26.the conclusion

23 4 2
                                    

"Kalo mereka mau bawa ke penegak hukum aku gak takut.... Itu bukan salahmu.... Itu salah mereka yang menghalalkan segala cara untuk menjatuhkanmu" Ujar Drajat sore itu di ruang kerja Suci sementara para pemuda yang membantu mereka masih asyik ngobrol di ruang tamu

"Dan itu bukan salahmu mas.... Itu salah si penyanyi orkes murahan yang membiarkan dirinya difoto bugil oleh fotografer cabul demi mendapatkannya satu minggu dua minggu kost an gratisan ..... " Kesal Suci kemudian...

Drajat terdiam "kalau aku menjagamu.... Semua itu gak akan terjadi kan? " Lirih Drajat memandangi Suci

"Saat itu kau bukan siapa siapa.... Kita bukan siapa siapa.... Diplomat miskin yang baru saja kehilangan Istrinya dan perempuan kampung yang mau mengejar cita cita di dunia tarik suara... Kita hanya ada untuk saling menemani.... Saling tidak merasa sendirian..... " Timpal Suci memandangi Drajat yang terdiam patah hati....

"Aku berharap aku lebih berusaha... " Lirih Drajat.....

Suci terkekeh "kau gak beri aku hatimu mas... Tapi kau beri aku dunia.... Link darimu membawaku pada pengusaha... Politisi.... A fucking general.... Aku gak ngerasa ini prestasi... Tapi kamu membawaku sampai kesini mas.... " Ujarnya seraya meremas jari jemari Drajat

"Marry me Ci..... Aku temani kau melawan Dunia" Ujar Drajat Khidmat.....

Suci terperangah mendengar kata kata Drajat... Sama sekali tidak menyangka bahwa sang playboy akhirnya mau berlabuh.... Terlebih lagi... Sang Playboy mau berlabuh di dermaganya....

"Tapi mas... Kau gak pikir ini mudah kan? ... Terkait kasus itu kita bisa jadi tersangka kapan saja.... Aku gak mau nikahin kamu hanya supaya aku terhindar dari hukum.... " Lirih Suci dengan Mata berkaca kaca....

"Aku sudah terlalu lama lari ci.... Aku mau bantu kamu menghadapi ini semua.... Demi kamu.... Demi kita..... " Serius Drajat yang menggenggam tangan Suci lebih Erat.... Sejenak mereka terdiam.....

**********

"Matahari sudah tidur, kenapa malam sekali?" ujar Abah membuka pintu rumahnya di kawasan Bintaro itu ....Nadia tersenyum lelah...

"Kondisi Sejuk menurun.... Aku ke rumah sakit menenangkan Satrio... Lalu langsung ke sini.... " Ujarnya mengikuti langkah Abah menuju kamar si kecil.... Tepat ketika umi menyambut mereka di ruang keluarga....

Nadia sedikit tersenyum melihat foto keluarga Abah.... Tiga laki laki dan satu perempuan.... Umi yang duduk di tengah dengan kebaya tampak sumringah dengan Dimas dan Tama yang Mengapitnya dan abah yang berdiri di belakangnya, ketiganya dengan beskap jawa.... Saat Itu Dimas baru akan masuk SMA dan Tama kelas dua....

"Matahari amat mirip dengan Dimas... Termasuk amarahnya.... " Senyum Umi seraya mengelus rambut Nadia....

Si perempuan Muda tersenyum manis "anaknya sedikit kaget Umi... Izin tolong berikan dia kesempatan... Bagaimanapun dia seumur hidup diurus Jati dan Ale..... " Lirih Nadia kemudian

"Lebih cepat lebih baik..... Umi gak mau Matahari berlarut-larut sama mereka.... " Lirihnya seraya menuntun Nadia ke kursi di Meja makan....

Abah datang dengan Muka masam dan membawa nampan berisi Teko yang mengepul hangat dan cangkir cangkir pualam berwarna hijau jade....

"Dan Umi tahu dan paham... Jati dan Ale gak bermaksud kaderisasi Matahari kan? " Ujarnya tajam... Dengan cekatan Abah menuang cairan keemasan itu ke cangkir cangkir di depan Nadia... Aroma Teh melati semerbak mengisi ruangan....

"Tapi anak itu meniru bah.... Umi gak mau Matahari mandang itu sebagai pilihan.... " Timpal perempuan yang lebih tua emosi

"Aku gak pernah lihat Gay sebagai pilihan.... Dan aku tetap jatuh cinta pada Panji" Kesal Abah Frustasi....

Pria Pohon dan Matahari yang terburu buru : Ayat 3Where stories live. Discover now