04 Melarikan Diri

717 70 10
                                    

Happy Reading, sorry for typo..

Ada baiknya vote sebelum baca, satu vote kalian berarti banget buat aku yang masih pemula hehe.

Terima kasih..





































Pecahan kaca berserakan di mana-mana, lantai yang awalnya bersih kini terkotori oleh benda-benda pecah yang sengaja di pecahkan. Semua temannya dan para bodyguard yang menyaksikan itu hanya bisa diam membisu sambil menundukkan kepalanya dalam.

Brak

Brak

“KENAPA DIA BISA KABUR! KALIAN SEMUA BEGO BANGSAT! ENGGAK BECUS!”

Kali ini meja yang tidak bersalah menjadi korbannya, meja itu di tendang hingga sebagian kakinya patah. Dan terlempar beberapa meter dari tempatnya.

“Cari dia sampai ketemu, kalau enggak nyawa kalian jadi taruhannya!”

Para bodyguard itu mengangguk takut, tak lama mereka semua berlari terbirit-birit meninggalkan sosok yang ternyata Jun itu dengan ke marahan besar.

“Gue heran kenapa Aghata bisa kabur? Emang awalnya itu gimana? Soalnya dari tadi pagi gue sama Travis ada di sini enggak pergi kemana-mana. Bahkan tadi juga gue sempet lihat lo kan yang lagi grep-grep dia.” David berujar bingung, alisnya mengerut tanda berpikir bagaimana cara gadis itu bisa kabur? Sedangkan dirinya dan semua orang tidak pergi dari rumah barang satu detik pun. Bahkan tadi David juga sempat memergoki mereka berdua yang ingin melakukan hal yang tidak-tidak.

Tapi sekarang? Sungguh di luar pikiran.

“Gue juga enggak tau, tapi gue lihat ada tali panjang di deket jendela kamar, mungkin dia pake itu biar bisa kabur.”

Memang benar tadi Jun sempat melihat segolong tali panjang yang menjuntai di dekat kamar jendela. Awalnya Jun biasa saja bisa jadi kan itu akal-akalan David atau siapa yang lupa untuk menaruhnya kembali.

Tapi setelah Jun memanggil-manggil nama Aghata yang tidak menyahut panggilannya sama sekali, Jun langsung tersadar bahwa tali itu, tali yang Aghata pakai untuk melarikan diri.

“Tapi nyali tuh anak gede banget, dia berani kabur lewat jendela yang tingginya lima meter dari tanah.”

Semua mengangguk setuju dengan perkataan Travis, tanpa terkecuali Jun yang hanya memutar bola matanya malas. Apa-apaan pemberani? Cih bukan pemberani tapi Aghata mencari mati terhadap Jun.

“Kalian cepat pergi cari dia, kalau udah ada kabar hubungi gue secepatnya. Jangan lupa kasih tau Arthur sama Jaiden.” Titah Jun, menyuruh ke empat sahabatnya untuk pergi, mereka mengangguk mengerti dan setelahnya mereka pergi meninggalkan Jun dengan tatapan benci.

“Lo harus di kasih hukuman setelah ini Aghata, kali ini lo enggak bisa lolos! Gue udah baik sama lo selama ini, tapi lo main-main sama gue, lihat Aghata kali ini siapa yang akan menang? Wait for the game to start immediately.

Black Flower

Sedangkan di sisi lain Aghata gadis itu terus saja berlari tanpa alas kaki, langkah demi langkah sudah Aghata lalui beberapa jam yang lalu. Wajah cantiknya kini di hiasi oleh keringat besar yang membasahi. Bahkan Aghata tidak sempat mengganti pakaian dan memakai alas kaki, lihatlah sekarang kakinya terlihat merah karena sudah sangat lama ia berjalan tanpa tau arah. Dan kemana ia akan pulang, tapi itu semua tidak apa, asalkan dirinya bebas dan tidak tertangkap kembali oleh Jun dia akan baik-baik saja.


“Huff capek, apa mereka enggak ngejar? Aman enggak sih istirahat dulu di sini?”

Aghata mengusap keringat yang membasahi wajahnya, napas gadis itu masih terdengar memburu, matanya menatap ke sekitar memastikan bahwa tempat yang ia injak ini aman.

“Sial banget kenapa malah lari ke sini sih?” ucap Aghata sedikit bingung dan kesal, pasalnya ia malah berlari ke arah hutan yang tidak ada kehidupan. Bagaimana ini? Putar balik kembali atau lanjutkan? Sungguh Aghata sangat bingung sekarang.

“Lanjut aja kali ya? Siapa tau kan di dalam sana ada ke hid——”

“NONA AGHATA TOLONG ANDA SEKARANG DI MANA! AYO BALIK SECARA BAIK-BAIK JANGAN KABUR GINI.”

“Nona Aghata jangan cari mati! Dengan cara nona kabur gini, nyawa kita enggak bakal selamat nanti,”

“Nona Aghata anda di mana? Anda bisa denger suara saya?”

“Nona Aghata! Jangan coba-coba lari.”

Deg

Shit sial! Suara itu, Aghata sangat mengenal suara itu, kenapa para bodyguard itu cepat sekali sampai? Padahal Aghata tadi berlari sampai berjam-jam. Tidak adil sekali kenapa harus begini.

Dengan kepanikan yang sudah di ujung Aghata langsung berlari masuk kedalam hutan itu, tanpa memikirkan apa yang akan terjadi setelahnya kepada dirinya.

Jantung Aghata berpacu semakin cepat, tak kala suara salah satu dari mereka, menangkap pergerakannya. Napasnya kembali memburu sekarang dan langsung lari mengejar Aghata tanpa berlama-lama.

“Nona Aghata jangan lari,”

Dapat Aghata dengar, suara itu semakin jelas terdengar di belakangnya, membuat setiap langkah Aghata nyaris saja lamban karena kepanikan.

Tidak ada cara lain Aghata harus melakukan ini, meskipun nanti badannya akan terasa sakit dan remuk Aghata tidak peduli, dengan kepercayaan diri, Aghata langsung saja menelusupkan tubuhnya ke dalam semak-semak berduri. Berdiam di sana dengan mulut yang ia bekam sendiri. Agar tidak menimbulkan suara erangan kesakitan, karena semak-semak itu seakan memakan tubuhnya secara perlahan.









































Tbc

Akhirnya aku bisa update, maaf lama banget updatenya, soalnya lagi ngumpulin ide, ini juga enggak tau nyambung atau enggak 😭 maaf banget ya kalau kurang memuaskan. Cerita hanya fiksi! Terima kasih karena sudah mampir 🌠🌠 jangan lupa tinggalkan jejak... Selamat malam, see you di part selanjutnya..

Bye bye....

Black Flower II Treasure (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang