Side Story - Hangout

274 16 4
                                    

Berdasarkan kesepakatan Azhel, Rudi dan Ailan, mereka bertiga akan jalan-jalan pada hari Minggu dengan tujuan untuk kembali berdamai, khususnya untuk mendamaikan Azhel dan Ailan.

Ailan dan Rudi sekarang berada di depan rumah Azhel. Rudi sudah ribut menekan bel rumah Azhel, sedangkan Ailan berdiri di pinggir di sebelah Rudi, posisinya agak menjauh dari pintu, pemuda itu sebenarnya masih canggung untuk berkunjung lagi ke rumah Azhel, saat diingat-ingat ia terakhir kali berkunjung ke rumah Azhel itu jauh sebelum kematian Alfi.

"Iya, sebentar!" Suara Alisa terdengar kesal saat membukakan pintu. "Bisa nggak sih kalo tekan bel itu sekali saja?"

"Hai, Alisa." Rudi menyapa Alisa begitu pintu sepenuhnya terbuka, Rudi tersenyum lebar sembari melambaikan tangan.

"Oh, Rudi, kalau kau boleh lah menekan belnya terus," ujar Alisa malu-malu yang mana membuat decakan dari Ailan.

"Oh, ada Ailan juga." Suara Alisa berubah jadi sinis. "Aku kira kau sendiri, kalian masuk dulu, aku panggilin Azhel dulu, dia tadi mandi."

Ailan mengikuti langkah Rudi dan Alisa, mereka lantas duduk di sofa sedangkan Alisa sudah naik ke lantai dua untuk memanggil Azhel.

"Sepertinya Alisa benar-benar menyukaimu, Rudi," ujar Ailan.

Rudi tertawa. "Kenapa kau berpikiran seperti itu?"

Ailan melihat-lihat tata letak rumah Azhel yang banyak berubah dari terakhir kali ia ke rumah itu, ia lantas menoleh pada Rudi. "Dia bersikap manis hanya padamu, sedangkan padaku atau Azhel sendiri yang kakaknya dia bersikap ketus."

Rudi hanya tertawa seperti tidak ingin membalas lebih lanjut tentang Alisa.

Tidak lama kemudian Azhel datang dari lantai atas bersama Alisa.

"Kalian mau ke mana?" tanya Alisa saat melihat ketiga pemuda itu memakai baju rapi.

Alisa awalnya ia mengira Ailan dan Rudi yang akan bermain di rumahnya, tetapi saat melihat Azhel memakai baju yang rapi alih-alih kaos bola serta celana pendek membuat Alisa paham kalau ketiga pemuda itu hendak ke luar.

"Kami mau ke luar," jawab Azhel. "Ini urusan laki-laki, anak gadis tidak boleh tahu."

"Apa-apaan." Alisa mendengus kesal. "Sudah izin Mama kan kalo mau keluar?"

Azhel mengangguk. "Kau juga jangan lupa izin, katanya mau keluar sama Falyn kan?"

"Iya, sudah. Belanjanya juga masih nanti sore, aku mau lanjut tidur dulu," balas Alisa.

Azhel menyentil dahi Alisa. "Masih pagi jangan lanjut tidur."

"Mama! Azhel nakal!"

Azhel tertawa, ia mengejek Alisa. "Untung Mama nggak ada di rumah."

"Boleh tukar kakak nggak?"

"Mau tukar siapa?" Rudi menanggapi.

"Ailan aja deh, dia nggak banyak omong."

Azhel hanya menggelengkan kepala, ia mengajak teman-temannya keluar rumah daripada Alisa semakin banyak omong.

Azhel memanaskan motornya sedangkan Ailan bersama Rudi menggunakan sepeda motor Rudi. Ailan jarang menggunakan motornya, ia lebih sering memakai bus.

"Kita mau ke mana saja?" tanya Ailan.

Azhel naik ke motornya dan memakai helm, mendapati Rudi yang tidak merespons pertanyaan Ailan, ia berinisiatif menjawab. "Ke makam Alfi dulu, lalu main bola sama sekolah sebelah, terus sorenya belanja buat kita sendiri, lalu makan di restoran tempat Alisa dan Falyn bertemu."

After Ecstasy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang