14 Sadar

577 61 4
                                    

Happy Reading, sorry for typo..
Udah lama ya hehe

Ada baiknya sebelum baca vote dulu..





















































Setelah satu minggu lebih, mata indah itu terpejam, pada akhirnya mata itu pun terbuka lebar, mentap kosong atap rumah sakit. Dengan pikiran yang entah berkelana kemana-mana.

Bahkan Danny yang berbeda di situ hanya di anggap angin lalu saja, tapi Danny mengerti mengapa Aghata seperti ini. Ya Aghata orang itu adalah Aghata.

“Lo makan dulu ya? Soalnya udah satu minggu lo koma, dan enggak ada sedikit pun makanan yang masuk ke dalam perut lo.” Danny berseru, itu adalah kata pertama yang berhasil memecahkan keheningan sedari tadi, tanganya bergerak mengambil satu mangkuk bubur di samping meja ranjang rumah sakit, tidak lupa tangan yang satunya menarik kursi agar Danny bisa duduk di sana.

“Buka dulu mulutnya, aaa.”

Dengan hati-hati Danny menyodorkan satu sendok bubur ke depan mulut Aghata, Aghata terdiam beberapa saat, menatap bubur itu dan Danny secara bergantian, dan tidak lama menerima suapan Danny, hingga membuat laki-laki itu tersenyum senang.

“Makan yang banyak ya Ta, biar lo sehat lagi. Kalau bisa bales perbuatan Jun,” ucap Danny sibuk menghapus sisa makanan di mulut Aghata, tanpa sadar bubur yang awalnya penuh, kini tersisa hanya beberapa suap saja.

“Aaa lagi?” Tanya Danny, siap menyuapi Agahta kembali. Tapi kali ini Aghata menggeleng tanda menolak. Danny langsung paham dan membereskan sisa bubur itu tidak lupa juga Danny memberi minum Aghata dengan hati-hati. Setelah itu Danny menyelimuti Aghata, menyuruh gadis itu untuk beristirahat kembali.

“Makasih, kak Danny.”

Deg

Jantung Danny bergerak dengan cepat, tangan yang semula menyelimuti Aghata langsung terhenti, matanya menatap Aghata dengan tatapan susah terbaca.

“Coba sekali lagi lo ulang, ulang omongan lo barusan,” pinta Danny, masih menatap lamat Aghata.

“Makasih kak Danny.”

Hangat, itu yang Danny rasakan sekarang, entahlah mengapa tiba-tiba hatinya merasa tersentuh dengan perkataan terima kasih Aghata barusan, andai saja adiknya masih hidup pasti ia sudah sebesar dan secantik Aghata. Tanpa sadar air mata Danny jatuh.

Dan itu berlangsung di hadapan mata Aghata. “Kak kok nangis?”

Entah setan apa yang merasuki Aghata, tangan kurus itu dengan spontan meraih wajah Danny, dan menghapus air mata itu, Danny tertegun bukannya menjawab pertanyaan Aghata, air mata Danny malah semakin keluar deras.

“Ta, boleh peluk?”

Tanpa menunggu jawaban Aghata, Danny langsung meraih dan memeluk tubuh Aghata, memeluk tubuh itu dengan erat, sehingga Aghata terlonjak kaget dengan apa yang Danny lakukan.

“Gue kangen adik gue, tolong gini aja sebentar aja ya.” Lirih Danny, dan pada akhirnya Aghata pun mengerti, dengan pelan dan penuh kelembutan Aghata membalas pelukan Danny, mengusap punggung tegap itu, karena Aghata tau bagaimana rasanya di tinggalkan oleh orang yang kita sayangi.

Dan tanpa mereka sadari, ada sosok Jun di ambing pintu berdiri tegak dengan sorot mata tajam, menatap itu dengan tangan yang terpekal.

“Sialan!”

Black Flower

“Lo bener enggak mau balik lagi ke sana Jun? Enggak kangen Aghata lo?”

Sudah taukan siapa orang yang berani berbicara seperti itu? Ya David siapa lagi, sekarang mereka bertiga ah ralat berempat sedang ada di markas mereka, setelah insiden Jun melihat Aghata yang berpelukan dengan Danny. Jun langsung pergi dari sana, membuat tatapan mata heran Travis, David, dan Justin mengarah padanya. Tapi Jun seakan abai dan terus pergi dengan tatapan wajah yang tajam.

“Katanya enggak mau ketemu Agahta, katanya enggak sudi ketemu dia, eh lihat dia pelukan sama Danny langsung pergi.” Sindir Justin terkekeh mengejek, ayolah siapa yang tidak mau mengejek orang seperti Jun? Katanya tidak sudi menatap wajah Aghata, tapi setelah tau bahwa Agahta sudah sadar, Jun dengan terbaru pergi kerumah sakit, meninggalkan Katrina yang merengek seperti anak kecil.

“Bahkan lo sampai rela ninggalin mak lampir demi ketemu sama Aghata, kangen ya? Udah satu minggu enggak ketemu? Eh pas mau ketemu malah pelukan sama laki lain, makanya jangan denial jadi orang, Agahta suka sama orang lain habis lo Jun haha.” Pekik David terkekeh geli.

“Tapi bagus sih Aghata suka sama yang lain.” Celetuk Travis tiba-tiba, membuat suasana langsung senyap.

“Maksud lo?” tanya Jun dengan nada yang terdengar sedikit tidak suka.

Travis menghela napas panjang, menatap serius ke arah Jun. “Bagus biar dia ada yang jaga, lagi pula Aghata enggak tau menahu tentang apa yang ayahnya lakuin, tapi dia harus nanggung semua, apa itu enggak adil?”

“Gue kira lo pinter Jun, ternyata lo bego! Jangan sampai setelah lo tau Aghata siapa sebenarnya lo nyesel, gue cuma mau ingetin hati-hati dengan apa yang lo lakuin. Nanti jadi karma dan lo yang akan nerima semuanya,”

Setelah mengatakan kalimat yang ambigu itu, Travis langsung pergi, meninggal Jun yang terdiam dengan pikiran yang bercampur aduk.











































Tbc

Aku update lagi, karena banyak yang minta update akhirnya aku update, maaf banget kalau part ini kurang memuaskan dan enggak nyambung hehe, hayo hati-hati jangan terkecoh soalnya banyak hal yang enggak terduga di cerita ini. Cerita hanya fiksi! Visualisasi hanya pemanis!

Terima kasih karena sudah mampir, selamat malam dan bye-bye...

Black Flower II Treasure (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang