Tiga

7.7K 557 23
                                    

Senyum itu, wajah itu. Juga tatapan itu masih sama seperti dulu. Tidak ada yang berubah sedikit pun.

Sama persis seperti terakhir kali Aiden melihatnya. Pun terakhir kali mereka bersama dulu. Tidak ada yang berbeda dengannya. Bahkan senyuman itu sama lebarnya dengan terakhir kali Aiden melihatnya. 

Wajah, tubuh juga bentuk rambut. Semua sama persis seperti dulu. Tidak ada yang berubah sedikit pun. Aiden tidak bisa menemukan perbedaannya sedikit pun meski dia berusaha keras mencarinya. Aiden seakan masih menemukan seseorang yang sama. Seseorang yang mengisi relung hatinya dulu. Hingga meninggalkan luka yang teramat dalam. Berakhir Aiden kesulitan dalam mengendalikan emosi juga kehidupannya saat ini.

Ketika Aiden sibuk dengan pikirannya, dengan gejolak hatinya yang tiba-tiba menyerang. Tiba-tiba tubuh itu melesat maju ke arahnya. Mendekat dengan langkah sedikit tergesa-gesa.

Dengan senyum lebarnya, dia pun bergumam nama Aiden. Hingga dia pun langsung menubruk tubuh kaku Aiden tanpa memberikan Aiden waktu untuk mengendalikan dirinya. Wanita itu memeluknya seerat mungkin. Seakan takut Aiden lari jika dia tidak memeluk Aiden detik itu juga.

Aiden yang merasakan pelukan seseorang di tubuhnya, tersentak kuat. Kesadarannya langsung kembali setelah merasakan pelukan itu. Wajahnya pun semakin terasa kaku ketika Indra penciumannya mencium aroma parfum yang masih sama.

Seakan tersadar, hal pertama yang Aiden lakukan adalah mengedarkan pandangannya ke arah mana pun, mencari satu objek yang menyadarkan dia jika semua ini adalah nyata bukan hanya halusinasinya.

Dimana orang yang memeluknya, bergumam namanya adalah nyata. Hingga Aiden merasa kesulitan bernafas ketika Kiara menatapnya bingung. Karena ada seseorang yang memeluknya tanpa permisi.

Apa jika Kiara tau siapa yang memeluknya ini, Kiara masih akan bersikap seperti itu? Menatapnya dengan wajah bingung bercampur penasaran?

"Aiden, benarkah ini dirimu? Aku menemukan mu, Aiden?"

"Aku benar-benar menemukan mu?" Pekiknya terdengar senang. Bahkan tanpa ragu sedikitpun. Hingga membuat Aiden merasakan perasaannya berubah tak menentu. Aiden kesulitan mengendalikan perasaannya dari keterkejutannya.

Juga mendadak rasa rindu timbul dengan sendirinya. Memporak-poranda hatinya yang hampir utuh.

"Kathy." Gagap Aiden menjauhkan tubuh ramping wanita yang memeluk tubuhnya. Dengan sedikit susah payah, akhirnya Aiden pun berhasil menjauhkan tubuh Kathy yang terus memeluk tubuhnya erat.

Kathy yang tubuhnya di dorong paksa menjauh dari tubuh Aiden pun mencebikkan bibirnya kesal. Sorot matanya menatap Aiden tidak suka. Dia merasa ketenangannya pun di tarik paksa.

"Kamu tau, aku benar-benar senang. Akhirnya aku bisa menemukan mu, Aiden." Kathy kembali memeluk tubuh tegap Aiden. Memeluknya seerat yang dia bisa.

Perasaannya luar biasa lega, karna berhasil menemukan Aiden. Dia pun tidak percaya jika dia bisa bertemu di tempat ini dengan Aiden. Dia sudah lama menunggu waktu seperti ini.

"Kathy." Bisik Aiden, dia pun kembali menjauhkan tubuhnya Kathy yang terlalu erat memeluknya.

Sesekali ekor matanya menatap sekeliling, di mana orang-orang tengah memperhatikannya dengan wajah penasaran secara terang-terangan. Tidak lupa bahkan mereka pun kadang berbisik-bisik membicarakannya.

"Aku merindukan mu, Aiden. Sangat-sangat merindukanmu." Gumam Kathy kekeh, tidak peduli jika Aiden terus berusaha menjauhkan tubuhnya. Melepaskan pelukannya, tapi Kathy tetap memeluknya seerat mungkin.

Gerakkan tangan Aiden yang berusaha menjauhkan tubuh Kathy pun terhenti. Dia merasa tak memiliki tenaga meski hanya sekedar menjauhkan tubuh ramping Kathy.

Sebagian dalam dirinya meminta untuk Aiden membiarkan Kathy memeluknya. Karena dia merasa sebagian dalam hatinya seperti tengah merindukan wanita yang kini tengah memeluknya.

Aroma tubuh vanilla itu masih sama seperti dulu. Dia bahkan merasa luar biasa nyaman. Tidak bisa di jelaskan lewat kata-kata. Hingga Aiden pun akhirnya menyerah. Membiarkan Kathy memeluknya sesuka hatinya. Karena perasaannya pun mulai menikmati apa yang wanita itu lakukan.

Hingga suara langkah kaki mendekat, berdiri di depannya menyadarkan Aiden akan tempatnya saat ini. Juga seseorang yang sedari awal pergi dengannya dan mengingatkan statusnya saat ini.

Hingga secepat kilat Aiden pun mendorong tubuh Kathy, menjauhkannya dengan gerakan lambat. Mendadak wajahnya berubah bersalah karena telah merasa mengkhianati Kiara. Tapi ketika pelukan itu terlepas, Aiden pun merasakan kehilangan. 

Dia menyesal karena telah hanyut dalam pelukan Kathy dan melupakan Kiara. Wanita yang kini telah berstatus sebagai istrinya.

"Kenapa, Aiden? Kamu tidak suka bertemu dengan ku?" Tanya Kathy ketus. Wajah cantiknya pun menatap Aiden tidak suka. Jelas jika dia sangat terganggu dengan sikap Aiden yang terlihat menjaga jarak. Padahal ini adalah pertemuan pertama mereka setelah sekian lama.

Aiden menatap Kathy tidak percaya, apalagi mendengar kata-katanya. Seakan Kathy melupakan apa yang sudah terjadi pada mereka dulu.

Kiara yang melihat interaksi antara wanita asing di depannya dengan Aiden, yang tanpa tau tempat memeluk Aiden, suaminya. Bahkan di tempat umum seperti ini pun merasa geram luar biasa.

Dia merasa kesal karna dia asal memeluk suaminya, apalagi tanpa rasa malu karena tatapan pengunjung lainnya yang mengarah padanya penuh penasaran.

Hingga ketika wanita itu kembali beringsut maju, hampir memeluk Aiden lagi. Secepat kilat Kiara menahan lengannya.

Kathy menatap wanita yang menahan lengannya dengan sebelah alis terangkat tinggi. Wajahnya pun berubah bingung.

Siapa? Pikirnya.

"Aiden, bisa kita pulang, sekarang?" Ucap Kiara penuh penekanan. Tatapannya pun sama sekali tidak beralih dari Kathy, terus menatapnya tajam seakan siap mengulitinya detik ini juga.

Kekesalannya tak lagi bisa di bendung, karena lagi-lagi dia ingin memeluk Aiden sesuka hatinya.

Tanpa bertanya Aiden disini dengan siapa? Atau bahkan memikirkan bagaimana perasaan seseorang yang datang bersamanya? Termasuk istrinya? Apa dia tidak tau pemberitaan tentang pernikahan Aiden, hingga dia memeluknya sesuka hati?

Kiara jadi penasaran siapa wanita itu, bukankah Aiden mengatakan jika dia tidak suka di sentuh wanita sembarangan? Tapi kenapa sekarang dia malah diam saja di sentuh, bahkan di peluk Wanita?

Apa dia rekan bisnisnya? Jika iya, Kiara akan marah pada Aiden karena telah membiarkannya di peluk sesuka hati.

Kathy langsung mengarahkan pandangan ke arah Aiden, menatap Aiden dengan tatapan menuntut penjelasan atas wanita di sampingnya itu. Tapi bukannya menjawab, Aiden hanya diam. Membuang muka kearah Kiara yang kini juga tengah menatap ke arahnya.

Aiden yang merasa suasana mendadak terasa kaku pun akhirnya mendekat ke arah Kiara, berdiri di sampingnya.

Tanpa banyak kata, Aiden pun menarik lengan Kiara menjauh. Membawanya pergi meninggalkan Kathy yang Aiden yakin kini terus menatapnya juga Kiara penasaran.

"Aiden?"

"Kiara, tolong! Aku akan menjelaskan nanti di rumah. Sekarang kita pulang!" 

Kiara tidak lagi memberontak, atau bahkan bertanya lebih banyak. Dia tau di mana mereka saat ini. Jika dia memaksa, tidak ada kemungkinan Aiden tidak akan mengamuk nanti.

Marriage Proposal(SELESAI); Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang