21. Predator

27 4 5
                                    

"Bersemangat sekali... " Lirih Ditto memandangi Ale yang masih sibuk bertelepon di tepi Pantai... Setelah perbincangan dengan Ale, pak Drajat dan Luther, Ditto membawa mereka semua ke Villanya di daerah Sanur untuk sejenak beristirahat...

"Kamu baru lihat dia kan pak Askara... " Senyum Drajat memandangi si mungil yang masih dengan serius melakukan panggilan

"Dia? " Ujar Ditto meminum teh nya

"Energinya gak abis abis... Dia gak selalu jadi yang paling pintar dan paling kuat... Tapi dia selalu jadi yang berusaha paling keras... " Lanjut Drajat menjelaskan....

"Dimana Pak Drajat mengenalnya? " Tanya si Pria tampan itu kemudian.... Matanya masih mengawasi Allegro

"Dia teman baik anakku... Kenal saat dompetnya di copet di Sosrowijayan.... Dan ternyata dia adik kelasku di Fisipol ugm... Sama sama Hubungan Internasional... " Ujar Si Tua kemudian...

"Teman baik? " Cecar Ditto

"Frekwensi mereka sama.....ale ikut jati ngeguide ketika uang mereka cukup mereka membuat warung mie bersama...selain itu mereka juga mengelola rumah singgah dan Hostel.... " Jelas Drajat lagi

Ditto berdecak "dengan kerjasama se kompleks itu... Mustahil sekali mereka hanya teman baik... " Ujarnya kemudian....

"Mereka itu soulmate... Sahabat... Saling melengkapi... Jati tenang ale berapi api.... Simphony yang harmonis walau gerakan masing masing berbeda...." Ujar Drajat seraya memandang menerawang... Sedikit teringat bagaimana dia mengabaikan Jati dan Allegro yang satu satunya membuat pemuda tampan itu merasa... Lengkap....

"Kenapa? " Ucap Ditto bingung

Drajat memandanginya dengan pandangan lelah.... "Aku gak sempat memberikan Jati adik dan semesta memberikan Allegro untuknya" Jawabnya pedih....

"And that Pascal Boy? " Lanjut Ditto...

Drajat tersenyum " Diantar ke pintuku di Lisbon 1999....aku membesarkannya hingga 2006 ...hasil One Night stand yang tak sengaja kelepasan.... " Jelasnya kemudian...

"Bapak tidak belajar.... " Lirih Ditto

"Apa yang seharusnya kupelajari Dit? Pak Askara? " Pedih laki laki tua itu...

"Bapak bukan horny.... Bapak kesepian" Lanjut si muda seraya meneguk tehnya

Drajat memandangi Ditto dan mencoba tersenyum kemudian mengangkat cangkir tehnya... Angin sepoi melanda beranda itu meniup rambut abu abunya berkibaran

"Mungkin saja Dit.... Mungkin saja... " Ujarnya lirih

***********
"Foto bugil Nad, yang benar Aja... " Kesal Allegro dalam sambungan telepon.... Perempuan di Ujung sana terdiam sejenak

"Mereka dapet ikan gede Le.... Ini perusahaan yang dapet le... Dan gue gak bisa apa apa.... " Timpal Nadia mencoba memberi alasan  ..

"Lo perempuan... Dan bukankah kalian seharusnya saling support menghadapi bangsat bangsat patriarkis ini? " Lanjut Ale dengan Amarah...

"Well saat ini kami berseberangan le.... I can't helped it.... Walau ini terdengar jahat.... Ini bagus untuk karir gue.... " Ucap Nadia kemudian
... Ale hanya terdiam mendengarnya... Sesaat dibenarkannya rambutnya yang tertiup angin

"Ayolah Le... Lo janji mau keep up sama gue... Ini bukan masalah kan Le? Ini tantangan? Biar lo tetap tajam...? " Lanjut Nadia mencoba berlogika

Ale sedikit terkekeh "lo emang ahlinya persuasi Nad... Dan bangsatnya gue selalu terpengaruh.. " Lanjutnya hangat..

"Ini bagus buat lo le... Buat kita... Ayolah... Gue tantang lo... Dan elo pasti bisa kalahin gue... Kalahin Dimitri... " Ujar Nadia membujuk Ale...

"Lo yakin Nad...? " Ale memandang kosong ke tengah lautan yang sedang berombak teduh terpecah karang dan berdebur pecah di pantai berpasir putih itu

Pria Pohon dan Matahari yang terburu buru : Ayat 3Where stories live. Discover now