Happy Reading..
Sorry for typo...
Ada baiknya sebelum baca vote dulu, karena satu vote kalian berarti banget buat aku hehe, enjoy ya 😉
Dua hari sudah berlalu, Jun terduduk dengan kepulan asap rokok yang sangat terlihat jelas di ruang bercat putih abu, Jun menyesap rokok itu dengan kakinya yang sengaja ia tumpukan di atas meja, matanya menatap Arthur dan Jaiden, meminta berita tentang apa yang kedua pria itu sudah terima.
“Gimana lo udah tau di mana Aghata?”
Jaiden selaku yang di tanya mengangguk mantap, menyodorkan sebuah foto gadis cantik, yang tersenyum cerah sambil melayani orang-orang yang membeli bunga.
“Dia ada di jeju, di perkotaan deket desa. Awalnya gue sama Arthur kelimpungan cari tuh alamatnya, untung Arslan sama Arslen mau bantu. Dan ngasih tau kalau Aghata cewek lo itu udah ngekos di salah satu kosan kecil di sana. Awalnya Aghata tinggal sama orang yang namanya Samuel.” Tutur Jaiden, mengambil rokok yang kebetulan tergeletak di atas meja, ah bukan tergeletak tapi sudah ada di sana. Jun sedikit terkejut dengan fakta yang baru saja Jaiden ungkapkan tidak mungkin kan?
“Jadi buat apa lo nyuruh kita cari tuh cewek? Aneh banget biasanya lo enggak gini,” sambung Jaiden, berucap kepo, karena Jaiden merasa, banyak hal yang telah terlewat oleh dirinya. Dan Jaiden kira wanita itu hanya tahanan biasa.
“Dia, dia mainan baru gue mungkin? Mainan yang spesial di banding yang dulu-dulu,”
Batang rokok itu langsung di lempar Jun ke sembarang arah, tangannya kembali mengambil rokok yang baru dan langsung menyesapnya pelan.
“Lagi? Enggak bosen lo?” celetuk Arthur tiba-tiba, sontak saja ucapan itu mendapatkan senyuman miring dari Jun.
“Gue enggak akan bosen dan puas, karena mainan gue yang sekarang lebih menarik, dari pada mainan gue yang sebelum-sebelumnya, di tambah mainan gue kali ini, dari orang yang gue benci. Jadi gue bisa leluasa buat dia menderita,” jawab Jun santai.
“Kenapa bisa? Maksud gue kenapa harus anaknya.” Arthur masih tidak paham dengan apa yang di ucapkan Jun. Padahal sudah jelas kan yang bersalah di sini adalah sosok ayah dari perempuan itu, bukan anaknya.
“Karena kalau balas dendam sama bapaknya udah mati, di tembak David,”
Jun, Arthur, dan Jaiden sontak saja mengalihkan pandangan mereka ke arah suara itu berasal, di sana di ambing pintu berdiri seorang pria yang tersenyum tanpa dosa ke arah mereka.
“Sejak kapan lo disana Danny?” tanya Arthur, sembari menatap dingin sosok Danny, Danny mengangkat bahunya acuh tak acuh, dan masuk tanpa rasa malu.
“Dari tadi.” Jawabnya singkat.
“Jadi kapan lo pergi kesana?”
“Sekarang.” Jawab Jun, tersenyum penuh arti setelahnya.
Black Flower
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Flower II Treasure (On Going)
ActionWARNING 🔞🔞 Cerita ini cerita dewasa, banyak kata-kata kasar di dalamnya, kadang bakal ada adegan tak senonoh! Jadi bijak-bijak dalam membaca cerita! Pada dasarnya manusia kejam itu memang benar adanya. Bunga hitam atau sering di sebut Black Flowe...