Pembawa Sial

360 88 128
                                    


"Hanya Rindu"

🍂Happy Reading Guys 🍂

Kadang gw sering kepikiran, sebenarnya seberapa penting sih gw dalam keluarga ini? Apa mereka sayang sama gw? Apa mereka cinta sama gw?

Entahlah semua pertanyaan itu, terus muncul di pikiran gw. Nenek pernah bilang kalau gw harus tetap sayang sama papa, mama dan kakak. Tapi, apa nenek tahu kalau mereka aja nggak pernah menganggap keberadaan gw.

Pagi ini, seperti biasa kakak selalu mendapatkan perhatian dari mama dan papa. Kakak selalu dimasakin makanan kesukaannya, dan juga dibuatkan minuman favoritnya.

Mereka bercanda bersama setiap hari, bahkan gw lewat didepan mereka aja. Mereka mengabaikan gw, seolah gw nggak pernah ada di tengah keluarga ini.

Ntah lah, tapi nenek selalu bilang kalau gw harus menjadi gadis yang lembut dan kuat. Gw mendekati mereka dan berpamitan untuk pergi ke sekolah.

Tapi apa kalian tahu apa yang gw dapat? diabaikan, ya gw diabaikan. Gw udah ngelakuin itu berulang kali dan hasil nya tetap sama saja.

"Pah, mah, kakak. Kasih pamit ke sekolah dulu ya," pamit kasih pada kedua orang tuanya dan kakak satu-satunya.

Hanya hening, tak ada jawaban. Mereka masih sibuk membicarakan hal-hal yang menarik bagi kakak, kakak seperti putra mahkota di rumah ini. Dan gw seorang pelayan atau rakyat jelata ntah lah. Tapi ini sangat menyakitkan, setiap hari, setiap saat yang ada di pikiran mereka hanya kakak.

"Eh, Kasih. Sekalian jangan pulang," sahut Kenzi saat dia melihat adik malangnya itu melangkah keluar pintu, dan di angguki oleh kedua orang tuanya.

"Kak, Kasih nggak bakalan telat kok pulangnya nanti," jawab gadis malang itu, Seolah perkataan itu adalah kekhawatiran kakaknya.

Padahal dia tahu persis apa maksud kakaknya itu, apalagi saat kedua orang tuanya terlihat setuju.

Gw nggak ingat, kapan terakhir kakak meluk gw, gw juga nggak ingat kapan terakhir kali kakak manggil gw dengan sebutan adek.

Karena saat itu, saat gw masih berumur 6 tahun kakak nggak pernah manggil gw adek lagi. Entahlah, entah apa yang salah dari gw. Gw nggak punya teman buat ngobrol di rumah ini, gw nggak bisa cerita apapun sama kakak atau pun kedua orang tua gw.

Kasih, gadis malang itu memilih bolos hari ini. Dia pergi ke makam sang nenek, berharap kalau nanti kakak dan kedua orang tuanya itu bisa menyayanginya.

Karena dari dia mengenal kedua orang tua dan juga kakaknya, dia tidak pernah dianggap dalam keluarga itu. Hanya nenek yang terus bersamanya hingga dia berumur 9 tahun. Tapi sang nenek telah dipanggil oleh Tuhan saat Kasih berumur 9 tahun saat itu.

Nek, nenek apa kabar? Kasih kangen sama nenek, Kasih pengen cerita banyak hal nek. Nenek tahu nggak Kasih juara lagi di Olimpiade, nenek pasti seneng kan? Nek, Kasih kangen pelukan nenek. Gadis itu bercerita di atas makam neneknya.

"Nek, kenapa mama sama papa nggak pernah peduli sama Kasih ya nek? Emang Kasih punya salah apa sama mereka? Kakak juga, kakak nggak sayang Kasih nek, kakak terus saja mengatakan hal yang menyakitkan," sambung gadis malang itu.

Kasih benar-benar berada di makam sang nenek seharian, hingga dia pulang pukul 7 malam. Gadis itu benar-benar merasa sangat kacau saat ini, dia nggak tahu harus berbuat seperti apa agar kedua orang tuanya itu mau menyayanginya.

Saat Kasih membuka pintu rumahnya, tiba-tiba.

PLAK!

💔💔💔

Sebuah tamparan mendarat ke wajah gadis itu, Kasih yang ditampar oleh papanya hanya diam tanpa mengatakan apa pun.

"Perempuan macam apa kau ini ha?! Pulang jam 7 malam, bahkan kau juga membolos dari sekolah," bentak Roy pada anak nya itu.

PLAK!

Tamparan kembali ia Terima dari Anisa, mama nya.

"Dasar anak nggak tau diri, beraninya kau membuat kami malu!" tindas Anisa pada putri malangnya itu.

"Maaf mah, pah. Kasih tadi cuma ke makam nenek aja hiks, Kasih nggak bakalan mengulangi itu lagi," ucap Kasih menyesal.

"Tch, bocah sialan. Kau benar-benar menyusahkan. Dasar anak pembawa sial," timpal Kenzi pada adiknya itu.

"Kakak, Kasih punya salah apa sih kak sama kakak? Kenapa kakak sebenci ini sama Kasih?" balas Kasih pada kakaknya itu.

"Kak, Kasih sayang sama kakak, Kasih bangga kalau Kasih terlahir sebagai adik kakak, tapi kenapa kakak perlakuan Kasih seperti ini kak? Hiks," sambung gadis itu dengan tangisnya yang pecah.

"Tch, sayangnya gw nggak sayang sama lo. Dan kehadiran lo itu malah jadi pembawa sial buat kita semua, ngerti lo!" tindas Kenzi pada adiknya itu.

Roy dan Anisa yang mulai kesal dengan tangisan Kasih pun, mendorong gadis itu hingga Kasih tersungkur ke lantai. Sontak Kasih yang tak sempat menghindar itu terjatuh, dan tubuhnya terbentur ke meja kecil yang ada di ruang tamu mereka.

Kasih hanya bisa menahan sakit pada tubuhnya, dia hanya menangis melihat perlakuan keluarganya yang sangat buruk pada dirinya, anak kandung mereka sendiri.

"Mah sakit hiks," keluh Kasih pada Anisa.

"Bangun, dan masuk ke kamarmu, dasar anak sialan," sambung Anisa yang tersulut emosi.

Kasih pun bangun dan melangkah masuk ke dalam kamarnya, ia mengganti pakaiannya dan mengobati memar yang ia dapatkan tadi.

Mah, mama tahu seberapa sakit memar yang ada di tubuh Kasih ini? Itu semua sama sekali nggak sakit ma, yang sakit itu sikap mama ke Kasih, Bisik gadis itu sambil melihat foto Anisa.

Sementara di luar sana. Anisa, Roy dan Kenzi memilih makan malam di luar, mereka pergi tanpa mengajak Kasih. Karena bagi mereka kejadian barusan adalah hal yang harus mereka lakukan pada anak sialannya itu, dan itu wajar saja menurut mereka.

"Pah, kita makan malam di luar aja ya? Mama capek ngeliat anak sialan itu," keluh Anisa pada Roy, suaminya.

"Iya pah, kita makan di restoran papah aja. Pasti seru," sambung Kenzi pada papanya.

"Baiklah, kita makan di luar malam ini. Lagian papa juga capek kalau harus melihat anak itu," sambung Roy pada Anisa dan Kenzi.

Keberadaan gadis itu memang nggak pernah diharapkan, bahkan mereka nggak mau tahu bagaimana perasaan anak perempuannya itu. Apakah dia sakit? Terluka? Atau mungkin bisa menimbulkan rasa trauma di kemudian hari.

Kasih hanya menangis didalam kamarnya, ia menangis dengan perut kosong. Dari pagi tadi sampai malam ini gadis itu belum makan sama sekali. Dan dirumah juga tidak ada makanan.

Kenapa, kalian nggak buang Kasih aja mah, pah. Saat Kasih masih bayi? Dan mungkin kalian pasti bakalan senang tanpa kehadiran Kasih.

Kenapa kalian NGGAK BUANG KASIH AJA, ARGHHHHH. Teriak Kasih histeris.

Nggak ada seorang anak yang mau hidup seperti ini mah, hiks nggak ada. Pah nggak ada seorang anak perempuan yang mau seperti ini, hiks nggak ada.

Bahkan kakak juga, kakak juga jahat sama Kasih, hiks. Kakak nggak pernah bela Kasih, hiks nggak pernah. Kasih cuma mau pelukan hangat kalian hiks.

SELAMAT MEMBACAAAAAAAA

🐸🐸🐸🐸🐸🐸🐸🐸🐸🐸🐸🐸🐸🐸🐸





KASIH  (SELESAI) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang