33. Shiro Oni

75 10 0
                                    



Rasa senang Jonggun terasa membuncah saat ini. Rasanya sama seperti saat ia bertarung melawan Shoyo. Bahkan mungkin rasa senang kali ini lebih besar.

Puas dengan aksinya. Jonggun menyudahi memberi tanda di leher Shoyo. Melihat karyanya yang tercetak indah di leher itu membuat Jonggun tersenyum penuh kepuasan.

Leher Shoyo yang awalnya bersih kini di penuhi bekas kissmark dan bitemark dari Jonggun yang begitu kentara. Sudah jelas bekas itu akan lama untuk hilang.

Shoyo melihat melalui kaca spion dalam mobil. Dengusan kasar dari Shoyo saat tahu hasil perbuatan Jonggun.

"Apa yang kau lakukan. Bagaimana bisa kau membuat leherku seperti ini. Bagaimana aku harus menutupinya. Sialan..!!" -Shoyo.

"Buat apa di tutupi. Terlihat baguskan.!" -Jonggun.

Shoyo menatap kesal Jonggun. Iya itu bagus untuknya tapi buruk untuk Shoyo. Orang yang melihat bekas itu bisa salah berpikir pada Shoyo.

Tak mempedulikan komentar Jonggun tadi. Shoyo membuka bagasi depan. Mencoba mencari sesuatu yang bisa untuk menutupi bekas kemerahan di lehernya itu.

Dan untungnya ada 1 roll perban yang masih utuh didalamnya. Shoyo bisa menggunakan itu.

"Ini..kau harus tanggung jawab. Bantu aku menutupinya." Shoyo melempar perban putih itu pada Jonggun.

Senyuman Jonggun masih bertengger di bibirnya. Jonggun dengan senang hati membantu apa yang di suruh pujaannya. Yang tidak lama lagi akan jadi suaminya.

Melilitkan perban itu di leher Shoyo demi menutupi bekas yang dibuatnya. Bukannya Shoyo malu atau tidak menerima apa yang di lakukan Jonggun. Itu hanya karena Shoyo akan berada di antara banyak orang nanti.

Itu juga jadi kebiasaan Shoyo. Jika dulu ketika Kiyoomi membuat tanda seperti itu pasti akan di tutupi oleh Shoyo. Jadi sekarang pun sama. Sudah kebiasaan Shoyo menutupi bekas gigitan seperti itu.

Jonggun yang masih mambantu memasang perban itu sesekali dengan jahil mencium pipi Shoyo.

"Apa dengan ini aku bisa memanggilmu sayang." -Jonggun.

Shoyo sejenak menatap geli pada Jonggun. Kenapa tiba-tiba sikapnya jadi lebay dan manja seperti itu.

"Terserahmu saja." -Shoyo.

Jonggun yang mendapat persetujuan pun semakin mengembangkan senyumnya. Sekali lagi Jonggun mengecup singkat bibir Shoyo yang sedikit membengkak. Membuat Shoyo kembali memprotes.

"Kau ini serakah sekali. Apa belum puas menciumku sejak tadi." -Shoyo.

"Aku tidak akan pernah puas denganmu." Seringai Jonggun mendadak muncul di bibirnya dengan menatap Shoyo.

Untuk sesaat Shoyo merasa ngeri ketika melihat ekspresi Jonggun sambil berkata tadi. Tunggu, sejak kapan Shoyo merasa takut pada Jonggun.

Shoyo langsung membuang wajah ke arah lain demi tidak melihat wajah Jonggun. Selesai membalut leher Shoyo, Jonggun kembali ke posisi duduk dan mematikan mobil. Karena sejak tadi mesin mobil masih menyala.

"Ayo keluar.!! Kita lihat sudah sampai mana pertarungan disana." Jonggun keluar lebih dulu dari mobil.

Shoyo baru sadar, ternyata Jonggun mengerem mobil tadi juga karena sudah sampai tujuan mereka. Shoyo mengambil jubah, topeng, dan pistol yang di bawanya tadi. Kemudian turun mengikuti Jonggun yang sudah turun lebih dulu.

Mobil Shoyo terparkir tidak jauh dari mobil-mobil pasukan Ilhae. Memang terlampau banyak jumlah pasukan Ilhae untuk ukuran sebuah crew. Karena memang crew Ilhae yang memiliki pasukan paling banyak dari crew yang lain.

It's My Life [ Assassin ] ✓- "Season 2"  X  "4 Men Crew" ✓ [ LOOKISM ] {GunSho}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang