...
"Ma, apa yang ada di tanganmu? Apa itu obat? Apa mama sakit?" tanya sang anak, banyak kekhawatiran terlihat di wajah polosnya.
"Iya sayang, ini obat yang akan membantu menyembuhkan penyakit kita. Aku membutuhkannya sama seperti kamu jadi kita berdua harus meminumnya." kata wanita itu kepada putrinya yang berusia empat tahun.
Wajahnya telah kehilangan kilaunya, seolah-olah seluruh masa mudanya telah direnggut darinya meskipun dia belum setua itu.
"Tapi aku tidak merasa sakit ma, aku baik-baik saja." jawab anak itu dengan menunjukkan kebingungan.
Sang ibu menggendongnya untuk membuatnya duduk di pangkuannya sambil menangkup wajah kecilnya yang menggemaskan.
"Kamu sangat cerdas dan cantik sayang, kamu sangat mirip denganku. Aku sangat mencintaimu. Tapi wajah ini bisa membuat kita berdua mendapat banyak masalah. Itu sebabnya kita membutuhkan obat ini, oke? Mama sedang mencoba menyelamatkan kita berdua." ucapnya menjelaskan lebih lanjut.
"Bagaimana dengan Daddy ma? Dia belum datang, bukankah seharusnya dia bersama kita agar kita semua aman?" Wanita itu tersenyum mendengar apa yang dikatakan putrinya, dia memeluknya seolah hidupnya bergantung pada si kecil.
"Daddy yang membuat kita sakit sayang makanya dia tidak perlu obatnya. Kamu sayang mama kan? Dan percaya sama mama kan? Jadi kamu harus menuruti mama dan minum obat ini maka kita bisa bersama selamanya." katanya dan memberikan obat lainnya kepada yang lebih muda.
Meski tidak mengerti semua yang dikatakan ibunya, anak tersebut memutuskan untuk menerima obat tersebut karena memang itu yang diinginkan ibunya.
Mereka berdua menaruh obat di mulut mereka dan menelannya bersama-sama.
"Ini terlalu pahit, ma, aku tidak akan meminumnya lagi lain kali." anak itu mengeluh sambil menelannya.
"Mama janji sayang, kamu tidak akan menerima ini lagi. Aku mencintaimu nak." ucap wanita itu sambil memejamkan mata dan membelai rambut putrinya.
"Aku juga mencintaimu ma." jawab anak itu sambil mendekatkan tubuhnya ke dalam pelukan lalu memejamkan matanya juga.
..
-JENNIE-
"Hari ini kamu sangat pendiam, Rosie, kenapa?" tanyaku padanya saat kami duduk di sini di bawah bangku penonton.
Aku tidak nyaman dengan dia yang tidak berbicara, Apa di sekolah sudah tidak ada lagi bahan gosip jadi sekarang sangat sepi?
"Ehh karena Nini, aku bingung antara memberitahumu gosip baruku atau menyimpan semuanya untuk diriku sendiri."
Itu membuatku melotot ke arahnya, kenapa seperti itu, dia sudah banyak memberitahuku banyak gosip selama ini, dan sekarang apa yang berubah?
"Jangan konyol, Rosie. Dan kenapa kamu tidak mau memberitahuku???.. Aku selalu mendengarkanmu bahkan untuk ceritamu yang paling absurd." Jawabku terdengar sangat tersinggung.
Aku bahkan bisa mendengarkan dia mendengus dan bahkan tidak mau bergeming.
"Peringkat kepercayaanku padamu sebagai pendengar gosip telah turun... Ingat hari Senin? Kamu mengatakannya dengan lantang tentang Joy, bukankah aku sudah memberitahumu bahwa itu hanya kita?" dia juga memelototiku.
Beraninya si bodoh ini???
Aku duduk tegak dan menyilangkan tangan di bawah dada dengan ringan menegaskan dominasiku. Izinkan aku sedikit mengintimidasi orang imut di depanku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You
Mystery / Thriller"Tunggu, apa kamu bisa melihatku?" "Ya! Haruskah aku tidak?!.. Aku punya mata bodoh!.." (Masih tahap Revisi)