontonnya dan ternyata ini salah satu drakor yang aku sukai. Aku suka melihat autopsi yang gokil untuk mencari sebab kematian dan mencari pelaku pembunuhan. Dokter Baek Boem yang sangat jenius dalam melakukan autopsi dan tak henti hentinya membuatku berdecak kagum. Tipe laki laki yang bisa diandalkan, and i like him.

Gigih mencari kebenaran. Aku suka sekali bagaimana dokter Baek Boem gak pernah gagal memecahkan misteri kematian bahkan mampu menemukan pelakunya. Pakde Pakde jenius yang penuh kegokilan.

Aku mempause episode dua belas partners for justice yang sedang aku tonton. beranjak kedapur untuk mengambil jusku, tumben Mbok Minah agak lama.

"Mbok udah selesei belum?" Baru sampai didapur aku dibuat terkejut saat melihat Mbok Minah yang tidak ada dan tergantikan kehadirannya dengan Pak Jagat. What the fuck, sejak kapan dia disana?

Aku melihat Pak Jagat menggunakan Golf Showdown Under Armour dipadukan Fade Polo shirt Under Armour. Abis pulang ngegolf dia?

"Biar aku aja," sedikit kaget saat mengetahui Pak Jagat yang membuatkan jus apelku. kok bisa ya? Memang Mbok Minah kemana?

Sinking BoatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang