"Kenyataan di balik senyuman itu"
🍂Happy Reading Guys🍂
"Mama, Kasih pulang!" seru gadis berusia sepuluh tahun itu, dengan suara nyaringnya hingga memenuhi seisi ruangan.
Nampak wanita paruh baya yang tengah asik menonton acara kesayangannya, mendengus kesal dengan sikap putri kecilnya itu. "Kamu pikir ini hutan, ha? seenaknya kamu teriak seperti itu," ucapnya dengan sangat kesal.
"Maaf mah, lain kali Kasih nggak bakalan seperti gitu lagi," sesal Kasih dengan wajah yang terlihat sedikit sedih.
Selang beberapa saat setelah itu.
"Mah, Kenzi pulang," seru pria tampan yang sudah menginjak di bangku SMP itu.
"Eh, Sayang. Kamu udah pulang Nak? Ayo, kita makan dulu kamu pasti udah laper bukan?" tanya Anisa pada putra kesayangannya, tanpa ia sadari bahwa dia telah mengabaikan putri kecilnya saat ini.
Kasih adalah gadis kecil yang ceria pada awalnya, namun sejak ia dituduh sang kakak mengambil uang mamanya dengan jumlah yang lumayan besar. Sejak saat itu dia diabaikan di dalam keluarganya sendiri.
Hanya hal sepele bukan? Tapi yang sebenarnya terjadi, pasangan suami istri itu tidak pernah mengharapkan kelahiran anak perempuannya. Karena menurut mereka sejak kelahiran gadis itu, beberapa usaha yang mereka geluti mendadak sepi pengunjung dan bangkrut.
Karena itulah Kasih tidak pernah dianggap di keluarganya sendiri.
Enam tahun kemudian.
Gadis kecil yang malang itu telah tumbuh menjadi gadis remaja yang sangat cantik, pintar dan berprestasi. Siapa sangka kepintarannya mampu membawanya ke Olimpiade tingkat nasional, dia berhasil membawa pulang piala kejuaraan dengan sangat bangga.
"Congratulations Kasih," ucap beberapa teman Kasih.
"Thanks guys," balas Kasih dengan sebuah senyuman.
"Btw lo mau ngerayain kemenangan lo kemana nih?" tanya salah satu temannya.
"Ngerayain apa? Enggk, palingan gw di rumah aja," balas Kasih pasrah.
Karena ya, memang benar, Kasih memang nggak pernah melakukan perayaan apapun dalam hidupnya. Baik dari kemenangannya, prestasi, bahkan ulang tahunnya sendiri.
Bagi kedua orang tuanya, mereka tidak perlu melakukan perayaan apapun untuk anak pembawa sial itu.
Sesampainya di rumah, Kasih langsung berjalan untuk masuk ke dalam kamarnya. Namun tiba-tiba.
"Lihat pah, anak sialan itu. Dia mau membanggakan pialanya," ledek Anisa pada suaminya. Sambil melihat sinis ke arah putrinya itu.
"Nggak kok mah, Kasih nggak mau mamerin apapun ke mamah," balas Kasih sopan dan langsung berlari memasuki kamarnya.
"Ch, anak itu benar-benar membuatku muak, kenapa ya pah. Waktu dia bayi dulu nggak kita tinggalin aja di rumah sakit?" kesal Anisa pada Roy, suaminya itu.
"Mah, bukannya waktu itu mama kamu yang membawa dia, papah sendiri aja sudah ingin meninggalkannya saat itu," balas Roy pada istrinya.
Tampaknya, mereka memang tidak ingin. Kalau Kasih hidup bersama mereka. Bahkan mereka berniat ingin meninggalkan Kasih di RS saat dia masih bayi, namun untung sang nenek membawanya pulang saat itu.
Tapi bagaimana keadaan Kasih? Bagaimana reaksinya jika dia tahu kalau dia memang ingin benar-benar dibuang oleh orang tuanya? Mungkin dia akan berakhir di panti asuhan, dan mungkin saja kehidupannya akan jauh lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
KASIH (SELESAI) ✔️
Ficção Científica⚠️FOLLOW DULU SEBELUM BACA⚠️ -COMPLETED- GADIS 17 TAHUN MENGAKHIRI HIDUPNYA, KARENA DILECEHKAN OLEH 4 ORANG PRIA YANG CUKUP IA KENAL "Dasar anak nggak tau diri, beraninya kau membuat kami malu!" tindas Anisa pada putri malangnya itu. "Heh, siapa g...