23

201 28 4
                                    

ROSIE

..

Aroma makanan enak menyambut kami saat memasuki restoran.

Akhirnya aku akan merasa kenyang. Ya, tentu saja aku tidak puas dengan makanan yang ada di pesta tadi itu hanya camilan.

Seorang karyawan langsung menyapa kami.

"Kami sudah membuat reservasi sebelumnya dengan nama Jennie Kim.” kata Jennie.

"Ah iya Miss Jennie, meja VIP untuk dua orang. Silakan lewat sini." kata karyawan itu memberi isyarat agar kami mengikutinya.

Aku sedikit di belakang Jennie untuk berjalan.

Menjelajahi tempat itu membuat diriku akrab dengan detail yang terukir di tiang, langit-langit, dan dinding yang dihiasi relief makhluk laut yang dilukis dengan warna putih dan emas, sangat mewah tapi tidak cukup mewah dengan gadis yang berjalan di depanku itu.
Dia berjalan dengan anggun bak seorang dewi, aku memandangi punggungnya yang seksi. Rambutnya yang bergelombang seperti ombak saat menerjang pantai, mungkin butuh waktu lama baginya untuk menata itu. Itu sangat cocok untuknya.

Itu hanya belakangnya aja, bayangkan reaksiku saat kami bertatap muka. Hanya tuhan yang tahu betapa aku meleleh seiring berjalannya waktu.

Si kecil itu sungguh seorang Dewi.

Kami di bawa ke area yang jauh dari pelanggan lain.

Ini adalah balkon menghadap ke pantai karena ini adalah restoran Seafood.

Karyawan itu segera meninggalkan kami.

Aku membantunya duduk di depanku.

"Aku sudah memesan makanan untuk kita beberapa waktu lalu ketika aku membuat reservasi, aku harap kamu menyukainya." ucapnya tersenyum sambil mengatur tempat duduknya.

Aku menyeringai padanya. " Wah, kamu benar-benar menyiapkan semua kencan ini padahal kamu punya pesta besar disana. Kamu tau? Ini membuatku seperti orang special." kataku sedikit menggodanya.

"Ya aku sudah merencanakannya, tapi kencan ini seharusnya di kapal pesiar namun beberapa alasan yang tidak terduga membuatku melakukannya disini." katanya sambil memberiku seringai yang sama seperti yang kuberikan padanya.

Haruskah aku merasa bangga?

Tapi untungnya kapal pesiar tidak jadi karena aku tidak ingin dikelilingi oleh laut. Itu seperti aku tidak punya jalan keluar.

Itu membuatku takut.

"Apa kamu sudah lapar?" katanya lembut menyadari aku tetap diam.

Dia mengambil sesuatu dari tas chanel kecilnya dan segera menyerahkannya kepadaku.

Sebungkus oreo.

"Aku sudah menghancurkannya, kamu bisa langsung memakannya sambil menunggu makanan yang asli."

Dia benar-benar melakukannya, aku bisa merasakan kue yang pecah di dalam bungkusnya. Aku tersenyum dengan itu.

"Terima kasih Nini. Sepertinya kamu sudah jatuh hati padakku sekarang." Aku menggodanya, yang membuatnya tersipu dan memalingkan wajahnya dariku.

"Aku suka tempat ini, Nini. Terutama suasananya dan desain interiornya yang menarik jiwa seniku" Kataku sambil membuka oreo yang diberikannya.

"Senang mendengarnya, keluargaku sangat menyukai tempat ini dan kupikir akan lebih baik jika kita berbagi kesamaan." Dia meletakkan sikunya di atas meja untuk menopang dagunya sambil memperhatikanku makan.

"Ngomong-ngomong soal keluarga, aku melihat kakakmu tadi, walau aku hanya mengenal ka Jin tapi aku berasumsi bahwa dua lainnya juga saudaramu karena mereka sangat mirip." Aku membuka topik.

Who Are YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang