-ROSIE-
..
Jennie terus menggandeng tanganku. Tapi aku tidak berhenti makan. Oreonya enak, apalagi yang strawberry, si kecil ini kurang sopan santun, dia bahkan tidak membiarkanku menghabiskan makananku dulu sebelum dia menyeret tanganku!
"Selesaikan itu!" dia melihat kembali ke arahku.
"Ongheh!" Aku menjawab sementara mulut masih penuh.
Aku melihat senyum kecil di bibirnya. Itu benar-benar lucu. Aku tidak bisa menahan senyumku juga.
Setelah kami sampai di kelas, Jennie segera melepas tanganku. Sedikit merasa kehilangan tetapi aku tidak menggali lebih dalam.
Kami langsung menuju tempat duduk masing-masing.
Jennie segera dilirik oleh teman sekelas kami yang kebanyakan laki-laki.
"Hai Jennie! Selamat Pagi!" mereka mengucapkan selamat pagi kepadanya. Dia hanya mengangguk kepada mereka yang menyapanya.
Kemudian sekelompok gadis datang ke tempat duduknya.
Mereka adalah orang yang akan berteman denganmu demi popularitas.
"Hei Jennie, mau makan siang bersama kami nanti?" Salah seorang diantara mereka berkata, dia pemimpinnya.
"Tidak, aku sudah punya teman untuk nanti." Jennie menjawab seolah itu bukan masalah.
"Kalau begitu kamu bisa mengundang mereka juga." tegas Joy.
"Tidak"
"Kalau itu Lisa dan kawan-kawan. Kita juga kenal mereka, jadi kita bisa makan siang bersama." Katanya bersikeras.
"Aku bilang tidak, dan bukan mereka yang akan bergabung denganku untuk luch. Jangan berasumsi." Sikap Jennie pun sama bersikeras.
Aku hanya penonton di sini di sebelahnya. Seru sepertinya bisa nonton adegan drama remaja di kehidupan nyata, tapi sayang sekali tidak ada popcorn, tapi Oreo juga okelah.
Aku kemudian mengambil oreo yang ada di saku rokku.
Baiklah sayang kecil, lawan anak-anak iblis itu. Hwaiting!
"Oh?.. Lalu siapa yang beruntung itu?" tanya Yeri di sebelahnya.
"Dia duduk di sana." Kata Jennie sambil menunjuk tempatku.
Mataku melebar. Aku menunjuk diriku sendiri dan mengucapkan 'aku' padanya. Aku ini apa? Mengapa aku?
"Dia?.. Dia bahkan tidak cantik! Dan siapa dia??"
perhatian mereka beralih padaku. Ini bagus, bukan itu yang aku inginkan!
"Dia kenalanku dan permisi dia lebih dari kekuranganmu." Jennie membantah. Yah, bela aku Kim, Uh dasar badut.
Joy mengangkat alisnya ketika ketiga gadis itu jelas tersinggung dengan apa yang jennie katakan.
"Kamu baru saja membuat keputusan yang salah Jennie 'smirk' Nikmati saja makan siangmu, kamu tidak layak
untuk dikejar" katanya menghina si kecil.Hei, siapa dia untuk mengatakan itu.
"Tidak apa-apa, Aku yakin aku pasti akan menikmati makan siangku karena kamu tidak ada di sana dan kamu bahkan tidak layak untuk dilihat tetapi aku tidak mengatakan apa-apa tadi. Sekarang enyahlah!" Jennie menjawab dengan dingin.
Aku melihat perubahan ekspresi di wajah mereka sambil tersenyum. Andai saja guru tidak membunyikan bel dan datang pasti akan lebih seru.
Ketiganya segera membelakangi si kecil dan lembali ke tempat duduknya. Aku hanya menatap wajahnya yang masih dingin. Aku juga menghabiskan sisa oreoku. Setelah aku menelannya, aku datang sedikit lebih dekat ke si kecil untuk berbisik.
"Hei Jennie! Apa itu tadi? Aku tidak mau makan bersamamu nanti!..." bisikku padanya. Dia mendekatkan wajahnya padaku.
"Tidak ada bantahan, turuti apa yang aku katakan.." bisiknya dan meletakkan tangannya di pipiku, dia menggerakkan ibu jarinya di sudut bibirku sambil mengusap remah-remah oreo yang tersisa. "Oke? Hmm." lanjutnya menatap lurus ke arah mataku.
Aku membeku di tempatku saat dia melakukan itu.
Dia hanya duduk tegak sekarang dan melihat ke depan.
Kesadaranku juga segera kembali setelah itu tetapi jantungku terus berdetak lebih cepat. Aku duduk dengan benar dan memusatkan perhatianku pada pemandangan di luar jendela saja.
Jantung tenanglah, ada apa denganmu?
Semoga dia tidak mendengarnya....
Aku menghindari si kecil kim Jennie sejak istirahat pertama dan aku harap aku bisa menghindarinya saat makan siang ini juga.
Tuhan tolong kabulkan do'a hamba..
Aku dengan hati-hati memasuki kafetaria memastikan bahwa makhluk kecil itu belum datang. Aku hanya ingin
makan dengan tenang dan menyendiri seperti sebelumnya.Seperti ninja yang keren, aku mengendap ke antrean.
"Kamu terlihat bodoh." Aku terkejut mendengar dan melihat orang yang berbicara. Tuhan Why? Aku sudah berdoa bukan? Apakah kamu tidak punya belas kasihan?..
"Berhentilah menghindariku Rosie. Kamu tahu itu tidak akan berhasil." katanya dengan dingin.
"Aku tidak ingin bersamamu.." Aku cemberut.
Dia hanya menatapku dan memegang pergelangan tanganku. Lagi.
Dia berjalan menuju antrean, siswa lain membiarkannya dan bahkan menawarkannya milik mereka. Kalian tahu, dia benar-benar memiliki hukumnya sendiri untuk diikuti, aku hanya membiarkannya sampai kami mencapai kasir, dialah yang memesan untuk kami berdua. Kemudian aku membantunya membawa makanan kami karena tidak ada yang bisa aku lakukan lagi. Aku hanya mengikutinya sampai ke meja yang dia pilih, itu dekat dengan meja yang selalu aku duduki, tetapi lebih nyaman di sini dan ini bukan area untuk murid buangan. Dia meletakkan nampan makanannya terlebih dahulu sebelum duduk dengan sopan, aku juga meletakkan nampan yang aku bawa dan duduk di depannya. Mejanya hanya untuk dua orang, jadi hanya kami yang bisa muat.
Stake meal, vanilla shake dan strawberry, dua kue manis dan dua botol air yang dia ambil untuk kami berdua. Ini sangat mahal... Tapi itu gratis, tunggu, apakah gratis?
"Jennie apakah ini gratis?" Aku bertanya.
"Menurutmu? Tentu saja Rosie" dia memelototiku.
"Hanya memeriksa, Sekadar informasi, anggaranku tidak mampu."
"Makan saja, kamu terlalu berisik. Kamu bisa berterima kasih nanti padaku, oke?" Katanya.
Aku merasa ada ancaman dalam nadanya.
Oke tuan.
..
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You
Mystery / Thriller"Tunggu, apa kamu bisa melihatku?" "Ya! Haruskah aku tidak?!.. Aku punya mata bodoh!.." (Masih tahap Revisi)