Satu

17K 825 21
                                    

"Jadi, apa yang ingin Daddy katakan?" Tanya Aiden langsung begitu dia duduk di sofa panjang di depan ayahnya. Suaranya pun terdengar tidak sabaran. Jelas jika dia ingin langsung memulai pembicaraan tanpa basa-basi ini. Setidaknya dia tidak ingin meninggalkan Kiara lebih lama sendirian, terutama setelah apa yang mereka alami tadi.

Tomi yang duduk di sampingnya pun, Sama seperti dirinya, terlihat tak sabar ingin segera membuka suara.

Rick menatap ragu pada putranya yang terlihat tak sabaran. Menimbang apakah dia akan mengatakan sekarang atau nanti ketika mereka sudah kembali ke rumah. Bagaimana pun juga masalah ini sangat penting untuk dirinya juga Aiden. Dia takut mengganggu ketenangan sang putra itu.

"Ayah sudah mengumpulkan semua bukti yang ada selama ini. Dan ayah juga sudah menemukan tempat persembunyian mereka." Ucap Rick pada akhirnya. Menyerah, memilih mengatakannya ketimbang menyembunyikan dari Aiden.

Sejenak Aiden menahan nafas. Dia seakan lupa bagaimana caranya bernafas. Jelas Aiden mengerti siapa yang di maksud oleh mereka. Juga maksud dari apa yang di katakan oleh ayahnya. Tapi, Aiden masih tidak percaya jika ayahnya masih menyelidiki kasus beberapa tahun silam.

Itu sudah sangat lama, juga pasti sulit mendapatkan semua buktinya. Terbukti dulu saja ayahnya kewalahan melacak dan menyelidiki keberadaan orang-orang yang terlibat. Padahal ayahnya sudah menyewa detektif hebat untuk bisa menghandle kasus itu. Tapi tetap saja, kasus itu masih tidak membuahkan hasil.

Dan sekarang ayahnya kembali mengangkat kasus itu, Aiden yakin jika ayahnya masih belum bisa menerima dengan apa yang telah terjadi padanya.

"Daddy berharap, jika mereka bisa di tangkap dan di temukan. Kita bisa benar-benar memulai kehidupan baru."

"Dad---"

"Kamu hanya perlu diam di tempat mu, Aiden. Daddy tidak akan meminta mu untuk ikut adil mengurus masalah ini. Biarkan Daddy yang akan mengurus masalah ini dengan Tomi. Dan Daddy harap, kamu bisa sembuh setalah masalah ini benar-benar selesai." Potong Rick cepat. Tidak memberikan kesempatan kepada Aiden untuk berbicara lebih banyak.

Dia tau jika semua ini pasti mengejutkan untuk putranya. Tapi dia sudah gerah pada orang-orang yang selalu mengganggu kehidupan putranya. Dia juga ingin putranya hidup normal sama seperti orang-orang pada umumnya. Membina rumah tangga juga memiliki keturunan layaknya orang normal.

"Aku rasa aku sudah sembuh, Dad." Gumam Aiden menjawab ucapan ayahnya. Meski terdengar ragu, tapi sekuat tenaga Aiden meyakinkan ayahnya.

Lagi pula, belakangan ini Aiden tidak pernah melakukan hal-hal gila. Juga Aiden sudah bersikap biasa saja. Dia bahkan sudah bisa melewati malam pertamanya dengan Kiara, lalu apa yang harus di takutkan oleh ayahnya?

"Tidak ada jaminan kamu bisa sembuh sebelum masalah ini selesai, Aiden." Seru Rick menghela nafas panjang. Terdengar berat juga penuh beban.

"Tapi, dad---" Rick mengangkat sebelah tangannya tinggi. Menyuruh Aiden diam lewat tatapan matanya yang berubah tajam.

"Daddy bahkan masih ingat bagaimana kamu melukai Kiara waktu itu. Hanya karena masalah kecil. Dan Daddy tidak mau mengambil resiko hal itu akan terulang lagi nanti. Apalagi jika nanti kalian sudah memiliki anak. Orang yang seharusnya melindungi mereka, menjaga juga memberikan kenyamanan itu kamu. Bukan malah sebaliknya."

Skakmat

Aiden bungkam tanpa bisa menyela. Yang di katakan oleh ayahnya benar. Dia memang seharusnya melindungi keluarganya, bukan malah melukai istrinya.

"Semua itu tidak akan terjadi lagi, dad." Ucap Aiden terdengar tegas. Dia pun masih kukuh pada pendiriannya. Dia tidak percaya jika ayahnya tidak mempercayainya lagi. Dia ingin membuktikan jika dia sudah sembuh, dan berharap ayahnya akan mempercayainya.

Dia yakin jika dia sudah benar-benar sembuh. Buktinya dia tidak pernah mengingat apa pun tentang masa lalunya. Juga dia sudah bisa berbaring di atas ranjang. Bahkan dia berangsur-angsur bisa melupakan mimpi buruknya.

"Apa jaminannya, Aiden?"

"Apa Daddy tidak bisa melihat bagaimana kehidupan Aiden saat ini?" Tanya Aiden terdengar tidak percaya. "Aku dan Kiara, kami masih baik-baik saja, Dad. Dan aku yakin berangsur-angsur aku pasti akan sembuh dan melupakan semuanya. Bahkan sekarang aku sudah tidak bermimpi buruk ketika tidur di kamar. Jadi aku rasa--"

"Hanya itu?" Ejek Rick. Wajahnya terlihat mencemooh ucapan Aiden.  "Apa kamu sudah bisa mengontrol emosimu ketika mendapatkan pesan baru dari orang-orang itu?" Lanjut Rick tegas.

Aiden menelan ludah susah payah. Dia tidak berpikir sampai sana. Tapi dia yakin jika dia terus bersama Kiara, pelan-pelan dia akan baik-baik saja. Lagipula dia belum mencobanya. Tapi setidaknya dia sudah bisa berangsur-angsur berpikir panjang.

"Lihat? Mendengar sebuah pesan saja kamu tidak bisa menjawabnya. Lalu bagaimana jika nanti dia benar-benar datang? Apa kamu akan tetap mengatakan jika kamu akan tatap baik-baik saja? Ketika kamu bertemu dengannya, begitu?"  Sela Rick cepat.

Melihat respon Aiden yang diam, Rick pun mendesis kesal. Sudah dia duga jika putranya itu masih belum benar-benar sembuh. Terbukti dari respon yang ia tunjukkan saat ini.

Pandangannya saja terlihat gelisah, ketika Rick membahas perihal pesan. Dan Rick yakin jika dia belum bisa melupakan semuanya. Dia hanya diliputi kebahagiaan, tapi belum sepenuhnya sembuh.

"Aiden yakin jika dia tidak akan datang, Dad!"

"Jangan bilang kamu mulai takut jika dia datang?" 

"A--ku-- tidak"

"Lihat?  Kamu bahkan tidak yakin dengan jawaban mu? Lalu kamu mengatakan jika kamu sudah sembuh?" Sinis Rick.

"Dad." Protes Aiden.

"Bagaimana mungkin kamu yakin jika dia tidak akan datang menemui mu, Aiden? Apa selama ini kamu belum mengenalnya?"

"Dia saja bisa meneror mu selama ini. Terus membuat mu mengingat hal-hal mengerikan itu! Hingga kamu harus berulang kali keluar masuk rumah sakit." Sentak Rick tajam. Berhasil membungkam Aiden.

Jelas dia ingat semua itu. Tapi beberapa hari ini, Aiden merasa baik-baik saja. Dia bahkan tidak pernah merasa sebaik ini sebelumnya. Dia merasa luar biasa lega dan sulit untuk menjelaskan semuanya lewat kata-kata.

"Jadi tidak mungkin jika suatu saat nanti dia tidak akan datang menemui mu. Dan sebelum semua itu terjadi, Daddy akan mengirimnya ke penjara atau bahkan ke neraka." Geram Rick nyalang. Berhasil membungkam Aiden. Hingga tak lagi mampu berkutik.

Ayahnya sepertinya sadar, jika dia belum sepenuhnya sembuh. Dan dia pun bisa kapan saja melukai orang-orang di sekelilingnya. Atau lebih tepatnya, ayahnya sadar dengan apa yang Aiden sembunyikan selama ini.

Marriage Proposal(SELESAI); Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang