-JENNIE-..
"Kesimpulan untuk kejadian malam ini adalah, aku bukan satu-satunya yang bisa melihatmu Rosie. Kamu bukannya tidak terlihat.." Aku menyeringai padanya, yang diikuti dengan keheningan yang memekakkan telinga.
Dia melihat kembali ke pajangan kupu-kupuku, perlahan menjilat bibir bawahnya dan tersenyum malu-malu.
Dia menyimpan tangannya ke dalam saku piyamanya dan kembali menghadapku, menatap langsung ke mataku.Matanya saja dapat memberi tahumu emosinya yang berbeda pada saat yang sama dapat menunjukkan kepadamu bagaimana mata almond itu dapat menampung alam semesta baru di dalamnya. Itu berkilau karena air mata yang tertahan dan semangat yang terpendam.
Tatapan yang dia berikan padaku membuatku ingin memeluknya, memeluknya dan membisikkan kata-kata yang menenangkan di telinganya. Tapi itu bukan aku dan aku tidak tahu dari mana datangnya emosi terhadapnya.
Apa yang membuatmu sedih, Rosie?
"Mereka tidak akan mengingatku besok, Nini, itu sudah pasti." dia cekikikan memalingkan muka lagi. Dia mengubah suasana hatinya dengan cepat.
Kilas balik dari orang-orang yang kutanyakan tentangnya mengalir di kepalaku, mereka semua melupakan keberadaannya bahkan saat bertemu dengannya beberapa detik yang lalu.
"Mereka mungkin sudah melupakanku. Karena sekarang aku tidak terlihat lagi. Teoriku belum pernah gagal Nini... Hanya kamu" dia tersenyum dan pergi untuk duduk di sofaku.
"Dan kenapa bisa begitu?" dia mengangkat bahu dan memainkan ujung kemejanya.
"Entahlah mereka hanya melakukannya begitu saja.. Aku hanya tumbuh tanpa tahu mengapa, dan hanya menerimanya apa adanya. Tidak ada yang pernah bisa aku tanyakan." Dia tersenyum melihat bingkai fotoku di samping sofa.
Aku mengerutkan kening mendengar apa yang dia katakan.
Lalu di mana orng tuanya?
"Aku hanya menunggumu melupakanku juga, Nini."
Ada sesuatu dalam diriku yang terasa seperti tersinggung.
Dia apa? Kenapa dia berpikir itu?!!!
"Hei! Aku tersinggung! aku masih di sini."
"Ya tapi untuk berapa lama? Jujur saja Jennie pada akhirnya kamu juga pasti akan melupakanku.. Dan liat saja sekrang, kamu bersamaku namun kamu masih tidak ingin kita berteman?" katanya dengan tenang.
Aku menggigit bibir mendengar kata-kata itu keluar darinya.
Aku tidak tahu mengapa aku tidak ingin hanya menjadi teman baginya.
"orang-orang yang mengenalku perlu mengingatkan mereka untuk mengingat bahwa seorang gadis bernama Rosé itu ada." dia mengatakan itu seperti bukan apa-apa sambil tersenyum. Tapi matanya tidak bersinar seperti saat dia benar-benar bahagia.
"Bagaimana dengan orang tuamu Rosie, dimana mereka?"
"Mereka ada di sana, ibuku tidak tahu apakah aku masih ada dan ayahku menggunakan lukisanku untuk
mengingatku." itu kata yang lemah.Saat itulah kesadaran menghantamku.
Lukisan di dalam rumah keluarga Jeon. Jadi Ayahnya adalah Tuan Jeon sendiri. Artinya Jungkook dan Somi adalah saudara tirinya dan tante Fiona bukan ibunya.Keheningan menghabiskan waktu kami setelah itu.
"Aku suka koleksi kupu-kupumu, Nini, sayapnya sangat cantik itu luar biasa." katanya mengganti topik. Aku tahu dia tidak nyaman dengan topik kami dan aku memahaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You
Mystery / Thriller"Tunggu, apa kamu bisa melihatku?" "Ya! Haruskah aku tidak?!.. Aku punya mata bodoh!.." (Masih tahap Revisi)