Antara Bulan Dan Matahari

149 55 127
                                    

"Menghilang sesuai berjalannya waktu namun terlelap dalam sebuah harapan besar"


"Happy Reading Guys"


Sinar matahari masuk dari celah-celah jendela saat ini, hangat dan sangat nyaman terasa sangat memukau.

Kicauan burung yang saling bersahut-sahutan, menenangkan fikiran dan jiwa yang lelah saat ini.

"Woy, ngelamun mulu lo," timpal Evan pada Echan.

"Apaan sih Van, ganggu aja lu," balas Echan yang sedikit kesal.

"Sorry, tapi kita harus berangkat ke sekolah Chan, ntar telat ni," balas Evan pada Echan.

"Hah gw lupa, kita upacara sekarang ya ampun," panik Echan dan berlari begitu saja sambil meninggalkan Evan sendirian disana.

"Wah, bener-bener tuh anak. Gw malah ditinggali lagi," gerutu Evan yang tidak di dengar oleh Echan.

Ini adalah hari ke 12, dimana Kasih masih koma. Masih tidak ada pertanda kalau gadis itu akan sadar. Sementara anak biru disuruh fokus pada sekolah mereka oleh Askal.

Askal tidak ingin, hanya karena Kasih. Anak biru malah pada membolos dan banyak ketinggalan pelajaran, Askal melakukan semua itu karena dia tahu kalau Kasih juga akan melakukan hal sama dengan dirinya.

Kini kehidupan mereka berjalan seperti biasanya, walau bukan Askal dan inti biru lainnya yang menjaga Kasih saat ini. Tapi mereka meminta bantuan pada pihak rumah sakit untuk menjaga gadis itu.

Roy, Anisa dan Kenzi. Mereka tidak pernah sekalipun datang untuk melihat anak mereka sendiri, apa yang salah dengan keluarga Kasih saat ini.

Apa mereka sebenci itu pada Kasih, karena kehadiran gadis itu di atas dunia ini? Ya, aku rasa karena itulah mereka membenci Kasih.

Anak biru tampak bahagia menjalani hari-hari mereka, seolah tidak pernah terjadi apapun. Atau hal yang sangat menganggu mereka.

Begitu pula Askal, Cici, Evan, Zigan dan Echan. Mereka tampak bahagia saat ini.

Mereka bermain bersama saat jam istirahat sekolah, bercanda dan saling menggoda satu sama lain.

Andai lo disini Sih, semua akan terasa sangat menyenangkan, batin Cici.

Kasih, andai lo disini sekarang. Lo bakalan ngetawain gw saat gw dijahilin sama Evan dan Zigan, batin Echan.

Gw kangen lo Sih, batin Evan.

Semua ini terlihat palsu, Kasih kapan lo akan sadar, batin Zigan.

Gw tahu, apa yang mereka lakukan sekarang semua hanyalah kepalsuan, batin Askal.

Semua berjalan seperti biasa, canda tawa dan kejahilan yang kerap mereka lakukan saat bersama dengan Kasih. Mereka juga melakukannya meski tanpa adanya Kasih.

Dunia begitu suram bukan? Bahkan sangat kejam. Seolah selalu terjadi badai, dan hujan yang amat deras tanpa hentinnya.

Bel sekolah berbunyi, menandakan jam pelajaran mereka juga berakhir. Semua anak biru menyapa Askal ketika mereka berpapasan di parkiran sekolah.

KASIH  (SELESAI) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang