11 Jun Sialan

692 56 1
                                    

Happy Reading, sorry for typo, part ini sedikit mengandung unsur dewasa, kata-kata vulgar, jadi yang belum cukup umur sama takut dosa skip aja ya, soalnya biar enggak terlalu tegang wkwkk. Masih ada yang nunggu kah?





















Brak

Brak

Jun dengan tidak santai menendang pintu kamar dengan keras, Aghata yang tadinya akan tertidur langsung terbangun dan menatap Jun tajam. Kenapa dengan pria aneh ini? Mengapa wajahnya terlihat sangat merah menahan sesuatu.

“Aghata tolongin gue pliss!”

Kening Aghata sedikit mengerut tidak mengerti dengan ucapan Jun barusan, seakan abai Aghata malah kembali merebahkan tubuhnya tanpa berniat menanyakan hal apa yang Jun ingin katakan.

“Aghata!”

Jun mengeram kesal melihat respon Agahta, dengan terburu Jun melangkah tidak lupa Jun mengunci pintu kamar agar tidak ada yang masuk nanti.

“Gue bilang bantu gue anjing!”

Aghata tersentak ketika Jun langsung membawa tubuhnya berdiri, Aghata sedikit linglung, andai saja Jun tidak memeluk pinggangnya mungkin Aghata akan terjatuh dengan tidak elit.

“Bantu apa? Jangan macem-macem.” Dengus Aghata, berusaha melepaskan cengkerama Jun yang semakin kuat memeluk pinggangnya.

“Bantu gue, adik gue sakit di bawah sana.” Bisik Jun seksual, membuat Aghata sedikit merinding.

“Lo punya adik?”

Mata indah itu bertemu pandang dengan mata tajam milik Jun, Jun mengeram kesal, mengapa gadis ini sangat polos, atau tepatnya hanya pura-pura polos saja.

“Lo pura-pura polos atau apa?” tanya Jun menatap lekat Aghata. Mencari kepastian apakah Aghata pura-pura tidak tau atau memang Aghata tidak tau. Tapi nihil yang Jun temukan hanya tatapan polos yang tidak tau akan hal apapun.

“Lah emang yang lo sebut adik tuh siapa?”

Bukannya menjawab Jun malah tersenyum miring, mengambil sebelah tangan Aghata menuntunnya untuk mengelus sesuatu di bawah sana.

“Ini adik gue Aghata, lo bisa ngerasain kan seberapa kerasnya dia, dia pengen keluar ngerasain apa yang harus dia rasain,”

Mata Aghata langsung melotot, saat tangannya merasakan sesuatu di sana, dengan spontan Aghata menjauhkan tangannya dengan mulut yang menganga.

“Jadi lo bisa bantu gue Aghata?” Jun berucap serak, sambil semakin merapatkan tubuh mereka berdua, hingga beberapa detik, entah siapa yang memulainya, yang pasti bibir mereka berdua sudah bertemu. Melepaskan sesuatu yang menggebu.

Aghata yang sejak awal tidak menolak hanya bisa memejamkan matanya menikmati apa yang Jun lakukan, tanpa melepaskan ciuman mereka, Jun mendudukan tubuhnya di atas kasur, sehingga Aghata duduk di atas pangkuannya. Ciuman itu semakin panas, tak kala beda lunak itu menerobos masuk menjelajahi setiap sudut dan jengkal di dalam sana, menghisap rakus seakan itu adalah candu.

Aghata mengerang saat merasakan tangan Jun mulai nakal meremas dadanya, tubuhnya melengkung merasakan bibir panas Jun menggigit telinga Aghata, dengan sekuat tenaga Aghata berontak hingga akhirnya gigitan itu terlepas, napas Agahta memburu menatap Jun yang menatap sayu dirinya.

“Agha,” rengek Jun tidak terima karena ciuman panas mereka terlepas. Aghata memutar bola matanya malas, kenapa Jun malah seperti anak kecil begini, kemana Jun yang sangar dan seenaknya. Memikirkan itu membuat Aghata merinding, apakah laki-laki di hadapannya ini memiliki kepribadian ganda?

“Gue enggak bisa bantu lo. Gue lagi datang bulan,”

Aghata tersenyum puas, melihat raut wajah Jun yang memelas dan sedikit emosi, dengan sekuat tenaga Aghata mendorong Jun hingga laki-laki itu terbaring di atas kasur.

“Main solo aja noh, jangan minta bantuan gue,”

Tubuh Aghata turun dari pangkuan Jun, berniat pergi meninggalkan Jun sendiri, tapi sebelum itu terjadi Jun lagi-lagi menarik tubuhnya, hingga terjatuh pas di atas tubuh Jun.

“Lo bisa bantu gue Aghata,” bisik Jun tepat di samping telinga Aghata. Sembari tersenyum miring merangkuh Aghata erat.

“Pake tangan atau,” Jun menggantung ucapannya, hingga beberapa detik mata Aghata membulat sempurna. Mendengar lanjutan dari ucapan Jun barusan.

“Pake mulut.”

“Jun sialan!”

Black Flower


Katrina terus saja membuang kesal barang-barang di sekitarnya, tangannya terpekal erat hingga kuku-kuku panjang itu terlihat memutih.

“Arghhh sialan!”

Dengan membabi buta Katrina mengacak rambutnya hingga terlihat berantakan, otaknya langsung mengingat kejadian beberapa menit lalu, yang berhasil membuat dirinya naik pitam.

Yaps Katrina mendengar suara Jun dengan wanita yang bernama Aghata di seberang kamar sana, setelah Katrina di tinggalkan sendiri di ruang tamu, Katrina berencana akan pergi kekamarnya, namun naas setelah melewati kamar Jun, Katrina mendengar suara Jun yang sedang mengobrol dan setelah itu Katrina malah mendengar suara desahan Jun yang membuat Katrina marah.

“Sialan! Gue enggak akan pernah biarin hidup dia tenang.” Desis Katrina, menatap langit-langit kamar dengan tatapan tajam.

“Lo sekarang masuk daftar orang yang harus gue bunuh Aghata, siapa pun lo, lo harus gue bunuh! Karena udah berani rebut Jun dari gue, lihat aja Aghata hidup lo enggak bakal tenang setelah ini,” Katrina tersenyum miring, ah membayangkan hari esok pasti akan sangat menyenangkan, di tambah ada mainan baru yang harus di lenyapkan.






















Tbc

Aku up, ada yang nunggu enggak sih? Maaf banget part kali ini enggak nyambung, tadinya aku enggak bakal lanjut cerita ini, karena ceritanya dewasa 🙂 takut kalian pada enggak suka, cerita hanya fiksi tidak untuk di sangkut paut kan dengan dunia nyata! Visualisasi hanya pemanis.. Terima kasih see you..

Black Flower II Treasure (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang