8

353 63 2
                                    

-JENNIE-

Apa yang dia lakukan di sana?

Aku bertanya pada diri sendiri setelah tiba di rumah. Aku mengikutinya lebih awal dan berakhir di gudang yang ditinggalkan, dia tinggal di sana selama dua jam lalu pulang.

Sial, aku terlihat seperti penguntit sebelumnya!

"Baby cupcake! kamu pulang!" Mommy dengan bersemangat berkata dan pergi untuk memelukku.

"Hai Mommy." Aku memeluk dan mencium pipinya.

"Seharusnya kamu sudah di sini dari tadi, Nak? Kemana kamu pergi?" tanya Mama saat kami sampai di ruang makan.

"Aku pergi ke toko buku ma, tapi sayangnya buku yang seharusnya aku beli sudah habis." Aku berbohong.

"Begitukah, sayang sekali.. beritahu aku buku apa itu agar aku bisa meminta seseorang untuk mencarinya, tapi sekrang simpan dulu barang-barang kamu dan ganti baju, kita akan makan malam bersama keluarga Park."

"Ya ma" Aku naik ke kamar untuk ganti baju. Aku meletakkan tasku di atas tempat tidur dan pergi ke kamar mandi.

Aku memilih gaun baby pink sederhana.

Setelah berganti, aku membuka laptopku untuk memeriksa email dan ternyata ada beberapa undangan pertunjukan model. Permodelan adalah hobiku dan desain fashion adalah pekerjaan impianku.

Wajah familiar terlintas lagi di pikiranku, dengan tinggi dan kecantikan yang dia miliki, dia juga bisa menjadi model. Ck apa yang aku pikirkan?!! Dia sering terlintas di pikiranku akhir-akhir ini dan aku tidak tahu kenapa!

Aku juga memeriksa media sosialku.
Apakah si bodoh itu punya akun media sosial? Haruskah aku mencarinya?

Sialan Kim Jennie!! Tolong hentikan!!!

Aku sedang memarahi diriku sendiri ketika mendengar ketukan di pintuku.

"Putri! Makan malam sudah siap!" Jin Oppa memanggil.

Aku membuka pintu dan melihatnya menunggu. "Kamu sangat cantik Putri! Ayo Tante dan keluarganya sudah ada di sana." katanya dan merangkulku.

Ketika aku dan saudaraku turun. kami langsung pergi ke ruang makan. Tante Park sudah ada. Mommy dan mama duduk bersebelahan, di sebelah kirinya adalah Tante Coleen, Paman Nate, Jisoo Unnie dan Jimin Oppa. Saat kami duduk di sisi kanan, aku duduk di dekat Mommy dan di sebelahku ada Jin Oppa, Namjoon Oppa, dan Tae Oppa. Tante Coleen adalah saudara perempuan Mommy .

Sebelum aku duduk, aku mencium tante dan keluarga.

Tidak butuh waktu lama kamipun mulai makan.

"Jadi, bagaimana di sekolah barumu Jen?" Kata paman Nate.

"Aku baik-baik Paman." aku tersenyum.

"Baby girl, aku tidak melihatmu saat makan siang sebelumnya. Kupikir kamu akan ikut dengan kami?" tanya Jisoo Unnie cemberut. Dia melakukannya lagi memanggilku Baby girl.

"Aku makan siang dengan teman sekelasku, unnie tolong berhenti memanggilku Babygirl aku sudah besar"

"Tidak, aku akan terus memanggilmu seperti itu karena kamu anak bungsu dari keluarga kami. Dan Owyah kmu harus bergabung dengan kami lain kali" dia membalas.

"Teman sekelas yang mana Putri? Laki-laki atau perempuan?" tanya Tae Oppa mulai bergosip.

"Kalian tahu, si bungsu kita sudah banyak Fans di sekolah." kata Jimin Oppa.

Ya ampun! Bisakah mereka tidak membicarakan itu?

Jangan bilang aku akan menjadi topik mereka sekrang?!

"Benarkah itu cupcake?.. Lagi pula, dari mana lagi kamu di mewarisi kecantikan itu? *menyibak rambut* " jawab Mommy.

"Dia diwarisi dariku sayang, maaf telah memecahkan gelembungmu. Kurasa akulah yang banyak wanita disisiku dulu" bual Mama.

Respon yang baik ma, kalian baru saja mengalihkan topik! *masukkan tawa setan*

"Ah, benarkah Kim?.. Apa kamu baru saja mengatakan memiliki banyak wanita sebelumnya?" Mommy

"Apa?.. Sayang aku tidak bermaksud seperti itu dan itu terjadi hanya saat aku tidak ada hubungan denganmu. Tanya saja pada Nate." mama membela dan meminta bantuan paman Nate.

"Ya Lyandra. Kamu adalah satu-satunya alasan mengapa dia hampir gila dan meminum semua minuman keras di bar" kata paman Nate meyakinkan Mommy.

"Itu sebabnya kamu punya begitu banyak gadis saat itu, kan, Hon?" Tante Coleen menjawab.

Oh tidak, ini akan menjadi buruk. Mama dan paman hanya terkekeh gugup. Hai Sofa sudah menanti mereka untuk malam ini.

"Oke kembali, jadi Putri siapa yang beruntung?" Tae Oppa bertanya padaku lagi.

"Bukan siapa-siapa, Oppa!! kalian bisa berhenti menginterogasiku sekrang! Fokus saja pada orang yang kalian kencani, siapa tuh ohh Olivia kan?" Aku
menyeringai padanya.

Perhatian mereka sekali lagi dialihkan ke kehidupan cinta Tae Oppa. Keberuntungan.

Setelah makan malam kami yang penting, kaum orang tua pergi ke kantor untuk membicarakan bisnis sementara kaum muda berkumpul di ruang keluarga. Jimin dan Tae Oppa sedang membicarakan tentang basket sedangkan Jin Oppa sedang berbicara di telepon, dan Namjoon Oppa sedang bermain mobile legends. Jadi aku mendekati Jisoo Unnie untuk berbicara dengannya karena aku ingin menanyakan beberapa pertanyaan padanya.

"Unnie." Aku mulai duduk di sebelahnya.

"Iya Baby girl, apa kamu butuh sesuatu?"

"Aku hanya ingin menanyakan sesuatu jika tidak apa-apa"

"Tidak apa-apa, tanyakan saja.." katanya

"Unnie sudah belajar di YG sejak masih kecil, kan?"

"Ya, aku melakukannya dengan Jimmin" dia menjawab dengan bangga. "Kami sangat setia pada keluargmu!" dia menambahkan.

"Kalau begitu kamu pasti tahu nama Roseanne kan?" Jisoo Unnie tercengang dengan pertanyaanku. Aku melihat keraguan di matanya.

"Uhm. Tidak ee, aku belum pernah mendengar nama itu sebelumnya. Apakah kamu yakin dia bukan murid baru?" dia menjawab.

"Tidak Unnie, aku melihat lembar Infonya. Dia sudah lama di YG sejak SD"

"Kalau begitu dia pasti dari kelas bawah. Karena kita tidak tahu sebagian besar kelas bawah." Jisoo Unnie tampak menjawab dengan gugup. Apa yang terjadi, kenapa dia? Aku hanya diam setelah itu.

"Ada apa dengan itu memangnya?" katanya seperti bingung.

"Tidak ada, Jangan khawatir tentang itu." Aku tersenyum padanya dan berdiri pergi.

Reaksi Jisoo Unnie sangat mencurigakan. Aku ingin tahu apa alasan dia bisa bertindak seperti itu.

Aku masuk ke dalam kamarku dan menemukan laptopku masih menyala. Aku duduk di kursi berbulu merah mudaku dan mengetik nama Rosie di semua media sosial.

Aku tidak menemukannya.

Banyak pertanyaan tentang si bodoh itu yang menyerbu pikiranku mulai dari ketidaktampakannya juga alasan
kedatangannya ke gudang itu dan reaksi Jisoo Unnie saat aku menyebut nama Rosie tadi.

Aku mengambil ponselku dan mengirim pesan ke nomor yang aku peroleh dari lembar infonya.

Untuk Rosie Bodoh

Berhenti menyerang pikiranku bodoh!

Kemudian aku meletakkan ponselku di meja sampingku.  Dan tidak repot-repot memeriksa apakah dia menjawab atau tidak. Aku hanya ingin menyuarakan kekesalanku.

Jika aku tidur sekarang akankah pikiranku berhenti memikirkannya? Aku tidak akan mendapatkan jawabanku jika aku tidak menutup mataku, jadi aku melakukannya.





..

Who Are YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang