07 Melawan

839 73 8
                                    

Happy reading, sorry for typo, ada baiknya sebelum baca vote dulu, karena satu vote kalian berharga banget buat aku hehe. Part ini mengandung kata-kata kasar yang enggak baik di tiru, dan hanya boleh di dunia fiksi aja!

Enjoy 😉

Bismillah...











































Udara di sekitar Aghata rasanya menipis, jantungnya berdegup kacang, Aghata masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat, sosok yang selama ini Agahta hindari mengapa sudah ada di hadapannya?

Ah maksudnya bagaimana bisa laki-laki berengsek seperti Jun menemukan dirinya? Padahal Aghata sudah berusaha sekuat tenaga, untuk tidak lagi bertemu dengan sosok Jun, tapi ini, lagi-lagi Aghata tidak beruntung.

“Kenapa bisa, maksudnya kenapa bisa lo nemuin gue secepat itu?” Aghata sedikit berjalan mundur, menghindari Jun yang tersenyum di balik masker yang belum di buka itu.

“Apa yang enggak bisa seorang Jun lakuin? Meskipun lo pergi jauh, pasti gue bisa nemuin lo dan narik lo kembali.” Jawab Jun cepat, matanya memancarkan keseriusan di sana. Harusnya Aghata sadar dan tidak boleh bermain-main dengan seorang Jun, karena setelah Jun mengatakan perkataan itu barusan, Aghata langsung yakin bahwa Jun bukan lah orang bisa. Seperti yang ada di pikirannya.

“Terus mau loh apa hah?!”

Napas Aghata mulai memburu, mata Aghata kali ini menatap Jun dengan tatapan nyalang dan menantang, ayolah sekarang Aghata tidak akan lemah dan menyerah, ia pasti bisa mengalahkan sosok di hadapannya. Jun sedikit terkejut dengan reaksi yang Aghata berikan, namun beberapa detik kemudian laki-laki itu hanya terkekeh remeh.

“Buat lo menderita! Dan enggak tenang hidup di dunia!” teriak Jun, sedikit menggoyahkan kepercayaan Aghata.

“Salah gue apa berengsek!”

Aghata berteriak lantang, entahlah Aghata tidak tau mengapa ia seberani ini. Pokoknya Aghata tidak ingin terlihat lemah sekarang. Sedangkan Jun tersenyum miring.

“Lo emang enggak salah apapun, tapi ayah lo anjing! Si tua bangka itu hianatin gue sialan! Dia udah bunuh keluarga gue! Dan dengan hebatnya dia bisa ngelabuin gue selama belasan tahun!”

Tangan Jun terpekal kuat, kuku-kukunya pun terlihat memutih, wajah Jun mengeras menahan amarah yang sudah memuncak.

“Enggak mungkin, lo bohong kan sialan! Mana mungkin ayah gue gitu,”

Kepala Aghata menggeleng ribut, menepis semua perkataan Jun yang membuat Aghata sedikit terkejut, fakta apalagi ini. Aghata tidak akan percaya sebelum ada buktinya. Jun lagi-lagi terkekeh, tangan Jun langsung menarik masker serta topi yang menutup wajah dan kepalanya, setelah itu Jun melemparnya kesembarang arah.

“Karena ayah lo itu pinter! Enggak kaya lo bego, mau-maunya punya ayah pembunuh kaya dia.” Jun menunjuk Aghata yang terdiam kaku.

“Maka dari itu lo harus di hukum Aghata, karena udah bikin gue sengsara, gara-gara ketololan ayah lo itu.”

Entah dari kapan, satu yang pasti Jun sudah berada dekat di hadapan Aghata, bahkan Jun sudah mengendong Aghata bak karung beras, Aghata memberontak memukul punggung Jun dengan sekuat tenaga.

Tapi bukannya menurunkan Aghata, Jun malah melemparkan tubuh Aghata ke atas sopa yang berada di sana, dan menindih tubuh Aghata dengan tatapan yang mengerikan.

“Terima hukuman lo Aghata!”

“Berengsek, lo bang—hmmpttt,”

Black Flower

“Jun Anjing!”

“Cakep!”

“Jun bangsat!”

“Cakep!”

“Jun sinting!”

“Cakep!”

“Jun miring!”

“Cakep!”

Justin dan David tidak diam sedari tadi, dua anak itu asik sekali mengumpat Jun yang satu jam lalu belum juga kembali ke dalam mobil, kalau mereka berdua tau akan begini, mereka akan memilih tinggal saja bersama Travis di rumah, memakan camilan dan menonton drama romantis yang membuat iri hati dan dengki.

“Jun bab—”

“Stop David, Justin, berisik kalian bedua anjing! Kalau mau berisik turun dari mobil! Jangan ganggu gue bisa ga!”

David dan Justin seketika terdiam, mendengar bentakan seorang Danny di kuris kemudi, mereka berdua menenguk ludahnya sendiri. Danny mode marah itu sangat menakutkan, kalian tau kan orang yang sabar tapi kalau sekali marah boom jangan harap nyawa kalian aman.

“Maaf, soalnya kesel sama si Jun, udah satu jam dia belum balik, emang dia ngapain di sana, enggak kita susul aja? Mana pantat gue udah kebas anjir sama panas, mau nangis rasanya,” protes David lirih mencabikan bibirnya kesal.

“Gue juga enggak tau kenapa dia lama, tunggu aja beberapa menit lagi, kalau masih belum keluar kita susul.”

Tring

Tring

Suara headphone David berdering, Nahkan pucuk di cinta ulam pun tiba baru saja di bicarakan, Jun sudah mengirimkan pesan kepada David, dengan terburu David pun membuka pesan itu, matanya langsung terbelalak membaca kata demi kata yang tertera di dalamnya.

Jun anjing 🐶

Kalian pulang aja duluan.
Gue nanti nyusul, soalnya gue mau senang-senang dulu.

“Anjing, dari tadi kek babi, hiks kalau tau gini gue enggak sudi ikut ke sini. Pengorbanan pantat gue sia-sia hiks,” David langsung terisak, membuat Justin dan Danny tergelak.















Tbc

Aku update lagi, sumpah ini ga jelas banget nangis aja ah 😭😭 maaf semua kalau makin lama cerita aku makin amuradul, cerita hanya fiksi! Tidak untuk di sangkut paut kan dengan dunia nyata dan visualisasi yang aku gunakan! Siap buat part selanjutnya? Part selanjutnya bakal panas loh nanti yang baca harus di tes umur, pacar pokoknya harus di tes umur 😭😂 dan dosa tanggung sendiri. 25 vote up cepat nih kalau bisa harus lebih 😂😂 terimakasih.. Bye-bye.

Selamat malam..

Black Flower II Treasure (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang