3. Cuddle

114 5 5
                                    

Masha💚
Na, aku udah sampai kostan
Kamu udah tidur?

Na?

Kamu masih marah?

Nana...

Saya berkali kali menengok hp saya tapi tetap tidak ada balasan dari Nana. Apa dia masih marah? Saya paling benci ketika dia melancarkan aksi silent treatment seperti ini pada saya.

Saya menekan kontak Nana berniat untuk video call namun lagi lagi dia mengabaikan saya. Padahal saya ingin banyak cerita tentang hari berat saya di Solo pada Nana, tapi sekarang dia juga membuat mood saya semakin turun dan berakhir menangis keras di kamar kostan saya yang gelap.

Tubuh saya merosot di samping ranjang dan menangis keras diantara lutut saya yang tertekuk.

"Saya tunggu surat pengunduran diri kamu di meja saya besok! "

Suara Pak Hendery kembali terputar di kepala saya. Bayangan bagaimana besok saya harus menyerahkan surat pengunduran diri itu membuat saya semakin kencang menangis.

Saya tidak ingin kehilangan pekerjaan ini. Saya ingin membuktikan pada pada keluarga dan teman teman saya kalau saya bisa bekerja tanpa koneksi orang dalam. Ya, sebelumnya saya pernah diterima bekerja di salah satu cabang perusahaan Mas Marka dan semua orang mengira kalau saya diterima kerja disana karena hubungan kekerabatan dengan Mas Marka. Itu sebabnya saya mengundurkan diri dan mencoba melamar di start up tempat Ry bekerja. Sumpah, saya tidak menggunakan koneksi Ry agar masuk kesini. Saya murni diterima setelah melalui beberapa tahap seleksi.

Saya mencoba bangkit untuk mengambil air dingin agar otak saya ikut dingin tapi baru saja saya berdiri tiba-tiba saya merasakan sakit yang luar biasa pada pergelangan kaki saya.

"Awh... sakit banget ibuuuu...hiks..."

Saya memeriksa pergelangan kaki saya dan ternyata sudah membiru. Ini pasti karena jatuh saat saya lari ke kamar mencari flashdisk itu.

"Flashdisknya ilang kemana sih?"

Dengan meringis menahan sakit saya bangkit menuju meja kerja mencari keberadaan flashdisk itu tapi tetap saja tidak ketemu. Saya ingat betul kalau saya sudah memasukkannya pada tas tapi kenapa hilang begitu saja?

Pandangan saya memburam menghalangi saya untuk mencari flashdisk itu. Dengan kasar saya menyeka air mata saya. Saya bersumpah akan menemukan benda kecil itu. Benda yang bikin saya diomelin Pak Hendery. Saya harus menemukannya dan mengomeli flashdisk kecil sialan itu habis habisan.

"Nggak ketemu! Elo dimana sih flashdisk sialan! Gara gara elo gue diomelin Pak Hendery. Gara gara elo gue jatoh. Gara gara elo gue disuruh resign!" 

Saya kembali jatuh terduduk di dekat meja kerja saya.

"Kaki gue sakit banget! Pak Hendery jahat banget sih udah bikin gue malu di depan umum terus nyuruh gue resign padahal gue lagi sakit kayak gini!" Saya memilih menangis lagi menumpahkan segala isi hati saya di kamar kos ini. Masa bodoh kalau tetangga kos saya ada yang mendengar. Toh mereka sudah sering mendengar saya seperti ini.

"Gue nggak mau ngundurin diri huaaa...hiks...hiks...hiks..."

Disaat seperti ini saya butuh Nana. Saya butuh pelukan dia atau kata kata penenangnya. Tapi bahkan dia juga mengabaikan saya. Kenapa dia jahat sekali pada pacarnya!

...

Naresh pov

Mashaku💚
Na, aku udah sampai kostan
Kamu udah tidur?

Na?

Kamu masih marah?

Nana...

Kita Usahakan Rumah ItuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang