1

1.5K 93 10
                                    

Aku memiliki kekuatan super.
Aku tidak terlihat.

Ah, hanya bercanda. Aku normal, terlalu normal.. Terlalu normal sampai aku merasa tak pernah ada.


Dalam kata lain aku adalah karakter sampingan di setiap cerita, NPC dari game online favoritmu, item depan di rak belanjaan dan krayon putih di dalam kotak milik seorang anak.

Aku ada tetapi selalu terabaikan.

Aku baik-baik saja dengan itu. Aku tumbuh dengan menyukai gagasan untuk tidak terlihat, baik di keluarga, sekolah, acara sosial, dll..

Aku anak yang berdosa. Ayah selingkuh dari istrinya dengan ibuku yang seorang pelacur. Ibuku tidak mau berurusan denganku jadi suatu hari dia meninggalkanku di apartemen yang disediakan ayahku.

Dia meninggalkanku di sana sendirian sambil menangis. Ayah kemudian pada hari itu menemukanku dan membawaku ke rumahnya karena dia 'tidak punya pilihan, kata-katanya bukan kata-kataku.

Istrinya tidak peduli, mereka juga memerintahkan salah satu dari pembantu mereka untuk menjagaku dan tiba-tiba aku menjadi tidak terlihat.

Aku selalu makan bersama dengan keluarga mereka, selalu berkeliaran dirumah mereka, pergi ke sekolah bersama saudara tiriku, menghadiri acara kumpul bersama mereka atau tidak.

Keluarga tempatku dibesarkan tidak mengakui kehadiranku, bahkan tidak peduli apakah aku makan tiga kali sehari, apakah aku pandai di sekolah, atau bahkan memberi tahuku apakah ada acara. Aku hanya harus datang tepat waktu untuk makan karena jika tidak, mereka tidak akan mau memanggilku.

Aku bahkan tidak tahu kalau aku punya hari ulang tahun sampai aku melihat akta kelahiranku.
Lucunya, aku jadi terbiasa dengan hal ini.

"Rosie! Saatnya makan malam." Celly, pelayanku memanggil.

"Ya." Aku bangkit dari tempat tidurku dan bergegas turun.

Satu-satunya orang yang melihatku di rumah ini adalah Celly dan teman serumah lainnya. Hahaha aku tidak begitu penting.


Aku duduk di kursi terakhir meja makan. Untung masih ada ruang untukku di sini. Terakhir kali aku hampir kehilangan tempat duduk karena mereka mengganti meja makan. Mereka lupa membeli tempat duduk untukku, itu lucu.

"Bagaimana kabar sekolahmu nak?" Ayah bertanya pada saudara laki-lakiku. "Sangat baik ayah, sekolahnya terlalu mudah mungkin karena kita masih minggu ke-2." Kata Jungkook oppa.

"Kamu putri?" tanya Fiona, istri ayah.

Jika menurutmu pertanyaan itu untukku. Tentu saja bukan.

"Baik juga, Bu" kata Somi.

"Baguslah, beritahu aku jika kamu membutuhkan sesuatu ya" kata Ayah.

Mereka membicarakan banyak hal sebelum makan malam berakhir, tetapi aku segera menghabiskan makananku dan kembali ke kamar. Mereka tidak akan menyadarinya, itulah mengapa tidak apa-apa.

Agar adil bagi diriku yang tak kasat mata, ayah menyediakan sebuah ruangan besar yang dilengkapi dengan semua yang aku perlukan, termasuk kulkas, ruang tamu mini, toilet dan kamar mandi serta juga memiliki unit AC.

Who Are YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang