{16} Terikat

439 51 10
                                    


"Hinataaaa", seorang gadis melambai-lambai dengan senyuman manisnya sambil terus berjalan mendekati Hinata.

Mereka berdua berpelukan, pelukan rindu antara dua orang sahabat. Gadis itu adalah Ino.

"Aku merindukanmu Hinata".

"Aku juga Ino".

Mereka berdua membuat janji makan siang bersama hari ini, di sebuah restoran daging panggang, mereka sudah hampir tidak bertemu selama 2 pekan. Waktu yang cukup lama bagi mereka, karena sebelum Ino sibuk dengan persiapan pernikahannya dan Hinata sibuk dengan pekerjaannya, biasanya mereka berdua selalu bertemu setiap hari.

"Persiapan pernikahanmu sudah sejauh mana Ino ?".

"Sebentar lagi selesai, rencananya 3 hari lagi aku akan mencoba gaun pernikahanku, kau mau ikut Hinata ?".

"Apa boleh ?".

"Tentu Hinata, tapi dengan syarat, jangan pukuli Sai ya".

Keduanya tertawa bersama, mereka memang dua sahabat yang selalu sefrekuensi.

Dari kejauhan seorang lelaki tersenyum menuju meja makan kedua gadis itu.

"Boleh bergabung ?".

"Eh sayang, kau kenapa kemari, kenapa tidak menghubungiku dulu kalo mau kemari ?", ekspresi Ino sangat canggung, karena Ino tau Hinata tidak suka dengan Sai, karena skandal perselingkuhannya.

Sai menatap Ino sambil tersenyum, tangannya menyentuh lembut rambut Ino.

"Aku merindukanmu". Wajah Ino seketika merah seperti kepiting rebus. Ino sedikit memukul manja Sai karena salah tingkah. Hinata yang mendapati pemandangan dua sejoli yang terlalu lengket ini hanya diam, Hinata tidak tertarik.

Sai ikut duduk di samping Ino. Mereka berdua saling menggenggam tangan satu sama lain, seolah menunjukkan keseriusannya didepan Hinata.

"Restui kami Hinata, aku tau kau tidak menyukaiku, tapi kau sahabat terbaik Ino, aku berjanji tidak akan menyakiti Ino lagi".

"Buktikan kalau begitu", Hinata hanya menanggapi Sai dengan datar.

Sai mengangguk tanda ia berjanji, Ino menangis karena hal ini. Ino teringat kejadian saat Hinata tahu Sai berselingkuh dengan perempuan lain, Hinata datang menemui Sai, Hinata mengumpat dan menampar wajah tampannya itu. Kejadian itu pula yang menyadarkan Sai, bahwa sebenarnya ia telah lama jatuh cinta pada Ino.

Sai mencoba menenangkan Ino dengan memeluknya, supaya gadisnya berhenti menangis.

"Hinata, sebenarnya selain aku datang untuk meminta restu padamu, ada hal yang harus aku katakan padamu", Hinata menaikkan sebelah alisnya menanggapi perkataan Sai.

"Kau harus berhati-hati Hinata".

"Apa maksudmu sayang ?", Ino sangat penasaran.

"Hinata, kau sepertinya berurusan dengan seseorang yang salah kali ini, kudengar kau bekerja dengan Naruto dan Sasuke, jika benar kau harus berhati-hati Hinata".

"Sa .. sayang k .. kau tahu pekerjaan Hinata ?", suara Ino sedikit gemetar.

"Hem". Sai mengangguk, Sai memang sudah mengetahui pekerjaan Hinata sejak lama saat ia baru dekat dengan Ino, semua ini terungkap karena ketidaksengajaan, ia membaca chat antara Ino dan Hinata.

Hinata terlihat santai, seolah perkataan Sai seperti angin lalu.

"Percayalah padaku Hinata, aku tidak berbohong, aku mendengar ini dari Shion, ia menanyakan tentang kedekatanmu dan Ino, kemudian dia juga menceritakan bahwa ada beberapa gadis yang tidak menyukaimu".

COUPLE (SASUHINA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang