{1} Pekerjaan Baru

2.7K 98 7
                                    

Masih sama, suasana hari ini cukup merepotkan.

Ponsel berdering.

"Aaaaahhhhh berisik sekali !!!!", teriak seorang gadis di kamarnya.

Gadis itu kemudian melihat ponselnya.

"Neji ?, kenapa dia terus menggangguku ?, padahal urusanku dengannya sudah selesai", Hinata memilih mengabaikan ponselnya, dan meredam suara bunyi ponsel dengan menyembunyikan kepalanya di bawah bantal.

Sudah lebih dari 10 menit Hinata menyembunyikan kepalanya di bawah bantal, tapi ponselnya masih terus berdering sampai saat ini.

Menyebalkan sekali.

Hinata mengubah posisi rebahannya menjadi duduk di atas ranjang.

"YAAAA !!!!, kau harus berhenti menggangguku !", teriakan Hinata menjadi salam pembuka saat ia menjawab panggilan telepon.

Bukannya marah, justru Hinata mendengar suara tawa seseorang di ujung sana.

Kenapa Neji tertawa ?, apa lelaki itu sudah gila ?, pikir Hinata.

"Hinata sayang, aku ingin hari ini kita bertemu, aku merindukanmu cantik, bisa ya ?", terdengar nada suara memohon dari Neji.

Hinata mengambil nafas dalam, kenapa suara Neji begitu lembut ?, padahal Hinata sudah bersikap tidak sopan, tapi lelaki itu sepertinya biasa saja.

"Sial, kenapa selalu seperti ini ?", gerutu Hinata di dalam hati.

"Kenapa diam saja Hinata sayang ?, ayo kita bertemu", Neji kembali memohon.

"Maaf Neji, aku tidak bisa, jangan ganggu aku lagi, selamat tinggal".

Hinata langsung menutup sambungan telepon begitu saja, Hinata tidak ingin berurusan dengan orang kaya, itu pasti akan menyulitkan dirinya sendiri suatu hari nanti.

Jadi prinsip Hinata, jika pekerjaannya sudah selesai, maka ia benar-benar tidak ingin berurusan apapun dengan seseorang yang menyewanya.

"Kenapa aku harus selalu berurusan dengan para lelaki tampan !!!", Hinata berteriak sambil merebahkan dirinya di atas ranjang.

Tok Tok Tok

"Hey gadis gila, jangan berteriak di pagi hari, apa kau ingin menghancurkan gedung kos ini dengan suaramu !!!?", teriak penghuni kos yang lain di balik pintu kamar kos Hinata.

"Sial" gerutu Hinata di dalam kamarnya.

"Pekerjaan sialan, tapi jika aku tidak melakukan pekerjaan ini, aku tidak memiliki uang, lalu aku tidak bisa makan, lalu aku akan menjadi gelandangan, kemudian aku akan .... mati, tidak tidak tidak !!! ", Hinata memukul bibirnya berulang kali.

Bayangan Hinata terlalu jauh, dan itu sangat mengerikan.

Baiklah, Hinata janji, ia akan mencintai pekerjaannya dengan sepenuh hati.

"Apa aku memang secantik itu ?", Hinata berdiri di depan cermin kecil yang hanya memantulkan wajahnya.

Hinata memang cantik, tapi kecantikannya terkadang cukup merepotkan, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.

Karena kecantikannya pula, dulu banyak sekali gadis-gadis yang membencinya. Padahal itu bukan salah Hinata kan jika ia terlahir menjadi perempuan yang cantik ?.

"Terima kasih ibu, terima kasih ayah, kalian berdua telah melahirkan diriku dengan wajah yang bagus, aku mencintai kalian, sungguh, maaf jika putrimu ini justru memanfaatkannya, tapi putrimu benar-benar membutuhkan uang, supaya putrimu hidup dengan baik", Hinata tersenyum menatap pantulan wajahnya di cermin.

COUPLE (SASUHINA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang