7

398 65 0
                                    

-JENNIE-

Setelah pertengkaran kecil itu, Rosie akhirnya mulai makan.

"Tunggu, Jennie." dia mulai berbicara lagi dengan mulut penuh. Aku memandangnya dengan jijik, tidak bisakah dia setidaknya memiliki sopan santun ???

"Bagaimana kamu tahu nama panggilanku? Karena kalau kamu bisa memanggilku Rosie, itu seperti kita sudah dekat" dia melihat ke arahku.

"Aku putri pemilik sekolah, apa itu belum cukup." Kataku tidak memandangnya dan terus makan.

"Ya kmu selalu terikat dengan itu."

Aku menghadapinya sambil mengangkat alis kiriku.

"Kenapa? apa ada masalah Ms. Roseanne?"

"Tidak ada, aku hanya ingin bertanya."

Dia sudah menghabiskan makanannya, sekarang dia memakan kue manisnya. Saat menyelesaikan milikku, aku tidak bisa berhenti menatapnya setiap menit. Aku ingat bahwa aku harus mengajukan beberapa pertanyaan padanya.

"Rosie katakan padaku.. Mengapa kamu ada di rumah Somi?"

Dia menatapku sambil mengangkat alisnya.

"Hmm, aku tidak ingin menjawab." Tolakannya.

"Kalau begitu mari kita ajukan pertanyaan secara bergantian. Kamu bisa bertanya apa saja padaku dan aku akan menjawab, lalu aku bisa bertanya apa saja dan kamu akan menjawab." dia memikirkannya sebentar sebelum setuju. Aku tersenyum kecil padanya.

"Aku tinggal disana." dia menjawab pertanyaanku sebelumnya tadi.

Aku hanya mengangguk dan menunggu pertanyaannya.

"Apa nama lengkapmu?"

Aku hanya menatapnya seperti 'Apa itu benar-benar harus?' dan aku menjawab. "Jennie Ruby Jenne."

Dia tersenyum dan mengangguk.

"Lukisan di mansion itu, apakah itu milikmu?"

"Kurasa kau melihat inisialnya? Kalau begitu ya."

Dia benar pelukisnya, dia sangat berbakat.

"Apa warna favoritmu?"

Tunggu pertanyaan macam apa itu? Aku melihatnya dengan ketidakpercayaan.

"Hitam." Aku hanya berkata.

"Apa hubunganmu dengan klan Jeon?" dia tercengang dengan pertanyaanku, tapi dia segera menenangkan diri masih ragu untuk menjawab pertanyaanku.

"Ah.. Mereka kerabatku, mungkin? Entahlah." dia menggigit bibir bawahnya dan hanya menundukkan
kepalanya setelah menjawab.

Hatiku sedikit sakit melihat reaksinya.

Kriingggg..

Kami mendengar bel berbunyi, dia hanya menatapku dan tersenyum. Dia selesai makan dan aku juga. Dia berdiri jadi aku juga berdiri, saat aku akan pergi dia berbicara lagi.

"Aku akan memanggilmu Nini mulai sekarang. Ini bukan pertanyaan atau aku meminta izin, aku hanya
memberitahumu." setelah itu dia berbalik dan berjalan pergi.

Aku hanya tersenyum melihat punggungnya. Aku tidak bermaksud melakukannya tapi pada kenyataannya aku suka suaranya.

Waktu kelas PE, pelajaran terakhir untuk hari ini. Semua anak perempuan di kelas kami ada di ruang ganti. Aku sedang membereskan barang-barangku di dalam loker karena baru saja selesai berganti ke seragam olahraga, ketika aku melihat ke pojok ruangan, Rosie duduk di salah satu bangku dengan earbud yang masih terpasang, dia masih belum mengenakan seragam olahraganya.

Who Are YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang