03. The scar within

62 4 5
                                    

"Aleaaaaaaa" Teriak Ate melihat gadis kecil itu dengan langkah terseok seok mengejar ayam ayam kate peliharaan Soewito....

"Santai Aja Amang... Jatuh di rumput gak sakit kok.... " Ujar Ben mentertawakan Ate yang dengan heboh mengejar bocah lincah yang kini berlari ke arah kolam Lele...

"Bantu dikit would you...? " Cebik Ate yang kini menggendong anak perempuan cengengesan yang bergerak gerak aktif di dalam pelukan si tampan

"Alea mau sama Tulang...? " Tawar Ben membuka pelukannya.... Si bocah tertawa kegirangan dan memberontak dari pelukan Ate yang dengan masam membiarkan bocah itu masuk ke gendongan si pria paruh baya

"Tulang... Enak aja... Opung.... " Cebik si muda yang membetulkan letak kacamatanya....

"Dia anak Margareth... Bukan anakmu... Lagi pula i'm your lover.... Om yang pacar papanya... " Cengir laki laki yang masih mempesona walau rambutnya sudah banyak ditumbuhi uban putih....

Ate sejenak terdiam kemudian mengkertakkan pinggangnya... "Hati hati ngomong... Nanti Alea ngikutin... Udah siap jadi lawyer terkenal yang openly gay? " Cibir Ate lagi...

"Let's go.... Kemana kita? Lyon? Edinburgh? London...? Aku siap menjadi Benjamin Simangunsong -Nasution.... Kapan saja... " Ujar laki laki gagah itu sementara alea menyentuh pipi berbintik bintik rambut itu sambil tertawa tawa....

Ate hanya tersenyum singkat kemudian membawa cucian cucian kering ke dalam rumah.... Ben terdiam melihat punggung pria tegap itu

"Alea.... Tentu saja... " Senyumnya masam sambil menepuk nepuk Pipi bocah dalam gendongannya

".... Saja...? " Ulang Alea cadel

Ben tersenyum "Namamu Alea... Karena papa masih tergila gila sama Om Ale mu... Nggak... Kau menyebutnya Papa le kan? "

"Gila...? papa Le? " Ulang Alea lagi

"Yeah.... Papa Le mu membuat Opung Gila nak" Lirih laki laki itu dengan senyum pedih

***********
rayakan di restoran Sunda biasanya ya? " Ujar Soewito sumringah.... Ate sejenak berpandangan dengan Margareth... Hari itu adalah hari Margareth terjadwal untuk memeriksa kandungannya... Dan mereka baru saja menutup Deal untuk hajatan besar Danramil yang akan menikahkan anaknya

"A... Aku sama Kak Margie ada urusan Pak... Nanti kami beli take away dan kita makan di rumah saja ya? " Tolak Ate Halus.... Pak Wito sesaat manyun

"Emang ada urusan apaan sih?" Ujarnya kesal

Ate dan Margie kembali berpandangan "biasalah anak muda... Pengen tauuu aja... " Timpal Margie kemudian

"Gitu kan... Ate udah balik Bapaknya di pinggirin kayak sayur sisa" Cibir Pak Wito

"Ya gak gituuu... Hanya aja ini penting buat EO kita.... " Lanjut Margareth

"Nah apalagi itu... Kalian kemana... ? Mau ngapain? Bapak kan juga pegang saham tiga puluh persen... Perlu tau" Cecar pak Wito lagi

Ate menarik napas panjang "BUMN... Lantai dua belas... Acnya dingin.... Nanti bapak masuk angin... Di Ciganjur aku harus ngerok kakek kakek... Di Laladon aku harus ngerok kakek kakek... Kasihani sedikit anak pungutmu ini Bapak... " Ujar Ate seraya mengangkat satu alisnya memandangi Margie... Perempuan itu memukulnya lembut dan tertawa tertahan

"Bapak seringkih itu? Ujar Soewito

Ate dan Margareth dengan Kompak menjawab "Yes...... "

"Ringkih dan Mudah masuk angin? " Lanjut Pria yang lebih tua dengan dahi mengerenyit

"Most definitely" Timpal Margareth lagi

Pria Pohon dan Matahari yang terburu buru : Ayat 3Where stories live. Discover now